Malam Jelang Cap Go Meh, Klenteng-klenteng di Pecinan Manado Ramai
Mereka antusias menonton sambil mengabadikan momen barongsai yang sedang latihan untuk tampil di acara puncak Cap Go Meh.
Penulis: | Editor: maximus conterius
Laporan Wartawan Tribun Manado Theodoron Pongantung
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Ratusan orang terlihat berkumpul di klenteng-klenteng (KBBI: kelenteng) di kawasan pecinan Manado, Senin (18/2/2019) malam atau sehari jelang prosesi Goan Siau atau Cap Go Meh.
Warga dari anak-anak sampai usia lanjut ada tempat tersebut.
Mereka antusias menonton sambil mengabadikan momen barongsai yang sedang latihan untuk tampil di acara puncak Cap Go Meh pada Selasa (19/2/2019).
Tanri, satu di antara warga, mengatakan, ia datang ke tempat ini lengkap bersama anak dan istrinya. Mereka ingin melihat lebih dekat barongsai yang sedang beratraksi.
"Kalau saat acara puncak pasti sulit untuk lihat dekat karena banyaknya orang yang menonton," kata pria 32 tahun tersebut.

Ia mengaku setiap tahun selalu menonton festival Cap Go Meh ini.
"Acara yang selalu ditunggu karena dilaksanakan setahun sekali," ujar Tanri.
Tomi (68), satu di antara umat Tri Dharma yang ada di tempat tersebut, mengatakan, festival Cap Go Meh ini telah menjadi event tahunan di Kota Manado.
Ada sepuluh klenteng yang akan ambil bagian dalam prosesi Cap Go Meh.
"Semuanya akan ikut arak-arakan saat acara puncak nanti," kata Tomi.

Pada prosesi besok (Selasa), sebanyak 12 Tang Sin dari 10 klenteng di Manado akan tampil.
Ridwan Sanyoto, Ketua Panitia Goan Siau, mengatakan, prosesi akan dimulai di depan Klenteng Ban Hin Kiong.
"Akan dimulai pukul 15.00 Wita, rute sama seperti tahun sebelumnya yakni rute kupu-kupu mengitari Kampung Cina (pecinan)," kata dia.
Dikatakan Ridwan, arak-arakan terdiri dari barisan ritual dan non-ritual.
Barisan ritual terdiri dari kereta, kuda Lo Tjia, pikulan, serta Tang Sin.
BERITA POPULER:
Baca: Heboh Postingan Oknum Polisi Lakukan Pengeroyokan di Benteng Moraya,Netizen Sulut Malah Bully Korban
Baca: Taufik R Gani Ternyata Punya Kebiasaan Pamer, Uang Hasil Curian Ditukar ke Pecahan Rp 50 Ribu
Baca: Penuh Makna Mendalam, Sejarah Cap Go Meh dan Yuan Xiao (Goan Siau) di dunia dan di Manado
"Sementara untuk non-ritual ada budaya lokal seperti tarian Kabasaran, akan ditampilkan pula simbol kerukunan antarumat beragama yakni para tokoh agama dari semua agama," kata dia.
Johan Rawung, Wakil Ketua Klenteng Kwan Kong, mengatakan, umat Tridharma sudah melakukan sejumlah persiapan, di antaranya pembersihan peralatan yang akan digunakan dalam prosesi.
"Para peserta juga sudah menyiapkan rohani dengan tidak memakan makanan yang beryawa," kata dia. (*)