Lava Gunung Karangetang
Ini Penjelasan PVMBG Bandung Soal Aktivitas Gunung Karangetang
Tim Penanggulangan Bencana Daerah Gunung Karangetang gelar rapat evaluasi aktivitas Gunung Karangetang
Penulis: Alpen_Martinus | Editor: Aldi Ponge
Laporan Wartawan Tribun Manado Alpen Martinus
TRIBUNMANADO.CO.ID - Tim Penanggulangan Bencana Daerah Gunung Karangetang gelar rapat evaluasi aktivitas Gunung Karangetang, di ruang Media Center BPBD Sitaro, Jumat (8/2/2018).
Rapat evaluasi tersebut melibatkan tim PMVBG Bandung, BNPB, BPBD Sitaro, TNI, Polri, Pos Pemantau Gunung Karangetang
Devy Kamil, Kasubid Mitigasi Gunung Api Indonesia yang menjelaskan soal gunung Karangetang.
Ia menjelaskan, berdasarkan evaluasi mereka dari PMVBG, bahwa aktivitas hingga 8 Februari tahun 2019 dapat disimpulkan bahwa aktivitas vulkanik Gunung Karangetang ini masih relatif tinggi.
"Kalau kita lihat jumlah kegempaan masih relatif tinggi di antaranya adalah gempa hembusan maupun gempa guguran, kalau kita lihat dari jenis kegempaanya ini mengindikasikan bahwa Gunung Karangetang ini masih berada dalam sistem terbuka," ujarnya.
Ia menjelaskan, sistem terbuka ini adalah sistem dimana ketika ada magma naik ke permukaan, langsung dapat dikeluarkan dalam bentuk aliran maupun guguran seperti yang terjadi saat ini.
Baca: Gunung Karangetang Diselubungi Kabut Tebal, Masih Muntahkan Lava Panas
Baca: BPBD Kotamobagu Buka Posko Bantuan Bencana Manado dan Gunung Karangetang
Baca: Bupati Sitaro Gagal Kunjungi Pengungsi Gunung Karangetang yang Terisolasi di Kampung Batubulan

Oleh karena itu potensi untuk terjadinya aliran lava sampai saat ini masih tinggi dan kami berharap masyarakat untuk mengikuti rekomendasi yaitu radius 2,5 km dari kawah puncak dan juga perluasan untuk ke arah barat barat baratlaut sejauh 3 km, dan juga barat laut utara sejauh 4 kilometer.
Untuk ancaman lontaran lava pijar yang mungkin terjadi itu ada di dalam radius 2,5 km, karena dalam sejarahnya itu di gunung Karangetang untuk lontaran yang ukuran besar yang diatas 64 milimeter itu hanya berada di dalam radius 500 meter.
Sementara untuk ukuran yang lebih kecil atau lapili berukuran dari 2 mm hingga 64 mm radiusnya hanya sampai 2,5 kilometer untuk lontaran.
"Jarak lontaran tersebut adalah ancamannya," jelas dia.
Baca: Aktivitas Gunung Karangetang Meningkat, Warga Sekitar Diajurkan Pakai Masker
Baca: Aktivitas Gunung Karangetang Meningkat, Petugas Pos Pemantau Minta Evakuasi Warga Sejumlah Kampung
Ia mengatakan, untuk aliran berupa aliran lava maupun awan panas, dan yang mungkin terjadi saat ini adalah ke arah barat sejauh 3 km, ke arah utara sejauh 4 km.
"Jika terakumulasi di ketinggian tertentu kemudian dia bisa longsor itu bisa menghasilkan awan panas," jelas dia.
Sementara yang terjadi saat ini adalah aliran dan guguran lava belum merupakan kejadian awan panas.
Ia mengatakan, mereka memberikan rekomendasi untuk melakukan monitoring secara berkala mengenai kondisi aliran lahar gunung Karangetang, karena saat ini aktivitas Karangetang berpusat di Kawah Utara dan ini sudah lama sekali aktivitas tidak di kawah Utara.