Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Begini Kondisi Sajjad, Warga Afganistan yang Bakar Diri di Rudenim Manado, Teriak Kesakitan, Parah?

Sajjad (24), warga Afghanistan yang melakukan bakar diri kini sedang dirawat di RSUP Kandou.

Penulis: Tirza Ponto | Editor: Aldi Ponge
TRIBUNMANADO/JUFRY MANTAK
Sajjad (24), warga Afghanistan yang melakukan bakar diri kini sedang dirawat di RSUP Kandou. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Sajjad (24), warga Afganistan yang melakukan bakar diri kini sedang dirawat di RSUP Kandou.

Penghuni rumah detensi imigrasi (Rudenim) Manado ini tampak tersiksa akibat luka bakar yang dialaminya.

Saat ditemui tribunmanado.co.id, Minggu (10/02/2019), Sajjad belum bisa bicara banyak akibat menahan rasa sakit yang dialaminya.

"Dokter menyuruh kami agar jangan dulu bercerita dengan Sajjad. Dia sedang menahan sakit yang dia alami sekarang," ujar seorang  temannya yang sedang menjaganya di ruang rawat RSUP Kandou Manado.

Sajjad tampak tertidur, sesekali dia teriak merasa sakit dengan luka yang dialaminya.

"Maaf Pak, Saya tidak kuat untuk bercerita," ujar Sajjad

Baca: Warga Afganistan di Rudenim Manado Bakar Diri, Ini Kata Dosen Hukum Internasional Soal Status Mereka

Baca: 2 Warga Afganistan di Rudenim Manado Lakukan Bakar Diri, Sajjad: Kami Bukan Pembuat Kriminal

Cerita Sajjad, Pemuda asal Afganistan di Rudenim Manado soal Aksinya Bakar Diri
Cerita Sajjad, Pemuda asal Afganistan di Rudenim Manado soal Aksinya Bakar Diri (TRIBUNMANADO/JUFRY MANTAK)

Aksi Bakar Diri

Sebelumnya, pada Sabtu (9/2/2019), Sajjad (24) menceritakan aksi protesnya hingga membakar diri. 

"Selama ini PBB terlebih khusus UNHCR telah menginjak hak kami. Sebab selama 20 tahun ini mereka tidak pernah lanjuti janji mereka. Saya ingin bertanya kepada mereka. Kenapa? Ada apa?" ujarnya

Dia dan penghuni lainnya menggelar aksi protes untuk mendapatkan status sebagai pengungsi. Upaya bertahun-tahun itu tak kunjung dipenuhi PBB dan lembaga internasional lainnya.

"Dengan diperolehnya status pengungsi tersebut. Kami memiliki hak untuk dikirim ke Community House yang berada di Makassar atau Jakarta, sebelum dideportasi ke negara tujuan. Sehingga tidak merasa terpenjara di Rudenim Manado ini," bebernya
Dia mengungkapkan semua aksi demonstrasi dan mogok makan beberapa tahun terakhir hanya untuk mendapatkan status sebagai pengungsi.

"Selama 9 Tahun kami di Rudenim, haknya kami selalu diambil. Bahkan kamar kami pernah dihancurin," jelas Sajjad.

Atas aksi protes tersebut, dia dan keluarganya didatangi petugas dan kepolisian.

"Kami bukan pelaku kriminal di Manado. Kami tidak pernah buat kekacauan di Kota Mando. Selama ini kami damai di sini," ucapnya.

Baca: Cerita Sajjad, Pemuda asal Afganistan di Rudenim Manado soal Aksinya Bakar Diri

Baca: 2 Warga Afganistan Bakar Diri, Kepala Rudenim Manado: Status Mereka Immigratoir

"Mereka mau menangkap kami seperti orang pembuat kriminal. Kami hanya ingin hidup damai di Manado, kenapa mau ditahan seperti orang pembuat kriminal," tambahnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved