Tajuk Tamu
Tajuk Tamu - Sentuhan Iptek Dalam Peternakan Babi
Dr Mien Th R Lapian, Fakultas Peternakan Unsrat memberikan analisa terkait pengamatan sentuhan iptek dalam peternakan babi
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa kelompok peternak ini belum terbiasa dengan teknologi untuk meningkatkan produktivitas ternaknya, baik berupa teknologi pakan maupun teknologi reproduksi.
Dalam upaya untuk memperbaiki permasalahan yang baru disebutkan di atas maka solusi yang ditawarkan paling tidak mencakup tiga hal penting yaitu manajeman pra kelahiran, saat kelahiran, dan pasca kelahiran. Tiga solusi ini sama pentingnya dan harus dilakukan secara teliti.
Manajemen pra kelahiran mencakup manajemen induk bunting sampai partus (kelahiran) dan manajemen pada akhir kebuntingan.
Manajemen induk bunting harus memperhatikan ketepatan waktu kawin dari babi dara (calon induk). Pengamatan saat estrus atau tanda-tanda birahi perlu dilakukan secara teliti supaya proses perkawinannya menjadi terjamin.
Perlu juga diperhatikan saat-saat partus yang diperkirakan terjadi 115 hari sesudah babi dikawinkan (dan berhasil dalam fertilisasi). Apabila babi dara positif bunting maka harus dipindahkan ke kandang yang terpisah dari induk kering atau babi dara lainnya.
Makanan harus diberikan dalam jumlah normal yaitu 2,5 kg/ekor/hari. Pada akhir kebuntingan, babi calon induk harus dipindahkan ke kandang khusus partus yang memiliki ruang yang cukup agar babi induk yang sebentar lagi melahirkan diberikan area untuk bergerak aktif.
Kebersihan dan sanitasi babi pada akhir kebuntingan harus selalu diperhatikan melalui dimandikan menggunakan sabun dan disinfektan.
Saat babi beranak (partus), manajemen yang dilakukan akan sangat berbeda dengan saat sebelum melahirkan. Perlu diingat bahwa karena babi mempunyai sifat kanibal maka ada kemungkinan induk babi memakan anaknya yang baru lahir.
Oleh sebab itu, tatalaksana pada saat partus adalah tahapan paling kritis pada usaha peternakan babi. Sangat penting untuk memberikan lingkungan yang tenang pada saat partus. Kandang harus dijaga dalam keadaan tetap bersih dan kering.
Manajemen pada saat pasca kelahiran juga harus diperhatikan. Tiga hari pertama setelah lahir merupakan saat-saat yang kritis untuk anak babi. Pada masa ini, anak babi sangat rentan terhadap kematian. Penyebab kematian anak babi pada masa kritis ini umumnya karena kelemahan dan kelaparan, tertindih atau terjepit induk, penyakit yang timbul, dan berbagai sebab lainnya.
Setelah 3 hari, anak babi dapat diberikan ransum induk dan untuk air susu anak sesuai dengan jumlah anak.
Hal-hal lain yang perlu dilakukan setelah ternak babi lahir adalah kebersihan anak babi, pemotongan tali pusar, gigi, dan ekor, pemberian kolostrum, penyuntikan zat besi, pemberian tanda, dan pemanas.
Selain itu, pada saat anak babi telah berumur dua minggu, kastrasi dapat dilakukan untuk mencegah anak babi jantan saat dewasa melakukan aktivitas seksual.
Penyapihan anak babi juga menjadi salah satu faktor penting dalam keberhasilan usaha peternakan babi.
Untuk dapat melahirkan 5 kali dalam 2 tahun, maka penyapihan dapat dilakukan pada minggu ke 5 – 8. Sebelum dipindahkan ke kandang penyapihan sebaiknya babi diberi obat cacing. Anak babi setelah disapih dikumpulkan bersama dalam suatu pool dalam jumlah besar (25-50 ekor).
Anak babi ini diberi makan dalam self feeder dengan air yang cukup, dan lantai kandang dilapisi dengan jerami yang cukup tebal. Segera setelah mencapai berat 50 kg babi-babi muda dipindahkan ke kandang penggemukan.
Selain manajemen pra kelahiran, kelahiran, dan pasca kelahiran, dalam upaya peternakan babi, terdapat juga tatalaksana saat pemeliharaan calon bibit. Pemeliharaan calon bibit terdari dari pemeliharaan calon pejantan dan calon induk.