Ma’ruf Unggul 1-0 dari Sandiaga: Pamer Kartu Sakti dan KTP, Kubu 02 Sulut Klaim Menang
Sebulan lagi atau 30 hari jelang pencoblosan Pilpres 2019, calon presiden nomor urut 01 Ma'ruf Amin dan cawapres nomor urut 02
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Sebulan lagi atau 30 hari jelang pencoblosan Pilpres 2019, calon presiden nomor urut 01 Ma'ruf Amin dan cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno bertemu di panggung debat cawapres yang mengambil tema pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, sosial, dan kebudayaan. Debat di The Sultan Hotel ini disiarkan secara langsung, Minggu (17/3/2019), seakan menjadi ajang pamer kartu.
Ma'ruf memamerkan program tiga kartu sakti untuk kesejahteraan masyarakat. Tiga kartu tersebut adalah kartu untuk kuliah, kartu sembako murah, dan kartu pra-kerja. "Kami akan keluarkan tiga kartu. Kartu kuliah, kartu sembako murah, kartu pra-kerja, ini kartu yang akan kami keluarkan," ungkap Ma'ruf. Tiga kartu tersebut menurutnya dapat digunakan untuk berkuliah, berbelanja kebutuhan dengan murah dan modal untuk mendapatkan pekerjaan.
"Itu untuk apa? Supaya anak miskin bisa kuliah, supaya ibu-ibu bisa belanja murah, supaya ada modal untuk mendapatkan kerja," ungkap Ma'ruf.
Menurutnya pemerintahannya pun akan menyiapkan tempat latihan kerja yang khusus dan gratis. Serta dapat membangun akhlak yang mulia. "Karena pemerintah telah menyiapkan tempat latihan secara khusus dan gratis, dan harus dibangun akhlak mulia juga," sebut Ma'ruf.
Sedangkan Sandiaga menegaskan, tidak akan mengeluarkan program berbasis kartu apabila terpilih menjadi presiden dan wakil presiden 2019-2024. "Untuk semua layanan pemerintah, kita tidak ingin merepotkan negara, memberatkan negara dengan kartu-kartu lain," ujar Sandiaga dalam debat ketiga Pilpres 2019 di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/3/2019).
Prabowo-Sandiaga akan mengandalkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) sebagai medium seluruh rakyat Indonesia mendapatkan program-program pemerintah, semisal pelayanan pendidikan, kesehatan, rumah siap kerja, program Keluarga Harapan Plus dan lain-lain. Sebab, KTP yang digunakan oleh seluruh warga Indonesia saat ini sudah dilengkapi dengan chip yang memungkinkan disinergiskan dengan program-program pemerintah. "Ini super canggih. Ini akan menjadi kartu kami," ujar Sandiaga.
Lucky Senduk, Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) PDIP Sulut menilai Ma'ruf menunjukkan ketokohannya. Programnya lebih realistis.
"Misalnya soal kartu-kartu. Ini melanjutkan kartu-kartu program Jokowi yang sudah berhasil. Itu seperti kartu Indonesia Pintar. Juga ada JKN," katanya.
Dari hasil debat, ia juga menemukan Ma'ruf benar-benar bersatu dengan Jokowi. Programnya seia sekata dengan Jokowi.
"Tidak kelihatan sendiri-sendiri. Program Capres tidak kelihatan berbeda dengan cawapres," katanya. Ia mengatakan Ma'ruf merupakan pemimpin berkualitas. Ma'ruf pemimpin yang pengalaman. "Ia menunjukkan diri sebagai mantan anggota DPR, dan sebagai ketua MUI. Ia menujukkan dirinya sebagai pemimpin," ujarnya.
Kubu Prabowo-Sandiaga Sulawesi Utara yakin penampilan Sandi bisa pengaruhi swing voters. Ketua Tidar Sulut Syarif Darea menilai Sandiaga menang telak dalam debat. "Pak Sandiaga jauh lebih unggul, ia menguasai materi, cerdas, punya konsep jelas serta cara penyampaiannya sangat elegan," kata dia.
Sedang penampilan Ma’ruf, dinilainya agak kaku serta konsep yang ditawarkannya mengambang. Darea hakul yakin penampilan gemilang Sandiaga akan menarik banyak swing voters ke kubu Prabowo.
"Saya yakin warga yang belum punya pilihan akan menjatuhkan pilihan ke kubu Prabowo - Sandiaga setelah menyaksikan penampilan gemilang pak Sandiaga," kata dia.
Ungkap Darea, konsep pendidikan yang ditawarkan Sandiaga benar menyentuh akar masalah. "Masalahnya adalah koneksi antara dunia pendidikan dan dunia usaha, juga masalah tenaga pendidik dimana guru honorer masih jauh dari sejahtera, pak Sandi mengemukakan masalah dan solusinya," kata dia.
Di bidang tenaga kerja, beber dia, solusi Sandiaga sangat jitu yakni menciptakan pengusaha baru. Sebut dia, hal itu sudah digagas Sandiaga melalui program Ok Oce. "Di bidang kesehatan, Pak Sandi punya solusi preventif yakni program olahraga 20 menit serta solutif yakni perbaikan layanan BPJS," ujar dia.
Dikatakan Syarif, janji Sandiaga menjaga pluralisme dengan mengembangkan kebudayaan, sangat cerdas karena mengaitkannya
dengan ekonomi kreatif. "Pak Sandi melihatnya dalam konteks budaya dan ekonomi," kata dia.
Sekretaris DPD Partai Gerindra Sulut Melky Suawa menyatakan, Sandiaga tampil dengan konsep yang baru, segar serta kongkrit. "Rakyat beroleh paparan masalah dan solusinya," kata dia. Melky yakin banyak warga yang jatuh cinta dengan penampilan Sandiaga hingga menetapkan hati memilih Prabowo Sandiaga dalam Pilpres nanti. "Pak Sandiaga mampu memikat milenial, emak emak, ia menawarkan optimisme," kata dia.
Pengamat politik dari Charta Politika Yunarto Wijaya menilai Ma'ruf memiliki efek kejut saat menyampaikan visi dan misinya di sesi pertama debat cawapres. Hal itu, menurutnya, membuat Ma'ruf unggul atas lawannya, Sandiaga.
"Sebetulnya dua-duanya menunjukkan persiapan yang cukup matang karena ketika berbicara betul-betul kalimat terakhir itu sampai detik terakhir itu, misalnya itu terlihat sekali sudah melalui latihan yang cukup matang, sehingga waktunya pun pas," ujar Yunarto.
Meski kedua cawapres memiliki penampilan yang baik dalam menyampaikan visi dan misi, menurutnya, Ma'ruf lebih memiliki efek kejut. "Yang lebih memiliki efek kejut itu Kiai Ma'ruf, karena memang ekspektasi yang tidak terlalu tinggi kepada Kiai Ma'ruf, tetapi artikulatif sekali, jauh berbeda seperti apa yang ditampilkan di debat pertama," katanya.
Yunarto melanjutkan, saat menyampaikan visi dan misi, Ma'ruf memiliki intonasi yang memang terlihat seperti layaknya politikus senior dalam menyampaikan pidatonya. Hal ini dilengkapi dengan beberapa kalimat yang menunjukkan bahwa Ma'ruf sebagai sosok ulama.
"Dengan latar belakang beliau sebagai ulama, dengan beberapa kalimat yang memang hanya bisa dikeluarkan oleh ulama. Tadi ada hadis, itu menurut saya efek kejut yang tidak dimiliki oleh Sandi. Walaupun untuk pembukaan Sandi juga cukup stabil, tapi untuk masuk ke narasi yang memang memiliki daya elektoral seperti ketika dia berbicara BPJS, tetapi efek kejut inilah yang membuat Kiai Ma'ruf unggul 1-0 di awal, karena ada unsur kaget," imbuhnya.
"Gaya berbicaranya (Ma'ruf) tadi seperti betul-betul orang yang seperti berpidato politik, efek kejut tadi yang menurut saya membuat sebagian orang underestimate atau memiliki ekspektasi rendah kemudian melihat Kiai Ma'ruf sebagai sosok yang berbeda," lanjutnya.
Berdebat Lebih 2 Jam
DEBAT berlangsung cukup panas. Selama 2 jam lebih, Ma'ruf Amin dan Sandiaga Uno saling adu argumentasi dan data. Berikut catatannya.