Karni Ilyas Akui Quick Count Capres Prabowo-Hatta tahun 2014, Ada Kekeliruan
Pembawa Acara Indonesia Lawyers Club (ILC), Karni Ilyas, angkat bicara soal hasil Quick Count Pemilu Presiden 2014 yang keliru atau tidak tepat.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Pembawa Acara Indonesia Lawyers Club (ILC), Karni Ilyas, angkat bicara soal hasil Quick Count Pemilu Presiden 2014 yang keliru atau tidak tepat.
Hal tersebut disampaikan Karni Ilyas saat membawakan acara ILC bertajuk 'Perlukah Pernyataan Perang Total dan Perang Badar?' yang tayang live di tvOne, Selasa (26/2/2019) malam.
Karni Ilyas menyatakan hal tersebut sebagai bentuk klarifikasinya atas banyaknya masyarakat yang mempersoalkannya, terutama di media sosial.
Calon Presiden Nomor Urut 2, Prabowo Subianto menyampaikan gagasannya saat Debat Kedua Calon Presiden, Pemilihan Umum 2019 di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2/2019). (KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO)
"Saya ketika itu memang sedang cuti. Tapi sebagai penanggung jawab sekarang, saya harus. Saya cuti panjang waktu itu, lebih dari tiga bulan," kata Karni Ilyas, mengawali klarifikasinya.
Baca: Mendagri Tak Akan Melanjutkan Putusan Bawaslu soal Ganjar Pranowo dan 31 Kepala Daerah
Baca: Masjid Camii Jadi Lokasi Akad Nikah Syahrini dan Reino Barack
Karni Ilyas menjelaskan, Quick Count pemilu itu, bukan merupakan hasil produksi dari televisi itu sendiri.
Quick Count itu produksi dari lembaga survei yang cukup banyak di Indonesia dan terdaftar di KPU (Komisi Pemilihan Umum) atau Bawaslu (Badan Pengawas Pemilu)," terangnya.
"Dan pada tahun 2014, tvOne memakai tiga lembaga survei. Salah satu diantaranya memiliki kekeliruan, dan mengatakan dalam kesimpulannya, hasil kesimpulan dalam Quick Countnya bahwa Prabowo (Calon Presiden Prabowo Subianto) menang."
"Dan ternyata itu salah," sambung Karni Ilyas.

Meski demikian, jelas Karni Ilyas, ada dua lembaga survei lainnya yang pada hari itu juga ada di tvOne, menyatakan bahwa Calon Presiden Joko Widodo (Jokowi) pemenangnya.
"Jadi bukan, sekali lagi, bukan tvOne yang melakukan itu. Dan penanggung jawabnya juga ada di masing-masing lembaga survei," tegas Karni Ilyas.
Karni lantas menyamakan lembaga survei dengan narasumber ILC.
"Kita tidak pernah tahu apa yang akan diucapkan oleh narasumber tersebut. Seandainya suatu waktu narasumber itu mengatakan hal yang tidak benar, yang kita tidak sempat untuk memotongnya, maka itu sudah terpublikasi kepada publik," jelas Karni.
"Tapi karena ini siaran live, kecuali siaran recording, itu ya tanggung jawab yang ngomong. Karena kami tidak mungkin menutup mulut narasumber yang lagi ngomong,"lanjut dia.
Hal tersebut juga terjadi pada hasil Quick Count Pilpres 2014.