Pembunuhan Ferolin Djorebe
Hasil Autopsi Ferolin Djorebe & Rekonstruksi Pembunuhan: Korban Patah Tulang Leher Dicekik Suaminya
Polsek Matuari mengungkap hasil autopsi jasad Ferolin Sister Djorebe (36) yang dibunuh suaminya Merlonsias Masiani
Penulis: Finneke Wolajan | Editor: Aldi Ponge
Pihak perusahaan dan teman-teman korban bekerja pun melakukan komunikasi dengan orangtua mantu korban agar jenazah Ferolin diautopsi.
Ferolin memang memiliki jabatan diperusahaanya bekerja yakni kepala meja di perusahaan ikan.
"Kan yang menyetujui korban tak diautopsi suaminya. Kemudian dari perusahaan dan teman-teman bicara baik ke orangtua untuk autopsi, karena korban ini sering datang di mimpi. Awalnya ayahnya ini tak mau autopsi. Namun karena ngomong dengan polisi juga banyak kejanggalan, akhirnya ayahnya bersedia diautopsi," ujarnya.
Jasad Ferolin digali lalu diutopsi di RSUP Kandou Malalayang pada Sabtu (30/3/2019).
Awalnya memang kematian Ferolin dianggap bunuh diri, tapi orang dekat korban menemukan sejumlah kejanggalan.
Apalagi sehari pemakaman, tersangka sudah membawa pulang barang korban dari indekos ke kampunnya di Lirang.
"Padahal kan waktu itu ada garis polisi di lokasi. Polisi bilang bahwa kasus ini akan berlanjut, tapi suaminya itu langsung mengangkut barang-barang korban ke rumahnya di Lembeh," ujarnya
Polisi pun menemukan pembulu darah korban pecah. Selain itu, botol sampo pun dalam kondisi tertutup dan posisi korban meninggal.
"Posisinya aneh, karena duduk seperti itu. Baru dari keterangan polisi, tetangga juga mendengar sebelum kejadian, ada terjadi percekcokan," ujarnya
Kapolsek Matuari Kompol Ferry Manoppo mengatakan setelah mengumpulkan keterangan saksi dan mendapati lebih dari dua alat bukti, polisi akhirnya menetapkan Marlon, sebagai tersangka.
"Tim Tarsius Matuari menangkap tersangka Senin (1/4/2019) lalu di sebuah pabrik tempat ia bekerja. Tersangka telah kami tahan dan kasus ini tengah berproses untuk pelimpahan berkas ke kejaksaan," ujar Kapolsek
Penangkapan tersangka dilakukan setelah 26 hari penemuan mayat Ferolin.
Ferolin dan Marlon dikarunia dua anak perempuan.
Dua gadis ini tak hanya kehilangan mama, namun mereka juga harus berpisah dengan sang papa yang tentu saja harus mempertanggungjawabnya perbuatannya di balik terali besi.
Saat ini, si bungsu yang pertama kali menemukan jasad ibunya, tinggal di rumah opa dan oma dari papa (Marlon) di Pulau Lembeh, Bitung