Tetty Sebut AJP Caleg Mandiri: Vicky-Sehan Andalkan Cristo-Amalia, Elly Dampingi Hillary
Hasil riset Forum Masyarakat Peduli Parlemen (Formappi) menunjukkan 930 calon legislatif (21 persen) untuk DPR RI dari kalangan milenial.
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO – Hasil riset Forum Masyarakat Peduli Parlemen (Formappi) menunjukkan 930 calon legislatif (21 persen) untuk DPR RI dari kalangan milenial. Mereka berusia antara 21-35 tahun. Terbanyak PSI 240 caleg, PPP 142 caleg dan Gerindra 98 caleg.
Di Sulawesi Utara, caleg milenial kerap dikaitan dengan lingkaran kekuasaan. Enam caleg gerenarasi muda adalah anak dari bupati dan wali kota (lihat grafis). Tentu bukan asal-asalan.
Seperti figur muda Adrian Jopie Paruntu atau AJP yang dijagokan Partai Golkar Sulut untuk merebut 1 kursi ke DPR RI, Senayan.
Christiany Eugenia Paruntu, ibu AJP, yang dikenal sebagai Bupati Minahasa Selatan paham betul karakter dari sang anak. "Dia anak yang baik dan mandiri, juga punya jiwa tak mudah menyerah," ujarnya, Selasa (19/3/2019) malam.
Bupati Kepulauan Talaud (terpilih) Elly Lasut, ayahanda dari Hillary Lasut, caleg DPR RI dari Partai Nasdem mengaku merasakan bakat politik anak semata wayangnya.
"Ia punya bakat politik yang luar biasa. Ini bicara jujur, bukan karena dia anak saya," kata Elly dalam perbincangan dengan tribunmanado.co.id di Peninsula Hotel Manado beberapa waktu lalu. Kata Elly, bakat politik yang ia rasakan terhadap Hillary adalah kemampuan melobi sang anak. Hillary terus membujuknya masuk Partai Nasdem.
"Ia terus bujuk saya masuk Nasdem, ia melakukannya dengan sangat cerdas," kata dia. Ungkap Elly, dirinya sempat terkejut ketika sang anak menyatakan ingin menekuni politik.
Ia bersama sang istri Telly Tjangkulung, mantan Bupati Minahasa Tenggara mati-matian membujuk.
"Tapi ia keras kepala namun bisa memberikan argumen yang masuk akal. Saya pun luluh," kata dia. Dari awalnya menolak, Elly kini mendukung mati-matian putrinya. Ia mengajarinya berbagai taktik politik, membantunya membentuk relawan.
"Saya bahkan mendampinginya," kata dia. Ia yakin sekali dengan peluang anaknya. "Saya optimistis dia bisa membuat kejutan," kata dia.
Wali Kota Manado, Vicky Lumentut mengaku tak khawatir dengan kiprah sang anak Cristo Lumentut yang maju sebagai caleg Partai Demokrat DPRD Sulut Dapil Manado. Diketahui, Vicky sudah berbaju Nasdem. Ia hengkang dari Demokrat pada pertengahan tahun lalu.
"Saya bilang ke dia, jadilah diri sendiri, jangan melekat pada orangtua," kata Vicky kepada tribunmanado.co.id beberapa waktu lalu.
Vicky mengaku mengajarkan pada anak-anaknya kemandirian.
Mengenai peluang sang anak, Vicky menjawab diplomatis.
"Semua orang punya berkat masing-masing, itu kemauannya jadi lanjutkan," kata dia.

Tiga anak dari Bupati Bolaang Mongondow Timur, Sehan Landjar ikut caleg dari Partai Amanat Nasional (PAN). Ketiganya terbilang masih muda, generasi milenial. Putra pertamanya, Fuad Landjar maju di DPRD Kabupaten Boltim Dapil I, Amalia Rahmadhan ke DPR RI Dapil Sulut dan Firhan Landjar ke DPRD Kabupaten Gorontalo.
"Saya tidak pernah memaksa dan meminta mereka, ikut berpolitik seperti saya," ujar Sehan, Selasa kemarin. Sehan mengaku hampir 37 tahun terjun di dunia politik, mulai dari anggota DPRD di Gorontalo hingga menjadi bupati dua periode di Boltim. Sebagai seorang politikus, tidak heran juga, ketiganya terjun ke dunia politik. Apalagi menjadi caleg.
Sejak kecil mereka selalu diberikan saran dan nasehat agar bertanggung jawab, menjalankan amanah, memperjuangkan amanah serta memperjuangkan dan peduli terhadap rakyat. Mungkin dengan motivasi itu, membuat ketiganya berani turun berpolitik. "Saya biarkan mereka untuk berjuang sendiri, tanpa menggunakan kekuasaan," ujar dia.
Khusus Amalia yang memutuskan ke DPR RI, kata Sehan, ia sempat kaget. Padahal dia sudah mendaftar di salah satu perguruan tinggi di Jawa untuk mengambil S2 (strata dua atau master). "Sehingga saya katakan silakan nak. Ini keputusanmu," ujar Ketua DPW PAN Sulut ini.
Tak juga yang tanpa embel-embel nama besar orangtua. Stevi Mait, caleg DPRD Manado dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI), kerap kali mendapat panggilan tiba -tiba dari warga.
Suatu waktu, panggilan datang dan ia terjebak di kemacetan.
Tak mau mengecewakan warga, ia hentikan mobil lalu
naik ojek.
Sesampai di rumah yang jadi tempat berkumpul warga, ia disambut puluhan warga dengan pandangan sinis. "Banyak yang bertanya inikah calegnya, namun saya berdoa Tuhan, jangan permalukan saya, pada akhirnya saya bisa menyampaikan visi dan misi dengan baik dan banyak sekali yang tertarik," kata dia. Blusukan memang jadi senjata caleg milenial ini. Setiap hari ia naik turun rumah warga.
"Saya membentuk sukarelawan di tiap kelurahan, saya blusukan dengan didampingi mereka. Saya tak pernah menggagas
pertemuan dengan warga, justru warga yang selalu memanggil saya," kata dia.