Waketum PAN Bara Hasibuan: Kehormatan Pak Muhidin Bisa Kita Pertahankan
olitik nasional tengah dihebohkan dengan pemecatan Muhidin, Ketua DPW Partai Amanat Nasional (PAN) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel)
Penulis: Christian_Wayongkere | Editor: David_Kusuma
Waketum PAN Bara Hasibuan: Kehormatan Pak Muhidin Bisa Kita Pertahankan
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Politik nasional tengah dihebohkan dengan pemecatan Muhidin, Ketua DPW Partai Amanat Nasional (PAN) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel).
Karena secara mengejutkan mendukung Calon Presiden dan Wakil Presiden Joko Widodo - Ma'ruif Amin. PAN bersama Gerindra, Demokrat dan PKS memiliki jagoan yang didukung yaitu pasangan Prabowo Subianto - Sandiaga Uno.
Namun menurut Wakil Ketua Umum (Waketum) DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Bara Hasibuan Walewangko, masalah itu masih dalam proses pada akhirnya akan ada solusi
" Kehormatan dari pak Muhidin sebagai tokoh Kalimantan Selatan bisa kita pertahankan ," kata Bara saat diwawancarai tribunmanado.co.id belum lama ini di sela-sela melakukan inspeksi mendadak ketersediaan elpiji 3 kg di Kota Manado.
Memang pada prinsipnya personel komisi VII DPR RI ini melihat sosok Muhidin masih dibutuhkan kehadirannya di partai dan kepemimpinannya juga, untuk bisa pada nantinya PAN meraih suara signifikan pada pemilihan legislatif (pileg) 2019 terutama di Kalsel.
Baca: 5 Foto Instagram ini Dapat Like Terbanyak Sepanjang Tahun 2018, Presiden Jokowi Masuk Daftar!
Baca: Sidak ke Pangkalan Elpiji 3 Kg, Anggota DPR RI Bara Hasibuan Buka Pos Pengaduan
Kabar pemecatan terus menghiasi halaman pembritaan media, baik cetak, elektronik, online dan layar kaca.
Waketum DPP PAN juga menjelaskan alasan dan penyebab mengapa masih harus mempertahankan Muhidin dalam partai yang berlambat matahari terbit itu karena, ketokohannya pernah menjabat Wali Kota Banjarmasin ibu kota Kalsel 2 periode .
Dengan track record tersebut, PAN yang kini dikomandani Zulkifly Hasan, merekrutnya sebagai kader dan pengurus sampai membesarkan partai di Kalsel.
"Pada prinsipnya dia adalah aset di partai PAN dan kami tidak akan melakukan pemecatan kepadanya," tegas anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan Sulawesi Utara tersebut.
Bersama dengan keberadaan Muhidin di Provinsi Kalsel, PAN akan fokus untuk bagaimana meraup suara yang signifikan pada Pileg 2019 dan pilpres, karena dua momen politik ini akan berlangsung bersamaan.
Untuk legislatif kita tidak bisa memisahkan diri dari kenyataan pada kampanye pemilihan presiden, pada akhirnya pengurus partai di daerah harus bisa mempunyai kreativitas dalam menerjemahkan keputusan partai khususnya pencalonan presiden.
"Di Kalsel pak Jokowi masih sangat kuat, begitu juga dengan di Sulut. Yah jika mengambil keputusan mendukung pak Jokowi yah kita bisa memahami berdasarkan realita dan dinamika politik lokal yang tidak bisa mereka acuhkan begitu saja, kalau partai ingin besar atau memiliki suara signifikan di daerah tersebut ," jelasnya.
Bara juga menyesalkan tutur kata para elite politik, yang harus menginspirasi rakyat untuk memandang proses pemilu dengan cara-cara damai bukan kekerasan.
Menurutnya para elite harus stop gunakan retorika ngeri atau kekerasan yang mempromosikan kekerasan seperti potong leher, potong kuping hingga armageddon. Harusnya hal-hal seperti ini tidak mempunyai tempat di Indonesia, terutama dalam konteks pemilu.
Baca: Djarot Saiful Hidayat Ungkap Posisi yang Diinginkan Ahok di PDIP jika Kembali Berpolitik
Baca: 10 Film Indonesia Paling Banyak Ditonton Sepanjang Tahun 2018, di Antaranya A Man Called Ahok!