Demo Tolak E-Voting GMIM, Mahasiswa UKIT: Jangan Abaikan Tata Gereja!
Ratusan Mahasiswa UKIT demo di GKIC dengan salah satu tuntutan menolak e-voting.
Penulis: Arthur_Rompis | Editor:
"Tapi jangan kita lupakan dasarnya, dasar itulah tata gereja, di atas dasar itulah kita membangun segala sesuatu," kata dia.
Ditolak Luas
Ternyata bukan hanya anak zaman now yang tolak e-voting.
Sejumlah penatua juga menolak keras sistem ini.

Hal itu nampak pada acara sosialisasi pemilihan di beberapa Gereja yang digelar jauh hari sebelum pemilihan.
Pnt. Ir. Stanly Ering Ketua P/KB Jemaat Eben Haezar Kaaten mengatakan, e-voting bertentangan dengan juklak pemilihan di semua aras.
"Ketentuan Umum huruf C angka (6), pemilihan dilakukan secara bebas, tertulis, rahasia, dan Tata Gereja GMIM, Pasal 9 Pelaksanaan Sidang Majelis Sinode angka (7), dimana Pemilihan BPMS dilakukan melalui pemungutan suara secara langsung, rahasia dan tertulis," beber dia.

Sementara Yansen Palilingan mengatakan, penerapan e-voting bisa menimbulkan masalah di kemudian hari karena tidak sesuai dengan juklak.
"Panitia agar hati hati menerapkannya," beber dia.
Ketua Panitia Olly Dondokambey yang juga Gubernur Sulut membeber, e-voting dilaksanakan untuk mempermudah pemilihan BPMS.
Ia menjamin tak ada manipulasi data.
"Ini untuk menyesuaikan dengan modernisasi," kata dia kepada Tribunmanado.co.id beberapa waktu lalu.
Olly mengklaim sistem e-voting dipuji sejumlah pihak termasuk wapres dan direncanakan jadi rujukan