Parlemen Eropa Kritik Makan Daging Anjing, DPRD Sulut: Kita Tak Protes Fertival Telanjang di Pantai
Pasar Beriman Kota Tomohon jadi kontroversi dunia! Parlemen Uni Eropa (UE) asal Jerman mengkritisi perdagangan anjing.
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
"Harus dibicarakan oleh lintas sektor. Kalau larang masyarakat mengonsumsi anjing memang agak tidak mudah dan berat. Harus ditata lebih baik karena Kota Tomohon merupakan kota wisata,” katanya.
Lanjut Turang, jangan sampai turis menilai Tomohon tidak layak dikunjungi lantaran masalah ini. “Agak sedikit antara dua sisi yang sama-sama sulit untuk dipilih," pungkasnya.
Perdagangan daging anjing di pasar ekstrim Tomohon menarik perhatian Parlemen Uni Eropa yang bermarkas di Brussel, Belgia. Anggota Parlemen asal Jerman Stefan Bernhard Eck MEP mengutus Direktur Kesejahteraan Hewan Jerman Sabastian Margenfeld ke Tomohon, Sulawesi Utara pada tanggal 18 hingga 19 April.
Kedatangan Sabastian untuk menyaksikan langsung kondisi pasar ekstrim Tomohon, pasar yang terkenal di Eropa. Hasil amatannya selama dua hari di Tomohon akan ia sampaikan ke parlemen yang mengutusnya.
Sabastian menemukan tiga permasalahan. Pertama soal prinsip kesejahteraan hewan. Kata dia, terjadi penyiksaan anjing dan kucing di pasar ini sebelum mereka dibunuh. Apalagi hewan domestik ini melewati perjalanan panjang yang menyiksa sebelum tiba di pasar.

Selanjutnya permasalahan kesehatan masyarakat, terutama yang berkaitan dengan rabies. Proses transportasi anjing dari satu provinsi ke provinsi lain rawan terjadi penyebaran rabies. Tak ada yang bisa menjadi anjing di pasar ini bebas rabies.
Permasalahan ketiga soal anggapan Tomohon sebagai kota wisata akan tercoreng. Apalagi, menurutnya, di Jerman dan Eropa pada umumnya, keberadaan pasar ekstrim berpengaruh pada pandangan turis. "Apalagi melihat kondisi di mana anjing dan kucing dibiarkan tetap hidup di pasar tersebut," ujarnya.
Sabastian bersama rekannya, didampingi Manajer Program Animal Friends Manado Indonesia Frank Delano Manus bertemu Sekkot Lolowang bersama Kepala Dinas Pariwisata dan Dirut PD Pasar.
Pada pertemuan itu, Sabastian menyampaikan beberapa kemungkin yang bisa menjadi solusi. Pemkot lebih memerhatikan prinsip kesejahteraan hewan.
Kemudian sebisa mungkin tak ada transportasi masuk anjing, kucing dan semua hewan dari daerah lain ke Sulut maupun Tomohon.
Sabastian juga berharap ada kampanye publik agar lebih aware dengan rabies. "Menurut saya itu adalah diskusi yang positif dengan mereka. Mereka terbuka dan memberi perhatian atas apa yang saya sampaikan. Mereka berkata akan menyelesaikan permasalahan itu," ujarnya.
Supit mengapresiasi Pemkot yang sudah ada upaya untuk memperjuangkan prinsip kesejahteraan hewan, yang menjadi kampanye organisasi pecinta hewan dunia, termasuk AFMI.
"Saya sangat mengapresiasi Pemkot Tomohon yang sudah menaruh perhatian soal isu animal welfare ini. Penanganan rabies di Tomohon pun saya kira sudah paling baik untuk Sulut. Vaksin tersedia dan itu gratis," ucapnya.
Sekkot dan Utusan Parlemen UE ke Pasar Beriman
Pemkot Tomohon memberikan perhatian pada isu prinsip kesejahteraan hewan (animal welfare). Apalagi kota ini memiliki pasar ekstrim yang begitu terkenal di dalam maupun luar negeri.