Anak Pengungsi Karangetang Pamer Oleh-oleh
Citra dan bocah pengungsi erupsi Karangetang lainnya nampak senang mendapatkan oleh-oleh saat Bupati
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
Ia mengaku hanya bisa berdoa saja, dan meyakinkini bahwa Tuhan berkehendak lain dan memohon kiranya bisa membangun lagi, jalan dan jembatan yang rusak.
"Sebab butuh waktu sekitar 2 tahun baru bisa dibangun lagi, karena menunggu lahar dingin saja butuh waktu sekitar enam bulan," jelas dia.
Namun nantinya akan dilanjutkan dengan membangun jalan dari Nameng ke Batubulan. "Karena dari Kawahang sudah tertutup, sehingga kami akan upayakan untuk membangun jalan lewat Nameng," ujar dia.
Sasingen menjelaskan, bahwa selama di pengungsian, warga tetap akan dijamin dengan pengiriman bantuan, sementara warga yang tidak mengungsi juga diberikan bantuan. Lantaran wilayah Batubulan masuk sebagai daerah rawan pangan.

"Tetap berhati-hati, waspada keadaan kita, sebab belum diketahui sampai kapan ini akan terhadj, hati-hati hujan deras, saat hujan deras, harus mengungsi ke arah lebih aman, karena bahaya kalau banjir dari lahar," jelasnya.
Ia mengajak masyarakat untuk merenungkan dan mengambil hikmahnya, sebab kadang Tuhan bicara dan menegur kita memperingati kita lewat bencana.
"Bersyukur tidak ada korban jiwa, ambil hikmahnya, tetap berdoa, dan doakan kami pemerintah untuk menangani bencana dan memperbaiki yang sudah rusak," ujar dia.
Di Batubulan saat ini ada 12 KK dan 40 jiwa yang mengungsi. Sedangkan jumlah keseluruhan warga Batubulan mencapai 511 jiwa.
Seminggu sudah erupsi gunung Karangetang terjadi, warga Batubulan masih terisolir, dan beberapa penyakit mulai muncul.
Dokter Yoraine Ruitang yang menangani pasien di Batubulan mengatakan hingga hari ini ada 126 pasien yang mereka tangani.
"Mereka kebanyakan menderita penyakit dermatitis alergi, ISPA, flu dan batuk, namun semuanya bisa diobati," ujarnya.
Ia dibantu perawat Ivana Holle saat melaksanakan tugas, lantaran mereka berdua dari Puskesmas Hiung. "Ini masih wilayah tugas kami, dan kami sudah sekitar satu minggu di sini, tidak pulang lantaran jalan tertutup guguran lava," ujarnya.
Antar bantuan
Bupati Kabupaten Kepulauan Sangihe Jabes Gaghana antar bantuan untuk pengungsi erupsi Karangetang, Minggu (10/2).
Ia datang bersama istri dan sejumlah kepala SKPD. Ia menyerahkan secara simbolis bantuan kepada pengungsi di shelter Paseng. Sementara untuk penyaluran bantuan diserahkan kepada posko penaggulangan bencana Sitaro.