Tajuk Tamu
Kebijakan Menstabilkan Rupiah
Melonjaknya nilai mata uang Dollar bukan hanya berdampak pada nilai tukar rupiah tapi hampir ke seluruh nilai mata uang Dunia.
Penulis: | Editor: Alexander Pattyranie
Posisi sekarang ini sebagian pelaku pasar uang meninggalkan rupiah untuk mengejar keuntungan ke Negara-negara lain seperti Amerika Serikat yang telah menaikkan suku bunga acuannya.
Dan jika keadaan telah kembali normal di prediksi akan kembali ke market uang di Indonesia, namun dengan syarat kondisi fundamental kita tetap kuat yang bisa dilihat dari kinerja neraca perdagangan dan kenaikan ekonomi pada periode-periode selanjutnya di Tahun 2018.
Pendapat saya Bank Indonesia sebaiknya belum seperlunya untuk mengambil keputusan menaikkan suku bunga acuan, biarpun suku bunga acuan diharapkan oleh fund manager.
Efek jika dinaikkan suku bunga acuan adalah para konglomerat yang menaruh dananya di luar akan mendapatkan keuntungan ganda di mana mereka akan mendapatkan keuntungan dengan menempatkan dananya di luar negeri dan keuntungan berikutnya adalah jika mereka kembali ke Indonesia juga akan mendapatkan keuntungan kembali sebab suku bunga meningkat.
Keputusan jika The Fed Funds Rate dinaikkan selain tidak adil memiliki dampak juga bagi pemulihan sektor riil dan pembangunan infrastruktur yang semula di percepat jadi terhambat.
Peningkatan The Fed Funds Rate akan diikuti oleh peningkatan tarif transaksi keuangan perbankan seperti simpanan dan kredit lebih dari itu aka nada kenaikan tarif bagi aktivitas investasi di bidang riil seperti penanaman modal di infrastruktur.
Sementara Pemerintah ingin mendorong agar FFR kredit dapat di kurangi.
Apabila keputusan menaikkan Fed Funds Rate diambil maka dapat berpeluang menyumbat usaha menurunkan tarif bunga perbankan.
Usaha yang harus dilakukan agar nilai tukar rupiah bisa distabilkan di luar keputusan menaikkan Fed Funds Rate patokannya ada pada cadangan devisa, seperti peningkatan daya ekspor maupun penurunan impor.
Beberapa kebijakan yang harus dilakukan menurut hemat saya seperti pengurangan impor terutama barang yang masuk yang tidak berhubungan dengan dengan aktivitas investasi yang memiliki kepentingan serta tujuan strategis bagi masyarakat umum, seperti memasukkan barang dari luar untuk aktivitas penanaman modal real estate pada kelas atas dan serupanya.
Pemerintah harus mengambil tindakan ulang untuk mengevaluasi dan mengagendakan kembali aktivitas pekerjaan investasi yang tidak terlalu penting dengan tujuan mengurangi tekanan impor.
Selanjutnya yang perlu dilakukan adalah mendorong perlunya optimalisasi bagi upaya-upaya penukaran nilai mata uang, pemanfaatan alat untuk melindungi nilai mata uang, sekaligus pengambilan keputusan repatriasi devisa hasil barang yang dikirim melalui ekspor.
Dan yang berikutnya adalah Otoritas Jasa Keuangan sangat penting untuk mengoptimalkan sirkulasi penerbitan surat berharga di pasar modal untuk menarik dana luar atau asing masuk ke dalam negeri.
Kebijakan-kebijakan langkah pendek tersebut penting diselaraskan dengan proses dan cara-cara yang dapat berpengaruh jangka panjang terhadap penguatan devisa seperti peningkatan daya ekspor yang berbasis sector ekonomi agrobisnis karena pertumbuhan kinerja agrobisnis masih tergolong minim dan sedikit.