10 Foto Sajjad, Imigran Afghanistan yang Bakar Diri di Rudenim Manado, Ada yang Saat di Kolam Renang
Mulai dari foto saat dia masih duduk di bangsu SMA, perguruan tinggi, hingga ada juga foto saat Sajjad sedang berada di sebuah kolam renang.
Penulis: Indry Panigoro | Editor: Indry Panigoro
Deretan Foto Sajjad, Imigran Afghanistan yang Bakar Diri di Rudenim Manado, Ada yang Saat di Kolam
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Sajjad (24), warga Afghanistan penghuni rumah detensi imigrasi (Rudenim) Manado yang membakar diri Kamis (07/02/2019) dikabarkan meninggal dunia, hari ini Rabu (13/02/2019).
Kabar itu Tribunmanado.co.id dapat dari salah satu sahabat Sajjad bernama Rizla Roy.
Di akun Facebooknya, Rizla Roy membagikan kabar duka itu.
Rizla Roy mengunggah satu foto dengan caption Rip Sajjad (emoticon sedih) Kasiang eeeeew qt (saya) masih nda (belum) percaya.
Di foto itu terlihat tiga orang berdiri di samping seseorang yang tubuhnya sudah tertutup dengan kain berwarna putih.
Baca: BREAKING NEWS: Sajjad, Imigran Afghanistan yang Bakar Diri di Rudenim Manado Meninggal Dunia
Berikut unggahannya:
Rip Sajad (emoticon sedih)
Kasiang eeeeeew qt masih nda perya

Kepala Rudenim Manado Arthur L Mawikere mengakui Sajjad (24) penghuni rudenim Manado meninggal dunia.
"Iya, kami sudah mendengar informasi bahwa si Sajjad sudah meninggal dunia di rumah sakit ( RSUP Prof dr RD Kandou) Malalayang," ujarnya kepada Tribunmanado.co.id.
Ditambahkannya, sekarang kami masih berupaya untuk penanganannya.
"Informasi yang kami dapat, jenazah dibawa ke masjid dan dimandikan di sana," tambahnya.
Saat ditanyakan lokasi pemakaman apa akan dipulangkan ke daerahnya, Kepala Rudenim mengatakan tidak.
"Sebab di sini sudah ada aturannya. Untuk lokasi pemakaman kami masih berkoordinasi dengan Kepala Basarnas di sini, di mana lokasi pemakamannya," tutupnya.
tribunnmanado.co.id menelusuri akun Facebooknya. Sajjad tampaknya rajin mengunggah foto-fotonya
Mulai dari foto saat dia masih duduk di bangsu SMA, perguruan tinggi, hingga ada juga foto saat Sajjad sedang berada di sebuah kolam renang.
Berikut deratan foto Sajjad semasa ia hidup:
1. Sajjad Kenakan Kaus Berwarna Hitam

Foto Sajjad ini diunggah 5 Desember 2012 lalu.
Dalam foto ini Sajjad menuliskan keterangan 3 second..
Kemungkinan foto ini diambil ketika ia masih duduk di bangku SMA.
2. Sajjad Kenakan Kaus V berwarna merah

Foto ini diunggah 21 September 2014.
3. Pakai Seragam SMA

Foto ini diunggahnya pada 20 Agustus 2012.
4. Kenakan Seragam SMA, Sajjad berdiri di sebuah bangunan

Kenakan seragam SMA, Sajjad berdiri di sebuah bangunan.
Di samping bangunan itu juga terdapat pohon kelapa, serta tanaman laiinya.
Foto ini diunggah pada 2 Januari 2013.
Dalam foto itu tertulis XI..
5. Pakai Batik SMA 4 Manado

Di foto ini, Sajjad mengunakan seragam sekolah batik khas SMA Negeri 4 Manado.
Diketahui memang Sajjad merupakan alumnus SMA Negeri 4 Manado.
Foto ini di posting di akun Facebooknya pada 21 Januari 2013.
6. Kenakan kemeja mirip almamater Unsrat

Kalau foto ini, tampak Sajjad merukuk ke bawah.
Di foto ini Sajjad mengenakan kemeja abu-abu mirip almamater Unsrat.
Foto ini diunggah 29 Maret 2017.
7. Berada di Pantai

Sajjad berada di Pantai.
Foto ini diunggah 20 November 2016.
8. Saat di Kolam

Foto ini diambil saat Sajjad ada di sebuah kolam renang.
Tidak dikatahui di mana lokasi pastinya kolam renang ini berada, foto ini diunggah pada 1 Maret 2015.
9. Kaus Hitam dengan Jaket Jins di Bahu

Sajjad terlihat macho di foto ini, mengenakan kaus hitam dengan jaket jins di bahu.
Di foto ini Sajjad berpose bak model.
foto ini diunggah di Facebook pada 29 Oktober 2015.
10. Terbaring Lemah di rumah Sakit

Setelah membakar diri, Sajjad langsung dilarikan ke rumah sakit.
Terlihat di tubuh Sajjad dipenuhi dengan luka bakar.
Sajjad tampakj menutup matanya.
Tubuhnya pun ditutupi dengan selimut.
Di tangannya pun tampak selang infus.
Itulah deretan foto Sajjad semasa ia masih hidup.
Selamat jalan Sajjad, semoga engkau tenang di alam sana.
Kepedulian dan rasa cintamu untuk keluarga serta sahabat-sahabat mu akan selalu di kenang.

Aksi Bakar Diri
Sebelumnya, pada Sabtu (9/2/2019), Sajjad (24) melakukan aksi bakar diri sebagai protes terhadap PBB terkait status mereka.
Akibat aksi bakar diri tersebut, pamannya Muhammad Rahim (60) ikut terbakar saat berdiri disampingnya.
Aksi tersebut dilakukan saat dirinya hendak ditangkap karena memprotes PBB yang tak memenuhi status mereka sebagai pengungsi.
Aksi protes sudah dilakukan oleh puluhan penghuni dalam beberapa tahun terakhir. Mereka melakukan unjuk rasa dan mogok makan karena ditolak menjadi pengungsi.
"Selama ini PBB terlebih khusus UNHCR telah menginjak hak kami. Sebab selama 20 tahun ini mereka tidak pernah lanjuti janji mereka. Saya ingin bertanya kepada mereka. Kenapa? Ada apa?" ujar Sajjad saat ditemui tribunmanado.co.id di RSUP Kandou
Baca: Cerita Sajjad, Pemuda asal Afganistan di Rudenim Manado soal Aksinya Bakar Diri
Dia dan penghuni lainnya menggelar aksi protes untuk mendapatkan status sebagai pengungsi. Upaya bertahun-tahun itu tak kunjung dipenuhi PBB dan lembaga internasional lainnya.
"Dengan diperolehnya status pengungsi tersebut. Kami memiliki hak untuk dikirim ke Community House yang berada di Makassar atau Jakarta, sebelum dideportasi ke negara tujuan. Sehingga tidak merasa terpenjara di Rudenim Manado ini," bebernya
Dia mengungkapkan semua aksi demonstrasi dan mogok makan beberapa tahun terakhir hanya untuk mendapatkan status sebagai pengungsi.
"Selama 9 Tahun kami di Rudenim, haknya kami selalu diambil. Bahkan kamar kami pernah dihancurin," jelas Sajjad.
Atas aksi protes tersebut, dia dan keluarganya didatangi petugas dan kepolisian.

"Kami bukan pelaku kriminal di Manado. Kami tidak pernah buat kekacauan di Kota Mando. Selama ini kami damai di sini," ucapnya.
"Mereka mau menangkap kami seperti orang pembuat kriminal. Kami hanya ingin hidup damai di Manado, kenapa mau ditahan seperti orang pembuat kriminal," tambahnya.
Ketika dia didatangi petugas Rudenim dan Polisi. Dia menyiram bensin ditubuhnya dan mengancam bakar diri jika ditangkap.
"Saya sudah bilang, jangan ada yang maju, di situ ada penjaga Rudenim dan Polisi. Namun ada satu Polisi yang maju dan mengatakan coba kalau kamu berani," bebernya.
Sajjad langsung menyalakan korek api, dan tubuhnya langsung terbakar.
"Paman saya Muhammad Rahim, saat itu berdiri di samping saya, saat saya memasang korek api, saya langsung tebakar. Ternyata paman saya juga ikut terbakar," tambahnya.
Kedua dilarikan ke RS RW Mongisidi lalu dirujuk ke RSUP Prof Kandou Manado untuk mendapatkan perawatan medis.
Aksi protes Sajjad tersebut, sebenarnya sudah dilakukan penghuni Rudenim Manado lainnya dalam beberapa tahun terakhir.
Sajjad sudah tinggal selama 9 tahun di Rudenim Manado.
Dia bahkan menghabiskan kuliahnya di Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado pada 2018 silam
Namun, saat ditemui tribunmanado pada Minggu (10/02/2019), Sajjad sudah menolak bicara karena menahan rasa sakit yang dialaminya.
"Dokter menyuruh kami agar jangan dulu bercerita dengan Sajjad. Dia sedang menahan sakit yang dia alami sekarang," ujar seorang temannya yang sedang menjaganya di ruang rawat RSUP Kandou Manado.
Sajjad tampak tertidur, sesekali dia teriak merasa sakit dengan luka yang dialaminya.
Baca: Ini Curahan Hati Sajjad, Warga Afghanistan yang Melakukan Aksi Bakar Diri
"Maaf Pak, Saya tidak kuat untuk bercerita," ujar Sajjad
Kepala Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Manado Arthur L Mawikere mengakui aksi bakar diri tersebut berawal dari upaya pemeriksaan kamar para penghuni rudenim.
"Pada tanggal 6 Februari 2019, saya menghubungi pihak kepolisian agar membantu kami untuk mengecek kamar mereka, karena kami curiga di dalam kamar mereka sudah ada barang ilegal," ujar Mawikere ke wartawan tribunmanado.co.id, Senin (11/02/2019)
Ditambahkannya, pada tanggal 7 Februari 2019, saat akan dilakukan pemeriksaan di dalam kamar, mereka menutup pagar menuju ke kamar mereka.
Baca: Begini Kondisi Sajjad, Warga Afganistan yang Bakar Diri di Rudenim Manado, Teriak Kesakitan, Parah?
Baca: Cerita Sajjad, Pemuda asal Afganistan di Rudenim Manado soal Aksinya Bakar Diri
Baca: Warga Afghanistan di Rudenim Manado Ini Bakar Diri, Ini Penyebabnya
Baca: Imigran Afghanistan Bakar Diri, Ini Tanggapan Kepala Rudenim Manado

"Bahkan mereka mengancam kami untuk membakar diri mereka," tambahnya.
Dijelaskannya juga, saat pihaknya berusaha masuk ke dalam ruangan, salah satu dari mereka membakar tubuhnya dengan menyiramkan bensin dan memasang korek api.
"Meski itu salah mereka sendiri, kami tidak membiarkan mereka. Kami membawa mereka ke rumah sakit. Yang dua di rumah sakit Advent Teling, dan dua yang terbakar di RSUP Kandou Manado," ujar Mawikere.
"Kami melakukan pemeriksaan, karena itu sudah jadi tanggungjawab kami. Barang kali mereka sudah merakit bom di situ, siapa yang tahu kalau tidak dicek," bebernya.
Arthur Mawikere mengatakan status penghuni rudenim final reject atau ditolak sebagai pengungsi.
“Yang jelas status mereka final reject, dan sejak 01 Februari 2019 berada dalam pengawasan Imigrasi sesuai surat UNHCR tanggal 31 Januari 2019,” ujarnya.
“Termasuk Internasional Organizations for Migrations yang telah memutus pemberian fasilitas mereka, oleh karena ulah dan perbuatan mereka yang menolak beberapa kali pihak UNHCR untuk menemui mereka. Sehingga status mereka adalah Immigratoir sesuai UU nomor tahun 2011 tentang kemigrasian,” ujar Mawikere lagi.
Immigratoir adalah istilah untuk pelaku pelanggaran Peraturan Keimigrasian yang diatur dalam Undang-Undang nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian. (Tribunmanado.co.id/Indry Fransiska Panigoro)
TONTON JUGA VIDEO INI YA: