Setelah Mobilnya di Bakar Roni Tak Bisa Taxol
Muh Fahroni terlihat sibuk dengan alat perkakas di halaman depan rumah, Jalan Irigasi RT03 RW04, Mangkang Kulon, Kecamatan Tugu, Kota Semarang, Jumat
TRIBUNMANADO.CO.ID-Muh Fahroni terlihat sibuk dengan alat perkakas di halaman depan rumah, Jalan Irigasi RT03 RW04, Mangkang Kulon, Kecamatan Tugu, Kota Semarang, Jumat (8/2). Sejanak ia menghentikan aktifitasnya dan mulai berbincang.
Roni demikian sapaan akrabnya bercerita, sejak kejadian pembakaran mobil miliknya. dirinya tidak bisa lagi bekerja. Kendaraan tersebut harus masuk bengkel dan hingga kini pengerjaan perbaikan belum juga selesai.
Padahal mobil tersebut merupakan modal utama mencari nafkah sebagai pengemudi Taksi daring. Istrinya hanya bekerja sebagai guru pembantu di dekat rumah. Kini ia hanya menghabiskan waktu di rumah menunggu kendaraan Nissan Datsun warna putih selesai diperbaiki.
Roni adalah satu dari sekian banyak korban aksi pembakaran kendaraan. Kejadian tersebut menimpanya pada Selasa 8 Januari 2019, sekitar pukul 03.30. Saat kejadian, ia masih terlelap tidur. Tiba-tiba ada api disertai ledakan di mobilnya yang terparkir di depan rumah, sehingga membuat warga sekitar kaget.
Awalnya ia mengira terjadi konsleting aliran listrik pada aki mobil hingga mendengar suara ledakan, namun ketika ditelusuri ada benda mencurigakan berupa kain basah dengan bau bensin. Padahal lokasi kediaman Roni merupakan rumah padat penduduk. Berada di tengah kampung dengan jalan depan rumah yang hanya cukup dilalui satu mobil.
Roni bercerita, dua tahun lalu ia sengaja membeli mobil second keluaran tahun 2015 untuk bekerja sebagai pengemudi Taksi online. Kendaraan itu dibelinya secara tunai dan diansuransikan all risk sebagai persyaratan mendaftar sebagai pengemudi Taksi daring.
Setiap hari premi asuransi yang mesti dibayar sekitar Rp 70 ribu, dipotong langsung dari pendapatan sebagai pengemudi Taksi online. Beruntung kerusakan akibat pembakaran itu pun sepenuhnya tercover oleh pihak asuransi, Bengkel menjanjikan mobilnya selesai diperbaiki Selasa (12/2).
“Untungnya masuk asuransi, jadi nggak keluar biaya. Saya estimasikan biaya perbaikannya sekitar tujuh jutaan lebih,” imbuhnya.
Rencananya ketika mobil tersebut selesai diperbaiki akan tetap digunakan untuk bekerja sebagai pengemudi Taksi online. Hingga kini belum ada niatan menjual atau menawarkan kendaraan tersebut kepada pihak lain.
Meski tidak mengeluarkan biaya untuk perbaikan mobil, Roni merasa dirugikan karena tidak bisa bekerja. Padahal menurutnya setiap harinya penghasilan dari Taksi online cukup lumayan, sekitar Rp 300 ribu sampai Rp 500 ribu.
Hingga kini, belum ada pihak yang mendatangi rumahnya untuk memberikan biaya ganti rugi atau uang tali asih. Begitu pun aparat kepolisan sudah tidak lagi memintainya keterangan atau mendatangi Tempat Kejadian Perkara (TKP) di depan rumah.
Roni pun tidak mengerti kenapa dirinya menjadi korban aksi pembakaran kendaraan. Sebab sepengetahuannya ia tidak sedang bermusuhan dengan siapa pun. Selain itu, tidak ada ancaman sebelum dan sesudah hari kejadian.
Jika pelaku tertangkap, Roni berencana menuntut ganti rugi atas waktu yang tersita sehingga tidak bisa mencari nafkah. Selanjutnya ia menyerahkan kepada penegak hukum untuk memberikan hukuman yang setimpal.
“Dilihat nanti kalau pelakunya tergolong orang mampu ya saya minta ganti rugi, kalau nggak ya gak usah, diikhlaskan saja,” imbuhnya.
Sejak Januari hingga Februari ini sudah belasan kejadian pembakaran kendaraan baik mobil maupun motor. Polisi sudah mengerahkan dua pertiga dari kekuatan untuk menyisir lokasi dan mengungkap peristiwa yang meresahkan masyarakat, dan viral nasional.