Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Buaya Merry Mati karena Stres, Saat Diautopsi Ada Tulang Lengan dan Baju di Perutnya

Tulang manusia yang ditemukan adalah bagian lengan sampai jari dan masih bertaut dengan kain yang diduga baju/pakaian

Editor: Indry Panigoro
ISTIMEWA
Serda Arsyad duduk di atas leher buaya yang hendak dievakuasi, Senin (14/1/2019). 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Merry, si buaya berbobot 600 Kg yang memakan Deasy Tuwo warga Ranowangko, Kecamatan Tombariri, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara (Sulut), pada Jumat (11/01/2019), dikabarkan mati.

Mengutip Tribun Manado (21/1/2019), buaya Merry mati pada Minggu (20/01/2019), di Taman Wisata Alam (TWA) Batuputih, Bitung.

Kematian buaya Merry juga dibenarkan oleh Sekretaris Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulut Hendrik Sarundengan saat dikonfirmasi Tribunmanado.co.id Senin (21/01/2019).

"Berdasarkan informasi dari petugas TWA sekitar pukul 11.00 Wita, katanya buaya Merry sudah mati. Kami pun sudah cek dengan cara menghubungi pihak PPS, dan jawabannya sama, mereka memastikan bahwa buaya yang mati di TWA Batuputih itu adalah buaya Merry yang memakan Deasy beberapa waktu lalu," jelas Hendrik.

Baca: Transfer James Rodriguez ke Arsenal Akan Segera Terwujud

Penyebab kemarian buaya Merry pun akhirnya terungkap setelah dilakukan autopsi atau nekropsi.

Seperti dikutip dari Tribun Manado (22/1/2019), berdasarkan hasil temuan dokter hewan di Pusat Penyelamatan Satwa Tasikoki, Minahasa Utara, Sulawesi Utara, buaya Merry diduga mati karena faktor dari awal rescue di Tombariri dan dibawa ke TWA Batu Putih (Daops Manggala Agni).

Tim dokter hewan yang terdiri dari Drh Nubatonis dan drh Fahmi Agustiadi dibantu oleh Billy Lolowang dan Deity Mekel, setelah melakukan autopsi atau nekropsi juga menemukan beberapa hal terkait penyebab kematiannya.

Proses evakuasi buaya Merry
KOLASE TRIBUNMANADO/FERDINAND RANTI
 

Buaya Merry mengalami stres atau drop dan dugaan sementara adalah mengalami heatstrock.

Ditemukan pula akumulasi gas yang sangat banyak di organ lambungnya.

Dari proses nekropsi yang juga disaksikan juga oleh pihak BKSDA Sulut dan Polres Tomohon, tim dokter juga menemukan tulang manusia dalam perut buaya Merry.

Tulang manusia yang ditemukan adalah bagian lengan sampai jari dan masih bertaut dengan kain yang diduga baju/pakaian.

Barang bukti berupa tulang manusia yang ditemukan dalam tubuh buaya juga akan dikordinasikan kembali dengan pihak kepolisian untuk tindak lanjut pemeriksaan forensik serta pihak keluarga korban.

Buaya Merry dikabarkan mati pada Minggu (20/1/2019).
Tribun Manado
Buaya Merry dikabarkan mati pada Minggu (20/1/2019).

 Sebelumnya, spekulasi beredar di masyarakat tentang penyebab kematian buaya Merry yang mendadak tersebut.

Santer terdengar buaya Merry tewas setelah dianiaya warga, tetapi kabar itu kemudian tidak dapat dipastikan kebenarannya.

Baca: Gabung Derby County, Ashley Cole Reuni Dengan Frank Lampard

Buaya Merry menjadi menjadi perbincangan publik setelah pada Jumat (11/1/2019) diduga memangsa Deasy Tuwo, saat memberi makan pada buaya tersebut.

Jasad warga Ranowangko, Kecamatan Tombariri, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara (Sulut) ditemukan oleh rekan korban, Eling Rumengan, dalam kondisi mengapung di kolam buaya tersebut.

Berbagai spekulasi kematian Deasy juga sempat viral di media sosial di mana waragenet menduga Deasy tidak sepenuhnya dimangsa buaya Merry langsung melainkan korban pembunuhan sebelum jasadnya dibuang dalam kandang buaya.

Baca: Remaja Jadi Pelaku Pembunuhan, Psikolog: Ada Dua Kemungkinan Faktor Penyebab

Tetapi, Joyce Wowor Wakapolres Tomohon meminta masyarakat untuk tidak berandai-andai terhadap kasus tersebut.

Wowor meminta masyarakat bersabar menunggu hasil penyelidikan. (*) 

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved