Adik Prabowo: Keluarga Kami Beragam Agama Tak Mungkin Pro Khilafah
Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra sekaligus adik kandung capres nomor urut 02 Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra sekaligus adik kandung capres nomor urut 02 Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo menceritakan latar belakang agama keluarganya yang beragam. Hashim menceritakan hal tersebut dalam acara Vox Point Indonesia bertajuk "Isu Kebebasan Beragama Sepi di Panggung Pilpres" di Sekolah Santa Maria, Jakarta, Minggu (31/3).
Di hadapan Ketua Umum PSI Grace Natalie, Wakil Ketua TKN Johnny G Plate dan puluhan jamaah katolik dan nasrani, Hashim bercerita panjang lebar soal keberagaman agama di keluarganya untuk meyakinkan sang kakak tidak akan mendirikan negara khilafah atau negara Islam. Hashim memulai dengan kisah Prabowo yang lahir dari rahim Dora Marie Sigar, wanita asal Manado yang memeluk agama Kristen.
Sementara sang ayah adalah Prof. Dr. Soemitro Djojohadikoesoemo, seorang ekonom yang lima kali menjabat sebagai menteri di era Soekarno dan Soeharto. "Saya mau sampaikan karena banyak orang nasrani bingung dan bengong baru tahu Prabowo lahir dari seorang ibu kristiani, lahir dan meninggal sebagai seorang kristen," ujar Hashim.
"Kalau perlu jelaskan latar belakang kami, Prabowo adalah seorang haji, anak ketiga dari Rade Mas Soemitro, cucu dari Raden Mas Djojohadikusumo yang disebut founding founders RI adalah kakeknya Prabowo. Dia anggota BPUPKI, jadi komitmen jaga Pancasila sudah jelas," tambahnya.
Putra bungsu dari empat bersaudara itu meyakinkan Prabowo tidak akan mengkhianati keluarganya untuk mendirikan negara khilafah. Prabowo, menurut Hashim, berjanji untuk menjaga Pancasila sebagai dasar negara.
Apalagi dua dari paman, atau anak dari Raden Mas yang juga pendiri BNI 46 itu, gugur dalam peristiwa Pertempuran Lengkong: Kapten Anumerta pada 25 Januari 1946. "Dari yang dikatakan Prabowo semalam (saat debat capres), Pancasila akan dipertahankan dengan jiwa raganya dan nyawanya. Keluarga kami sudah bayar dengan darah," ucapnya.
Hashim juga sempat membahas isu diskriminasi terhadap anggota gereja GKI Yasmin Bogor yang tak kunjung terselesaikan. Terlahir dari keluarga yang agamanya beragam, Hashim yakin Prabowo akan memperjuangkan hak rakyat untuk beragama dan berkeyakinan di Indonesia.
"Saya adalah pendukung utamanya, penyandang dana utamanya dan saya tidak mungkin mendukung kandidat capres cawapres mau dirikan negara khilafah," ujar pria pemeluk agama nasrani itu.
"Maka sekali lagi dikatakan tidak mungkin Prabowo mengkhianati eyang-eyang ibunya dan saya sebagai adik kandungnya. Dia sudah berpuluh tahun 5 kali hampir mati bela Pancasila," pungkasnya.
Menurut Hashim, sang kakak bahkan sanggup menepis tuduhan-tuduhan akan mendirikan negara Islam atau Khilafah jika terpilih menjadi presiden. "Yang penting bagi saya pak Prabowo mampu menjawab fitnah dan tuduhan-tuduhan kepada Prabowo-Sandi akan mendirikan negara Khilafah," ujar Hashim. Direktur Komunikasi dan Media Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno itu memastikan Prabowo tidak pro-khilafah, mengingat keduanya lahir dari rahim seorang nasrani. "Seorang yang lahir dari seorang Ibu, lahir kristen dan meninggal kristen, tidak mungkin pak Prabowo dan saya menghapus pancasila sebagai dasar negara" ucapnya.
Selain itu dia menegaskan, Prabowo akan mempertahankan Pancasila sebagai dasar negara. Menurutnya, capresnya itu sangat mencintai dan berjuang membela Pancasila sebagai mantan prajurit TNI.
"Sebagaimana yang pak Prabowo bilang dia dengan jiwa raganya darahnya sendiri nyawanya sendiri akan membela Pancasila sampai dipanggil Tuhan, jadi saya pikir itu yang penting," pungkasnya.
Sebelumnya, capres nomor urut 02 Prabowo Subianto menampik pernyataan dirinya pro-khilafah karena dirinya lahir dari seorang umat nasrani. "Seolah-olah saya membela khilafah. Ini tak masuk akal. Ibu saya seorang Nasrani. Saya lahir dari seorang Nasrani," ujar Prabowo.
"Saya dari umur 18 tahun telah mempertaruhkan nyawa saya untuk membela Pancasila. Nyawa saya, saya pertaruhkan," tegasnya.
Terpisah, Juru Kampanye Nasional (Jurkamnas) Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Rhoma Irama ikut hadir pada kampanye akbar di Gelora Delta Sidoarjo, Jawa Timur. Memberikan sambutan di atas panggung, Rhoma memberikan kriteria partai dan calon pemimpin yang dipilih dalam pemilu mendatang.