Tahukah Kamu, Mengapa Pria Pendek Lebih Pemarah daripada yang Bertubuh Tinggi?
Rata-rata orang Indonesia memiliki tinggi badan untuk pria 159 cm dan wanita 150 cm.
Tahukah Kamu, Mengapa Pria Pendek Lebih Pemarah daripada yang Bertubuh Tinggi?
TRIBUNMANADO.CO.ID,MANADO - Rata-rata orang Indonesia memiliki tinggi badan untuk pria 159 cm dan wanita 150 cm. Sedangkan untuk tinggi rata-rata pria di seluruh dunia adalah 183 cm.
Sebenarnya, tak ada masalah mengenai tinggi badan seseorang. Namun, sebuah studi terbaru menemukan bahwa ada arti dari tinggi badan seseorang, khususnya pria.
Baca: Viral Video Seorang Pria Sebarkan Hoax, Sebut Jokowi-Amin Godok Undang-Undang Pelegalan Perzinahan
Baca: Pernah Depresi dan Sempat Ingin Bunuh Diri, Waria Ini Beroleh Kedamaian dari Menulis
Sebuah studi baru-baru ini mengklaim bahwa pria yang pendek lebih agresif daripada teman-teman mereka yang memiliki tubuh lebih tinggi.
Menurut sebuah studi baru yang dilakukan oleh para ilmuwan di Pusat Pengendalian Penyakit di Atlanta, Georgia, orang yang lebih pendek cenderung lebih pemarah dan lebih ganas daripada orang bertubuh tinggi.
Dilansir dari Bright Side, para ilmuwan mengamati 600 pria, berusia antara 18 dan 50 tahun.
Studi itu menemukan bahwa mereka yang merasa kurang maskulin 3 kali lebih mungkin melakukan serangan kekerasan atau tindakan kriminal.
Para ilmuwan mengatakan ini adalah hasil dari 'stres perbedaan pria' yang menyebabkan mereka menjadi lebih agresif.
Baca: Kumpulan Koin Emas dan Perunggu Ditemukan Warga Malang, Diduga Peninggalan Kerajaan Majapahit
Baca: Akan Dihadiri 2.000 Peserta dari 14 Negara, Bali Terpilih Menjadi Tuan Rumah Simposium Internasional
Sindrom Napoleon Kompleks
Karena stereotip sosial, salah satu hal yang membuat pria merasa kurang maskulin adalah ketika mereka merasa bahwa tinggi badan mereka lebih pendek daripada tinggi rata-rata.
Sehingga pria yang lebih pendek bertindak lebih agresif. Hal ini dilakukan untuk menebus kekurangan tinggi badan mereka. Sindrom ini dikenal sebagai 'Napoleon Kompleks'.
Ini pertama kali diidentifikasi pada tahun 1926 oleh psikoanalisis Austria, Alfred Adler.
Pada tahun 2018, psikolog evolusi Mark van Vugt dan tim peneliti di Vrije Universiteit Amsterdam menemukan bukti 'Napoleon kompleks' pada pria.
Mereka sampai pada kesimpulan bahwa pria yang bertubuh pendek lebih bersikap agresif dalam interaksi dengan pria yang lebih tinggi.
Menurut pada ahli, orang yang lebih pendek punya kerentanan perasaan yang lebih kuat dan tingkat paranoia yang lebih tinggi.
Namun, sangat mungkin bahwa studi itu sendiri termasuk kelompok uji yang terlalu kecil untuk memprediksi korelasi yang benar antara tinggi dan melakukan serangan.
Dan ada beberapa studi lain yang mengarah pada temuan yang bertentangan juga.
Pada tahun 2007, studi oleh University of Central Lancashire menunjukkan bahwa 'Napoleon kompleks' kemungkinan besar adalah mitos.
Studi ini menemukan bahwa pria pendek lebih kecil kemungkinannya untuk kehilangan kesabaran dibandingkan dengan tinggi pria rata-rata.
Selama percobaan, subjek diharuskan berduel satu sama lain dan detak jantung mereka dipantau.
Baca: Febiyola Supith, Ibu Tangguh yang Kerja hingga 18 Jam Sehari
Baca: Selamat Berkat Celana Jeans Miliknya, Begini Caranya Bertahan selama 4 Jam di Laut Selandia Baru
Monitor jantung mengungkapkan bahwa pria yang bertubuh lebih tinggi lebih cenderung kehilangan kesabaran dan membalas.
Sedangkan studi Pertumbuhan Wessex yang dilakukan di Inggris, yang memantau perkembangan prikologis anak-anak sejak mereka memasuki usia sekolah hingga dewasa, menemukan bahwa "tidak ada perbedaan signifikan dalam fungsi kepribadian atau aspek kehidupan sehari-hari yang dapat dikaitkan dengan tinggi badan." (Tatik Ariyani/Intisari)