8 Kasus Manusia Diterkam Buaya yang Menghebohkan, Ada yang Diterkam saat Mandi di Sungai hingga BAB
Seorang pria paruh baya bernama Abdul Karim (50) tewas diterkam buaya di Tanjung Jabung Barat, Jambi. Abdul diterkam buaya saat buang air besar.
Penulis: Indry Panigoro | Editor: Indry Panigoro
Sarifuddin (40) dimangsa buaya saat tengah mandi di Sungai Lempake, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Buaya itu kemudian mengembalikan sebagian jasad Sarifuddin. Pawang buaya disebut memiliki andil dalam peristiwa ini.
"Masyarakat memanggil pawang buaya dan korban diantar oleh buayanya," ujar Kapolres Berau AKBP Andy Ervyn kepada detikcom, Kamis (20/7/2017).
Buaya tersebut membawa jasad Sarifuddin dengan diselipkan di mulutnya. Hal ini diketahui saat petugas kepolisian pimpinan Kapolsek Talisayan Iptu Faisal Hamid bersama warga mencari korban yang berdomisili di Kampung Biatan Lempake, Biatan, Kabupaten Berau. Peristiwa ini terjadi pada Rabu (19/7) sekitar pukul 09.00 Wita.
"Kemudian dilakukan pencarian seperti yang ada di video itu. Ada buaya yang membawa jenazah, lalu dibawa ke tepi sungai seperti di video itu," ujar Andy.
7. Detik-detik Menegangkan Sudianto Lolos dari Terkaman Buaya
Sudianto (39) sibuk menyusun batang pohon sagu untuk dijadikan rakit di sungai. Tiba-tiba seekor buaya menerkamnya. Beruntung, dia lolos dari maut setelah bergulat sengit dengan buaya.
Kapolres Meranti, AKBP Barliansyah, menceritakan Sudianto yang merupakan warga Desa Lukan, Kecamatan Tebing Tinggi Timur, Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau berhasil selamat dari cengkraman buaya. Sudianto diserang buaya saat tengah bekerja untuk menyusun batang pohon sagu untuk dijadikan rakit dan ditarik dengan kapal pada Rabu 26 April 2017 sekitar pukul 09.00 WIB.
"Ketika menyusun batang sagu itu, tiba-tiba muncul buaya dari sungai. Buaya itu langsung menerkam paha kanan korban," kata Barliansyah kepada wartawan, Kamis (27/4/2017).
Menurut Barliansyah, Sudianto dapat melepaskan gigitan buaya. Dia kemudian berusaha naik ke atas kapal motor yang akan menarik rakit sagu tersebut.
8. Buaya Peliharaan Terkam Karyawan Wanita di Tanawangko, Sulawesi Utara
Seorang karyawan wanita bernama Deasy Tuwo (44) tewas setelah diserang buaya peliharaan di perusahaan pembibitan mutiara, Desa Ranawangko, Kecamatan Tombariri, Kabupaten Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) pada Jumat (11/1/2019).
Dikabarkan, Deasy terpelesat ke tempat penangkaran saat memberi makanan buaya tersebut.
Tubuh korban pun tampak tercabik pada bagian perut dan dada hingga tangan kanannya tampak putus.
Peristiwa ini langsung menjadi viral di media sosial Facebook dan dibagikan berkali-kali.
Umumnya warganet mengaku prihatin terkait peristiwa nahas menimpa korban.
Kapolres Tomohon, AKBP Raswin Sirait mengatakan, pihaknya masih menyelidiki kejadian tersebut.
"Kita masih lidik dan mengetahui apakah buaya tersebut memiliki surat ijin atau tidak," kata Sirait.
Ia menambahkan, jika tidak adanya surat ijin, pemilik buaya ini akan ditahan.
Informasi yang dihimpun tribunmanado.co.id, jasad korban ditemukan oleh ketiga rekannya yang menvari korban.
Perusahan tersebut dikabarkan milik Warga Negara Jepang.
Jasad korban pun sudah dibawa ke RSUP Kandou untuk diautopsi.

Viral Kabar Buaya Peliharaan Serang Manusia di Tanawangko, Tubuh Korban Tercabik-cabik
Kabar buaya peliharaan menyerang manusia di Perum Mutiara, Tanawangko, Kecamatan Tombariri, Kabupaten Minahasa, menjadi viral di Facebook pada Jumat (11/1/2019)
Hal ini diunggah oleh akun Facebook Richell Kawalod.
Richell Kawalod mengunggah sejumlah foto lokasi kejadian dan foto buaya dan korban.
Dia memberi foto keterangan pada unggahannya berikut:
TKP mutiara tanawangko ...
korban buaya

Unggahan tersebut sudah ratusan kali dibagikan, mendapatkan banyak like dan komentar dalam 1 jam sejak di-posting.
Di kolom komentar, Richell Kawalod menyebutkan bahwa peristiwa tersebut terjadi di Perum Mutiara Tanawangko, Minahasa.
Baca: Deretan Artis Indonesia Berdarah Manado yang Tersandung Kasus, dari Kasus Pelakor hingga Korupsi
Dia menyebutkan korban adalah pekerja yang hendak memberi makan hewan peliharaan itu.
Namun, korban terpeleset dan jatuh ke lubang yang berisi buaya.
Dia menyebut sebagian tubuh wanita itu habis dimakan buaya tersebut.
Unggahan ini terus dibagikan ratusan warganent yang umumnya menyatakan keprihatinan atas musibah tersebut
Michella Repi Iih kasiang, kg dia jdi korban dang ktu?
Fanny Lasapu ooh kasiang
Marsel Audi Richell Kawalod alastagaaaaa ...Kong buaya makan pa dia? Di mana itu dhe?
Clarensia Adam Richell Kawalod katu e, dia j se mkan abis itu dia mkan sndiri tu j se mkn pa dia, MANG BUAYA
Rondonuwu Rivkha Ikha Kage sto orng sngja d tolla smpe dya mso dlam kndang buaya
- 7 Fakta terkait Buaya yang Terkam Deasy Tuwo: Namanya, Usia 20 Tahun hingga Milik WN Jepang
Seekor buaya peliharaan yang berukuran besar menerkam wanita bernama Deasy Tuwo (44), karyawan wanita CV Yosiki di Desa Ranowangko (wilayah Tanawangko), Kecamatan Tombariri, Kabupaten Minahasa, Sulut, Jumat (11/1/2019) siang.
Banyak yang penasaran dengan peristiwa tersebut.
Pasalnya buaya tersebut sudah bertahun-tahun dipelihara dan berada dalam kadangnya.
Korban pun diduga terpelesat ke dalam kadang saat memberi makan.
Baca: 5 Populer 11 Januari 2019 - Kronologi, Fakta-fakta hingga Kondisi Jasad Deasy Tuwo Diterkam Buaya
Baca: 9 Fakta Kasus Buaya Terkam Deasy Tuwo di Ranowangko: Kronologi, Kondisi Jasad hingga Milik WN Jepang

Berikut fakta-fakta terkait buaya yang menerkam Deasy Tuwo:
1. Milik Warga Negara Jepang
Buaya menerkam Deasy Tuwo merupakan peliharaan WN Jepang bernama Ochiai
Mr Ochiai merupakan pemilik perusahaan tempat Deasy Tuwo.
Di areal perusahaan, Mr Ochiai pun memelihara ikan arwana
Baca: Kronologi Penemuan Jasad Deasy Tuwo yang Diterkam Buaya Peliharaan WN Jepang
Baca: Cerita Pemandi Jenazah Deasy Tuwo yang Diterkam Buaya Peliharaan, Begini Kondisi Jasad Korban

2. Bernama Merry
Merry Supit (36) mantan pekerja CV Yosiki mengatakan buaya tersebut diberi nama Merry. Merry yang memberi makan buaya tersebut sebelum Deasy.
"Saya sebagai pegawai pembibitan mutiara. Saat itu buaya yang juga diberi nama seperti nama saya (Merry) ini, masih berukuran sama seperti kayu ini," kata Merry sembari menunjuk batang pohon berukuran panjang 1,50 meter yang tergeletak di sampingnya.
Baca: Deasy Tuwo, Wanita yang Diterkam Buaya Peliharaan Dikenal Pendiam tapi Rajin
Baca: BKSDA Sulut akan Evakuasi Buaya Peliharaan WN Jepang yang Terkam Deasy Tuwo ke Bitung
3. Berusia 20 Tahun
Merry Supit (36) mantan pekerja CV Yosiki mengungkapkan umur buaya tersebut diperkirakan sekitar 20 tahun. Pasalnya buaya tersebut sudah ada saat dia masuk kerja pada tahun 2000 silam.
Namun, dia memilih keluar saat perusahaan bangkrut pada 2005 silam.
4. Makanan Buaya
Merry Supit (36) mengungkapkan buaya tersebut sering diberi makan ayam, tongkol, dan ikan tuna.
"Semuanya harus fresh, dia tak mau makan bila sudah dibekukan atau sudah mati beberapa hari," kata warga Jaga X Ranowangko.

5. Terlalu Besar
Merry Supit (36) mengungkapkan, beberapa waktu lalu buaya itu ingin diserahkan ke penangkaran namun mereka menolak karena tak punya kandang sebesar milik perusahaan itu.
6. Cara Beri Makan Buaya
Merry Supit (36) mengungkapkan cara khusus beri makan buaya tersebut
"Kami mendekat ke kandangnya lalu menepuk-nepuk dinding bagian dalam kandang itu sampai buaya datang mendekat dan membuka mulutnya, tinggal melempari makannnya," ujar Merry.
7. Dibeli di Bitung
Noldy Pinontoan, Mantan petugas keamanan di CV Yosiki mengungkapkan buaya tersebut dibeli saat dirinya dan Deasy masuk kerja pada 1999. Buaya itu dibeli dari Kota Bitung.
"Saat itu berjumlah dua ekor. Masing-masing panjangnya sekitar satu meter," kata dia
Noldy pun sering memberi makan kedua buaya itu hingga suatu hari, seekor dari kedua buaya itu hilang.
"Karena mereka saling memangsa. Buaya laki-laki ini yang tersisa," ungkap pria yang lebih akrab disapa Pala ini.
Artikel ini telah tayang di detik.com dengan judul "7 kasus-manusia-diterkam-buaya-yang-bikin-geger"
Artikel ini juga telah tayang di Tribunmanado.co.id dengan judal "7 Fakta terkait Buaya yang Terkam Deasy Tuwo: Namanya, Usia 20 Tahun hingga Milik WN Jepang"
(Tim Tribun Manado/Dtk)