Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Sebelum Ditangkap, Tersangka Perampokan Rumah Camat Mapanget Kabur ke Gorontalo Lalu ke Lombok

Mereka ternyata sebelum ditangkap di Lombok, lari ke Gorontalo, lalu naik pesawat menuju ke Lombok.

Penulis: Tirza Ponto | Editor: Alexander Pattyranie
TRIBUN MANADO/JUFRY MANTAK
Sebelum Ditangkap, Tersangka Perampokan Rumah Camat Mapanget Kabur ke Gorontalo Lalu ke Lombok 

Sebelum Ditangkap, Tersangka Perampokan Rumah Camat Mapanget Kabur ke Gorontalo Lalu ke Lombok

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Para tersangka perampokan di rumah Camat Mapanget Reintje A Heydemans, Perumahan Griya Paniki Indah (GPI), Manado, Sulawesi Utara (Sulut), Minggu (13/01/2019) lalu, masing-masing berinisial MKA alias Miase (45), NC alias Ecet (41), HAA alias Hamdi (29), AR alias Tuan Adi (48), dan JL alias Joni (41).

Miase, Ecet, Hamdi, dan Tuan Adi merupakan warga Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.

Sedangkan Joni (41) merupakan warga NTT yang berdomisili di Desa Matungkas, Jaga XI, Kecamatan Dimembe, Minahasa Utara, Sulut.

Mereka ternyata sebelum ditangkap di Lombok, lari ke Gorontalo, lalu naik pesawat menuju ke Lombok.

Press Release kasus perampokan rumah Camat Mapanget di Mapolresta Manado, Sulawesi Utara, Senin (21/01/2019) tadi.
Press Release kasus perampokan rumah Camat Mapanget di Mapolresta Manado, Sulawesi Utara, Senin (21/01/2019) tadi. (TRIBUN MANADO/JUFRY MANTAK)

Baca: Cerita Sule Soal Sosok Wanita Berbaju Merah yang Pernah Diperkosa, Sosok Ini Sampai Merinding

Baca: Tips Mencegah Kuota Cepat Habis, Mari Hindari 5 Kebiasaan Ini

Menurut Kapolresta Manado Kombes Pol Benny Bawensel, setelah melakukan aksi mereka, beberapa tersangka lari menggunakan mobil menuju ke Gorontalo.

"Dari Gorontalo, para tersangka naik pesawat menuju Lombok. Sementara tersangka satunya yang berinisial JL melarikan diri ke Minahasa Utara," ujar Bawensel saat gelar Press Release di Mapolresta Manado, Senin (21/01/2019) tadi.

Kapolresta Manado baru menjabat itu juga mengatakan, ada dua anggota Tim Macan yang menangkap empat tersangka di Lombok, sementara anggota lainnya menangkap satu tersangka di Minahasa Utara.

"Pantas jejak para tersangka tidak didapat di Bandara Sam Ratulangi Manado. Ternyata mereka lari lewat darat ke Gorontalo. Dari Gorontalo, barulah mereka naik pesawat pulang ke Lombok," bebernya.

Baca: Berita Duka Yuki Pas Band Kecelakaan, Ustaz Evie Efendi Minta Doa

Baca: Malam ini Ada Fenomena Supermoon, Waspada Gelombang Laut di Perairan Sulawesi Capai 6 Meter

"Sementara satu tersangka yang di Minahasa utara, berhasil ditangkap bersama beberapa barang bukti," tutupnya.

Barang Bukti yang Disita

Diberitakan sebelumnya, Tim Macan Resmob Polresta Manado menangkap lima pelaku pencurian di rumah Camat Mapanget Reintje A Heydemans, yang berada di Perumahan Griya Paniki Indah (GPI), Sabtu (12/01/2109) lalu.

Polresta Manado menggela konferensi pers penangkapan lima tersangka, di Mapolresta Manado tepatnya di ruang Lobby Bharadaksa, Senin (21/01/2019).

Pantauan wartawan tribunmanado.co.id, beberapa barang bukti yang dicuri serta alat yang digunakan untuk mencuri dan mengancam korban, sudah disediakan oleh pihak Polresta Manado.

Baca: Update Terbaru Kasus Perampokan Rumah Camat Mapanget di GPI, Ini Kata Kapolres Manado

Baca: Kabar Terbaru Kasus Perampokan Rumah Camat Mapanget di GPI, 5 Perampok Ditangkap Polisi

Polresta ungkap pelaku perampokan di GPI
Polresta ungkap pelaku perampokan di GPI (Jufry Mantak)
Konferensi Pers Penangkapan Perampok di Rumah Camat Mapanget
Konferensi Pers Penangkapan Perampok di Rumah Camat Mapanget (Jufry Mantak)

Dari barang perhiasan bersama tempatnya, handpone, parang, linggis, sepatu, dompet, sarung kepala, falis, senter, pistol macis, peluru senjata dan sepeda motor.

Kelima terduga pelaku juga sudah terlihat di ruangan konferensi pers di Polresta Manado.

Diketahui empat pelaku ditangkap oleh Tim Macan Resmob Polresta Manado di wilayah Lombok Tengah, sementara satu terduga poelaku lainnya ditangkap di Wilayah Minahasa Utara, Jumat (18/01/2019).

Seperti diberitakan tribunmanado.co.id, Tim Macan Resmob Polresta Manado menangkap lima pelaku perampokan rumah Camat Mapanget di perumahan Griya Paniki Indah (GPI).

Dikatahui, perampokan rumah terjadi di rumah Camat Mapanget Reintje A Heydemans pada Sabtu (12/01/2019).

Tim Macan Resmob Polresta Manado berhasil menangkap empat pelaku di wilayah Lombok Tengah setelah melarikan diri.

Sementara satu pelaku lainnya ditangkap di wilayah Minahasa Utara.

Kronologi Perampokan

Kasus perampokan yang terjadi di Rumah Camat Mapanget, Rein Heydemans, Perumahan GPI, Jalan Markisa 1 Nomor 10, Kota Manado sempat mengebohkan warga Sulawesi Utara (Sulut), pada Sabtu (12/01/2019).

Tak ada korban jiwa dalam penyanderaan tersebut. Namun sejumlah barang milik korban dibawa para pelaku.

Penghuni rumah, Rico terjaga saat sebilah pisau di lehernya pada malam itu. Rico kala itu tidur di kursi ruang depan rumah.

Baca: Camat Mapanget Kisahkan Tentang Perampokan di Rumahnya, Seorang Pelaku Bertato Burung di Lengan

"Saat dibangunkan, saya kaget karena sebuah pisau telah menempel di leher saya," kata dia.

Pisau itu, kata dia, dipegang seorang berpakaian hitam dengan tutup kepala.

Hanya tampak mata dan mulutnya.

Rumah TKP dan Camat Mapanget Rein Heydemans
Rumah TKP dan Camat Mapanget Rein Heydemans (KOLASE TRIBUNMANADO/ISTIMEWA)

Ada seorang lagi dengan ciri yang sama, juga pegang parang.

Rico yang merupakan kemenakan Rein lantas dituntun dua orang itu ke kamar tengah.

Di sana ada kemenakan lainnya Ria.

"Saya dan Ria disuruh naik ke kasur, mereka lantas membongkar lemari milik Ria," kata dia.

Sepuluh menit di kamar itu, dua orang itu meminta dibawa ke kamar camat.

Rico mereka bawa. Sedang Ria dikunci di kamar itu. Kamar camat ada di atas.

"Dua orang itu todong saya dengan parang sambil naik tangga, " kata dia.

Detty Emor, istri camat menuturkan, kedua pelaku tersebut meminta ia sang suami serta Rico naik ke kasur.

Baca: BPBD Imbau Warga Bolmong Waspada Cuaca Ekstrem

Lemari di kamar itu dibongkar. "Katanya kami hanya cari duit, " kata dia.

Disebut Detty, ia sempat menjerit. Seorang diantaranya meminta agar ia diam.

Detty bercerita, para pelaku itu tak menemukan uang banyak.

Seorang diantaranya lantas menyatakan. "Uang mereka ternyata tak disimpan disini, " beber dia.

Tak ada uang, kedua orang tersebut kemudian menggasak emas serta mutiara dalam brankas kamar tersebut. Kedua pencuri juga minta ponsel mereka.

"Ponsel itu lantas diisikan ke tas oleh seorang yang bertubuh besar, " kata dia.

Kemudian kedua orang pencuri tersebut menggiring ketiganya ke kamar Ria. Mereka disekap disana.

"Motor kemenakan saya hilang, uang sebesar Rp 5 juta hilang, emas, mutiara, tujuh ponsel, sepatu hingga baju," kata dia.

Camat Mapanget Rein Heydemans menyatakan, ia sendiri sempat terpikir melawan. Dia seorang karateka dan baru saja latihan.

Baca: Keluarga Camat Mapanget Lega Perampok Tertangkap, Ingin Mereka Mendapat Hukuman Setimpal

"Tapi saya pikir nasib mama dan anak saya, " kata dia.

Sebut Rein, Mama dan seorang anaknya bernama Andre juga disekap di kamar depan.

Keduanya disekap seseorang.

"Seorang lagi di depan, jadi dugaan saya pelakunya ada empat orang, " kata dia.

Menurut Rhein kejadian penyekapan tersebut berlangsung setengah jam.

Uang Jutaan Rupiah dan sepeda Motor Diambil

Perampok menggasak jutaan uang tunai, sejumlah sepatu, perhiasan emas kurang lebih senilai Rp 30 juta hingga 1 unit sepeda motor beat dibawa lari oleh perampok.

Deisy Emor, istri Camat Mapanget mengatakan Emor belasan telepon seluler, uang tunai, sejumlah sepatu, perhiasan emas kurang lebih senilai Rp 30 juta hingga satu unit sepeda motor beat dibawa lari oleh perampok.

Emor mengungkapkan perampok sempat membuka paksa mobil dinas suaminya, namun tidak ada barang yang diambil.

Kawanan perampok yang memakai penutup muka berhasil menggasak sebuah sepeda motor, uang tunai 5 juta, perhiasan emas, mutiara, 7 buah ponsel, pakaian serta sepatu.

Masuk Lewat Jendela

Deisy Emor, istri Camat Mapanget mengatakan, empat pencuri beraksi dengan mencungkel jendela kamar di depan rumah.

Perampok memaksa Camat sekeluarga untuk tidak ribut dan memaksa menyerahkan barang-barang berharga.

Menurut korban, para maling ini bukan orang Manado lantaran dialeknya berbeda.

Dua jam kemudian para penghuni berhasil keluar dari kamar tempat disekap melalui jendela kamar.

Kumpul Keluarga Berdoa

Setelah perampokan, Camat Mapanget Rein Heydemans langsung mengumpulkan keluarganya untuk berdoa.

"Ada enam orang, kami langsung berdoa, bersyukur, barang boleh hilang tapi nyawa kami Tuhan selamatkan," kata dia.

Menurut dia, pada kejadian pencurian serupa, banyak korban yang dibunuh.

Rein mengaku tidur pukul 01.00 Wita, Ia memperkirakan pencuri masuk sekira pukul 02.00 Wita.

"Mereka masuk lewat jendela kamar depan, di sana tidur mama dan anak saya, " kata dia.

Ia mengaku sempat ingin melawan para pencuri. Tapi istri saya larang. "Ibu dan anak saya juga disekap," kata dia.

Dikatakan Camat, mobilnya sempat diacak-acak. Bannya dikempiskan. "Kuncinya juga mereka buang, " kata dia.

4 dari 5 Terduga Pelaku Perampokan di Rumah Camat Mapanget di GPI
4 dari 5 Terduga Pelaku Perampokan di Rumah Camat Mapanget di GPI (Istimewa)

Perampok Kembalikan Kamera Ria, Kelupaan Gondol Laptop

Peristiwa unik sempat terjadi dalam kejadian perampokan itu

Ria keponakan Rhein memohon kepada seorang pencuri yang membawa kameranya. Dia sendiri bertugas sebagai fotografer Humas Pemkot Manado.

"Saya menangis katakan pak tolong jangan bawa lari kamera saya, itu kamera kantor, " kata dia.

Di luar dugaan, pencuri tersebut mengembalikan kamera tersebut. "Saya tak mengira ada pencuri yang seperti itu, " kata dia.

Detty Emor, Istri Rhein mengatakan, seorang pencuri sempat menggondol sebuah laptop. Herannya laptop itu tidak dibawa pergi. "Mungkin dia lupa, " kata dia.

Detty membeber dirinya sempat memgeluh kedinginan saat akan dibawa turun ke kamar bawah. Seorang pencuri menyilahkannya memakai jaket.

Menurut keterangan salah satu security atau penjaga keamanan yang tidak mau disebutkan namanya, teknis kerja untuk penjagaan di sekitar wilayah Perumahan Griya Paniki Indah ini sudah maksimal.

Hanya saja ada satu kendala dari mereka, yaitu kurangnya personel dan fasilitas seperti jaket hujan.

"Untuk penjagaan di sekitaran Perumahan Griya Paniki Indah ini saya rasa sebagai penjaga keamanan kami sudah bekerja untuk mengamankan wilayah ini seperti tempat yang lain sudah secara maksimal, namun apa daya jika kami kebobolan seperti ini. Hal itu karena kami sendiri kekurangan personel, apalagi kejadian itu bertepatan dengan hujan lebat, kami tidak dibekali dengan jas hujan," ujar salah satu Security yang tidak mau disebutkan namanya.

(Tribunmanado.co.id/Jufry Mantak)

TONTON JUGA:

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved