Parlemen Eropa Kritik Makan Daging Anjing, DPRD Sulut: Kita Tak Protes Fertival Telanjang di Pantai
Pasar Beriman Kota Tomohon jadi kontroversi dunia! Parlemen Uni Eropa (UE) asal Jerman mengkritisi perdagangan anjing.
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
Masyarakat lokal menyebut itu ‘tola-tola’ atau makanan dan minuman pelengkap di setiap kali terjadi pertemuan. Makin banyak ‘tola-tola’, akan makin panjang cerita warga yang biasanya berkumpul itu.
Fenomena itu menjelaskan bagaimana makanan begitu erat dengan sikap kekerabatan warga Minahasa.
Makanan punya daya untuk menarik cerita makin lama. Makan pelan-pelan, kebersamaan akan lebih lama. Makanan ini juga biasanya adalah makanan ekstrem.
Minahasa juga punya budaya berpesta. Masyarakat mengonsumsi segala jenis daging hewan yang dinilai tak lazim bagi masyarakat umumnya. Termasuk anjing, kucing, piton, tikus hutan, kelelawar dan jenis daging lainnya.
Namun hal ini tak terjadi setiap saat. Tak setiap hari orang Minahasa makan daging ekstrem. Tergantung kondisi, namun paling sering jika ada pesta. Itu artinya bukan berarti Minahasa pemakan segalanya.
Bukan, karena hanya pada event tertentu. Terbatas jumlahnya. Bisa disimpulkan kebersamaan dan persaudaraan yang kuat, menyebabkan ketika tak ada pilihan lain untuk dimakan, masyarakat terpaksa memakan itu.
Sekarang masyarakat mulai kurang mengonsumsi daging anjing, kucing dan daging-daging lainnya. Kebiasaan yang mulai berubah, tak seekstrem dulu.
Karena orang mulai sadar dengan kesehatan. Ke depan ketika masyarakat makin menjaga kesehatan, konsumsi makanan jenis ini perlahan hilang. Mungkin nanti masih tertinggal, tapi akan sangat sedikit.
Tinggal warga yang berumur di atas 30 tahun yang masih banyak mengonsumsi daging ekstrem. Warga di bawah 30 tahun mulai berkurang. Selain karena kesadaran akan kesehatan, juga karena menjamurnya tempat makan.
Sekarang banyak tempat nongkrong, banyak kafe. Semua dialihkan ke sana. Minum kopi, makan kue. Makin banyak jenis makanan dari luar. Ini yang membuat kebiasaan makan anjing, kucing dan daging lainnya mulai berkurang.
Melihat perkembangan sosial masyarakat tersebut, tak menutup kemungkinan kebiasaan makan daging tak lazim masyarakat Minahasa nantinya akan hilang. Gejala tersebut mulai terlihat saat ini. (fer/fin/ryo)