Tajuk Tamu
Alfie Evans Hendak Dibunuh Perlahan-lahan
Mdia sosial diwarnai berita tentang Alfie Evans, seorang anak berusia 23 bulan yang menderita penurunan kondisi saraf yang tak dapat didiagnosis.
Penulis: | Editor: Alexander Pattyranie
Persoalan kita sekarang adalah bagaimana tindakan pihak Alder Hey atas Alfie dapat dipertanggungjawabkan secara moral?
Umumnya, terdapat dua hal yang dapat diperbandingkan berhadapan dengan kasus seperti ini, yakni antara Paternalisme dan otonomi pasien.
Paternalisme di sini berarti tindakan petugas kesehatan yang memperlakukan pasien seperti “anak kecil” yang kesejahteraannya mesti diatur oleh orangtua.
Jadi kesejahteraan si anak ditentukan oleh orangtua.
Maka, petugas kesehatan menentukan apa yang baik bagi pasien.
Hal ini dikonfrontasikan dengan otonomi pasien yang tentu punya hak menentukan apa yang terbaik bagi kesehatannya.
Hal ini sangat jelas tampak pada kasus Alfie.
Sikap pihak Alder Hey cenderung paternalis.
Apakah sikap paternalis ini tidak baik secara moral? James Childress, seorang filsuf moral, mengungkapkan tiga prinsip yang dalam arti tertentu membenarkan sikap paternalis
1) sejauh sikap yang diambil tidak merugikan orang lain,
2) sejauh sikap tersebut tidak bertentangan dengan prinsip keadilan, dan
3) sejauh sikap tersebut bertujuan mencegah pelanggaran prinsip-prinsip moral yang lain.
Dari tiga prinsip ini, Childress melanjutkan syarat tindakan Paternalisme, yakni:
(1) ketika pasien mengalami keterbatasan, kekurangan, keterbatasan, dan
(2) adanya kemungkinan timbulnya bahaya, serta luasnya implikasi bahaya tersebut.