Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Oto Transindo Siap IPO hingga Rekor Buruk Rupiah Sejak 1998

Bursa Efek Indonesia (BEI) masih terus kedatangan calon emiten baru. Di antaranya ada PT Urban Jakarta Propertindo

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
kontan
Rupiah 

Saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) menjadi saham favorit para pemodal asing. Selama sepekan terakhir, investor asing membukukan beli bersih sebesar Rp 634 miliar di saham perusahaan halo-halo ini.
Di urutan kedua ada saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). Saham bank ini mencatatkan net buy asing Rp 469,1 miliar.

Saham PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) juga masih terus jadi target beli para investor asing. Selama sepekan terakhir, asing membukukan beli bersih sebesar
Rp 297,7 miliar.

Nafan mengatakan, para pelaku pasar global menilai, dalam jangka panjang kinerja emiten-emiten tersebut memiliki potensi untuk terus bertumbuh. Karena itu, saham-saham tersebut jadi buruan asing.

Harga saham emiten-emiten tersebut juga terdorong naik akibat aksi beli pemodal asing. Saham TLKM misalnya, mencatat kenaikan 6,08% selama sepekan.

Analis Semesta Indovest Aditya Perdana Putra menilai, wajar jika investor asing masih berburu di bursa. Sebab, posisi indeks memang cukup menarik. Akibat koreksi beberapa waktu yang lalu, valuasi saham jadi cukup murah. Investor asing pun kembali melakukan rebalancing portofolio. Apalagi, dana asing sudah keluar cukup banyak selama setahun terakhir.

Jangan gegabah

Meski tampak minat investor asing cukup bagus sepekan terakhir, Aditya menilai aksi beli asing hanya bersifat sementara. Investor asing masih terus mencermati sentimen luar negeri.

Sentimen pelemahan mata uang sejumlah negara emerging market juga masih berpotensi menekan indeks saham.

Aditya juga menilai kondisi makroekonomi dalam negeri saat ini memang membuat investor asing masuk. Namun investor asing belum berani jor-joran.

"Kondisi saat ini belum terlalu bagus sehingga asing masih melakukan aksi tunggu," jelas dia.
Ia menyarankan agar investor lokal tidak serta merta mengikuti apa yang dilakukan investor asing.

Langkah terbaik yang harus diambil oleh investor lokal adalah melakukan riset terhadap saham-saham yang dibeli oleh investor asing.

Nafan juga menyarankan investor lokal tidak sembarang mengekor investor asing dan tetap mencermati kinerja fundamental emiten serta prospek masa depan emiten tersebut. Investor sebaiknya memilih saham yang memiliki valuasi murah, serta rajin membagikan dividen.

Beberapa saham menjadi rekomendasi Nafan antara lain BBTN, dengan target harga jangka menengah dan jangka panjang secara bertahap di level Rp 3.350 dan Rp 3.500 per saham.

Selain itu, Nafan juga merekomendasikan WSKT, dengan target harga jangka menengah di level Rp 2.350 per saham. Sementara, Aditya merekomendasikan saham PGAS, LPPF, INKP dan EXCL.  (Elisabet Lisa Listiani/Michelle Clysia Sabandar/Anna Suci Perwitasari/Krisantus de Rosari/Yoliawan H)

Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved