Anak Pengungsi Karangetang Pamer Oleh-oleh
Citra dan bocah pengungsi erupsi Karangetang lainnya nampak senang mendapatkan oleh-oleh saat Bupati
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
TRIBUNMANADO.CO.ID, SIAU – Citra dan bocah pengungsi erupsi Karangetang lainnya nampak senang mendapatkan oleh-oleh saat Bupati Siau Tagulandang Biaro, Evangelian Sasingen berkunjung Kampung Batubulan, Kecamatan Siau Barat Utara, Kabupaten Kepuluan Sitaro ke Minggu (10/2/2019).
Oleh-oleh yang diberikan berupa berbagai jenis makanan ringan, termasuk botol minuman. Usai ibadah, satu per satu bocah dipanggil untuk diberikan oleh-oleh tersebut yang sengaja dibawa oleh Bupati Sitaro. "Senang sekali dapat kue dari Ibu Bupati," ujarnya.
Ia bersama teman-temannya saling memamerkan oleh-oleh yang diterima kepada teman-teman mereka yang juga menerima oleh-oleh. "Supaya mereka senang dan mengajar mereka supaya mengurangi penggunaan plastik, makanya diberikan botol, supaya mereka bisa bawa ke sekolah," kata Sasingen.
Ia juga sempat menyapa pengungsi di GMIST Batubulan. "Nanti tunggu instruksi ya, kapan bisa kembali ke rumah, kalau belum ada instruksi jangan dulu kembali karena berbahaya," jelasnya.
Setelah berupaya beberapa hari, akhirnya Bupati dan rombongan berhasil kembali mengunjungi pengungsi di Batubulan.
Rombongan berangkat menggunakan kapal kayu yang berukuran cukup besar. Selain Bupati, nampak Kapolsek Siau Barat Kompol Johanis Sasebohe, Danramil 02 Siau Pither Masinna, Kaban BPBD Sitaro Bob Wauten, dan rombongan lainnya.
Ombak cukup besar menghantam perahu, namun tetap berjalan normal. Tiba di Pelabuhan Batubulan, kapal tidak bisa bersandar lantaran ombak besar dan beberapa perahu sedang terikat di pelabuhan, sehingga penumpang harus ditransfer menggunakan kapal kecil lagi.
Beberapa adegan melompat masuk ke perahu dan saat melompat ke pelabuhan sempat terjadi. Mereka diterima oleh Wolden Ontini, dan warga lainnya.
Rombongan harus meniti jalan menanjak untuk sampai ke desa dari pelabuhan. Beristirahat sejenak, Bupati dan rombongan kemudian masuk beribadah di GMIST Sikhem Batubulan.
Kemudian menuju ke GMIST Efata Batubulan. Pada dua kunjungan gereja tersebut ia menyampaikan beberapa pesan.
"Bisa saya bisa hadir di tanah Batubulan, kami hadir bersama bapak ibu dalam ibadah Minggu, dan sejauh ini saya pantau terus kejadian guguran lava ini, memang kejadian kali ini paling dahsyat," ujarnya.
Ia mengatakan, kejadian kali ini mengundang perhatian nasional.
"Semoga bermanfaat ini berubah menjadi berkat, sehingga kita harus tetap bersyukur dengan keadaan yang ada. Terutama tidak ada korban jiwa, padahal kalau dilihat ini kejadiannya sangat besar," jelas dia.
Lantaran guguran lava ini, jembatan yang baru dibuat sudah menjadi gundukan apalagi jalan. "Secara manusia saya meneteskan air mata, sebab tanggal 16 Desember, saya dan Wabup datang kemari dan melewati jalan dan jembatan baru tersebut, tapi saat itu sudah ada leleran lava," jelas dia.
Saat itu juga ada beberapa titik longsor, dan mereka memantau langsung keadaan di lapangan dan jalan yang dibangun ke arah batu bulan.
"Padahal tinggal sedikit lagi jalan lingkar selesai, tinggal sekitar 2 kilometer lagi sudah tembus Nameng, namun dengan kejadian ini, akan menjadi PR kami untuk
menyelesaikan jalan lingkar," jelasnya.
Ia mengatakan, sangat indah melihat jalan yang sudah selesai. "Saya merasa sedih karena jalan satu-satunya dibangun menggunakan anggaran sangat besar, dan jembatan anggarannya sekitar Rp 3 miliar, serta jalannya 1 kilometer dengan anggaran sekitar Rp 20 miliar. Tapi ada maksud Tuhan di balik semua ini," jelasnya.