Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Cerita Penemu Minuman Coca-Cola Percaya pada Ekstra Seledri

Banyak cerita dari orang-orang hebat. Namun satu yang pasti, mereka tak pernah kenal lelah untuk bereksperimen dalam bidang

Editor: Lodie_Tombeg
kompas.com
John Pemberton, apoteker sang penemu Coca-Cola 

Meski cemerlang di bidang matematika dan sains, gadis muda itu juga memendam cinta pada puisi. Dia kerap menggunakan puisi untuk memverifikasi keraguannnya dalam matematika. Kontribusinya dalam bidang ilmu komputer belum diketahui sampai akhirnya catatannya ditemukan pada 1950-an.

Kehidupan awal Ada Lovelace lahir dengan nama Augusta Ada Byron di London pada 10 Desember 1815. Dia merupakan satu-satunya anak dari penyair terkenal Lord George Gordon Byron.

Pernikahan Byron dengan ibu Ada, Lady Anne Isabella Milbanke Byron, tidak berlangsung bahagia. Mereka berpisah dua bulan setelah putri mereka lahir ke dunia. Byron meninggalkan Inggris dan sejak itu, Ada tak pernah lagi melihat ayahnya.

Sang ayah diketahui meninggal di Yunani, saat Ada berusia 8 tahun. Kemudian Ada membentuk ikatan erat dengan neneknya, Judith, ketimbang dengan ibunya sendiri. Ada Lovelace ketika berusia 17 tahun.

Setelah menderita campak pada 1829 dan terbaring di tempat tidur selama dua tahun, gadis itu dapat bergerak dengan menggunakan kruk. Dia menjadi seorang murid yang cerdas. Minat terbesarnya adalah pada bidang matematika dan sains.

Namun, pikiran imajinatifnya dikekang oleh sang ibu, yang ingin agar putrinya tidak menumbuhkan ketertarikan terhadap puisi seperti ayah Ada. Sejak awal, Ada menunjukkan bakat dalam angka dan bahasa. Dia menerima pengajaran dari seorang reformis sosial William Frend, dokter keluarga William King, dan astronom sekaligus ahli matematika asal Skotlandia Mary Somerville.

Bertemu "Bapak Komputer" Sekitar usia 17 tahun, Ada bertemu dengan seorang matematikawan dan penemu bernama Charles Babbage. Jalinan pertemanan keduanya begitu dekat, meski Babbage jauh lebih tua. Pria itu merupakan mentor bagi Ada. 

Mulai dari itu, dia dapat belajar matematika lanjutan dengan profesor di Universitas London, Augustus de Morgan. Ada terpesona oleh ide-ide brilian Babbage yang dikenal sebagai Bapak Komputer Dunia, yang menemukan mesin diferensial untuk melakukan perhitungan matematis.

Babbage juga berencana untuk membuat perangkat lain bernama Analytical Engine untuk menangani perhitungan yang lebih rumit. Ada itu diminta menerjemahkan artikel Analytical Engine Babbage yang ditulis insinyur Italia Luigi Federico Menabrea. Analytical Engine Babbage.

Ada tidak hanya menerjemahkan teks asli berbahasa Perancis ke dalam bahasa Inggris, tapi juga menambahkan pemikiran dan gagasannya sendiri tentang mesin tersebut.

Artikel itu akhirnya selesai menjadi tiga kali lebih panjang dari teks aslinya dan diterbitkan pada 1843 dalam jurnal sains Inggris. Ada menggunakan inisial "A.A.L" untuk kepanjangan namanya Augusta Ada Lovelace dalam artikel tersebut.

Analytical Engine Dalam catatannya, Ada berpendapat mesin Analytical Engine dapat lebih maju dibandingkan mesin-mesin sebelumnya yang dibangun untuk tujuan perhitungan.

Dia mengklaim, mesin Babbage dapat melakukan lebih dari sekadar perhitungan numerik, dan kemudian menjelaskan operasinya secara rinci. Di akhir catatan, dia menulis tentang algoritme untuk membuat mesin Babbage dapat menghitung "angka Bernoulli".

Tulisan algoritme itu membuat Ada disebut sebagai pelopor pemrograman komputer. Dia menggambarkan bagaimana kode dapat dibuat untuk perangkat dalam menangani huruf dan simbol bersama dengan angka.

Ada juga berteori tentang metode untuk mesin dapat mengulangi serangkaian instruksi, proses yang dikenal sebagai perulangan yang digunakan program komputer sekarang. Artikel Ada hanya menarik sedikit perhatian.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved