Biografi Tokoh Dunia
Pu Yi, Kaisar Terakhir China
Pu Yi atau dipanggil Henry Puyi ataupun Puyi merupakan kaisar terakhir China yang berasal dari Dinasti Qing yang memerintah 1908 hingga 1912.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Pu Yi atau dipanggil Henry Puyi ataupun Puyi merupakan kaisar terakhir China yang berasal dari Dinasti Qing yang memerintah 1908 hingga 1912.
Setelah Revolusi Xinhai yang memaksanya turun tahta, penguasa yang juga dikenal sebagai Kaisar Xuantong itu diminta kembali menjadi kaisar dalam Restorasi Manchu.
Baca: Martin Luther, Tokoh Reformasi Protestan
Namun, setelah Jepang menginvasi Manchuria, mereka mendirikan negara boneka Manchukuo, dan mengangkat Pu Yi hingga berakhir Perang Sino-Jepang di 2 September 1945.
Dilansir dari berbagai sumber, berikut merupakan biografi dari penguasa ke-12 sekaligus terakhir dari Dinasti Qing.
1. Masa Kecil dan Naik Tahta

Puyi lahir pada 7 Februari 1906 di Mansion Pangeran Chun Beijing dari pasangan Pangeran Chun dan Putri Guwalgiya.
Dia diketahui mempunyai tiga adik pria dan tujuh adik perempuan. 14 November 1908 sang paman, Kaisar Guangxu, meninggal dunia.
Kaisar pengganti Dowager Cixi, di saat terakhirnya, menyatakan Puyi bakal menjadi Kaisar China selanjutnya di saat usianya masih dua tahun dan 10 bulan.
Prosesi penjemputan Puyi dimulai sejak 14 November 1908. Rombongan kasim dan pengawal istana meninggalkan Kota Terlarang dan menuju Mansion Utara di mana keluarga Pangeran Chun tinggal.
Baca: David Ben Gurion, Pendiri Negara Israel
Puyi dinobatkan sebagai kaisar pada 2 Desember 1908 di Aula Harmoni Tertinggi. Penguasa muda itu digendong ayahnya menuju Tahta Naga.
Karena tidak bertemu ibunya selama tujuh tahun setelah dinobatkan, Puyi dibesarkan oleh pengasuhnya, Wen-Chao Wang.
Hidup sebagai penguasa Negeri "Panda" menjadi hal baru bagi Puyi. Sebabnya, dia dikelilingi orang dewasa yang mengenakan kowtow, dan berlutut setiap kali dia lewat.
Pada umur tujuh tahun, Puyi menjadi kejam. Dia sering menyiksa kasim dan menembakkan senjata ke orang yang tak disukai.
Meski begitu, sebagai anak kecil dia sangat menyukai pertunjukan boneka, dan bermanja-manja dengan pengasuhnya sebelum tidur.
Baca: Augusto Pinochet, Presiden dan Diktator Chile
Dia mendapat pendidikan Konfusius. Setiap hari, dia harus melaporkan hasil belajarnya kepada "ibunya". Yakni lima mantan selir yang dipimpin Dowager Longyu.