Renungan
Roh yang Mempersatukan
Sebuah penelitian terbaru mengungkapkan bahwa terdapat 7.000 bahasa di seluruh dunia yang digunakan oleh tujuh miliar orang.
Penulis: Chintya Rantung | Editor: Alexander Pattyranie
Namun dalam semangat kebersamaan dalam kasih Kristus, ada saat kita harus duduk bersama, berembuk bersama, bersekutu bersama, berdoa bersama, sharing bersama; agar supaya jangan sampai perbedaan-perbedaan kita menjauhkan kita, justru kita harus memperkokoh kebersamaan dalam menantikan karya Tuhan di dalam kehidupan kita.
Kita saling mengisi, saling mendukung dan menopang serta saling membantu satu sama lain.
Jika orang-orang masa itu berkumpul di Yerusalem sebagai pusat peribadatan umat, maka persekutuan yang kita bangun dalam ibadah-ibadah hendaklah juga dibangun atas dasar untuk memuliakan Tuhan salah satu cerminannya yaitu lewat kebersamaan kita.
Ketika Roh Kudus turun di tengah-tengah mereka yang tampak lidah-lidah seperti nyala api, maka mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya.
Ada yang berbahasa Partia, Media, Elam, penduduk Mesopotamia, Yudea dan Kapadokia, Pontus dan Asia, Frigia dan Pamfilia, Mesir dan daerah-daerah Libia, pendatang dari Roma, orang Kreta dan orang Arab.
Mereka berkata-kata sesuai dengan bahasa para pendatang yang datang ke Yerusalem.
Dari berbagai bahasa yang berbeda, Tuhan memakai itu sebagai sarana berkomunikasi ketika bahasa itu dapat dimengerti oleh satu dengan yang lainnya.
Meskipun pada dasarnya mereka memang berasal dari latar belakang yang berebeda.
Tuhan memakai bahasa tidak hanya sebagai jembatan komunikasi namun ternyata sebagai sarana memuliakan Allah.
Saudaraku. Sering kali bahasa yang kita gunakan sangat menentukan dapat atau tidak dapat diterima maksud kita.
Sering pula bukan semata-mata jenis bahasa namun gaya bahasa pun menentukan penerimaan atau penolakkan terhadap apa yang kita sampaikan, utarakan dan paparkan.
Kita harus menyadari bahwa bahasa juga adalah karunia Tuhan bagi kita untuk memuliakan Tuhan.
kita harus bijaksana mempergunakan bahasa bahkan gaya bahasa kita agar apa yang kita sampaikan bukan memecah-belah, bukan memprofokasi namun membangun, memotivasi, menasehati serta menyemangati.
Semua harus dilandasi dengan prinsip-prinsip dasar Firman Tuhan.
Gaya kita bertutur pun harus se bijaksana mungkin supaya niat hati yang baik dapat diterima pula dengan baik karena mempergunakan bahasa yang dapat diterima secara positif.