Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Fakta-fakta Kerajaan Bolango, 1950 Bergabung dengan NKRI

Kerajaan Bolango mungkin tak seeksis kerajaan besar lainnya yang ada di Indonesia, seperti Kerajaan Kutai, Kartanegara, Sriwijaya, dan Mataram.

Penulis: | Editor: Alexander Pattyranie
TRIBUN MANADO/FELIX TENDEKEN
Ahmad Van Gobol 

Dia dikenal karena berhasil mempersatukan masyarakat Bolaang Uki yang dulunya masih terpisah-pisah.

Sedangkan raja yang paling termahsyur bernama Abraham Dua Wulu Van Gobol raja ke 16 yang juga merupakan silsilah pertama marga Van Gobol.

Raja Hasan pun memili 4 orang istri, istri pertama dikaruniai dua anak antara lain Edwar Van Gobol dan Arie Ali Banzer (raja ke-24 dan raja terakhir Kerajaan Bolaang Uki).

Di masa pemerintahannya, Raja Bolango juga dikenal memiliki singgasana yang diberi julukan Masangi atau harimau.

Sedangkan keris pusakanya bernama Hinaga atau Naga.

Karena kerajaan ini berpindah-pindah, satu-satunya kerajaan yang cukup besar yang pernah dibangun tepat berada di Kecamatan Bolaang Uki Bolsel.

Yang sangat disayangkan, bukti sejarah kerajaan yang pernah berdiri kokoh di sekitaran lapangan Desa Molibagu itu tinggal puing karena dilanda kebakaran pada 1960 silam bersamaan dengan masa permesta.

Berdasarkan beberapa referensi, kerajaan ini awal terbentuknya sudah memeluk agama islam karena menurut Ahmad Van Gobol, sangkut paut kerajaan ini sangat kuat dengan Kesultanan Tidore.

Di akhir-akhir masanya, pada tahun 1945 hingga 1950 Raja Ali Banzer diketahui tak lama menjadi raja, karena menyatakan untuk bergabung dengan NKRI.

Di masa itu, tahun 1952 dewan raja-raja menyatakan diri bergabung dengan NKRI.

Dewan raja itu terdiri dari Raja Bolango, Raja Mongondow, Raja Kaidipan, Raja Bintauna dan Raja Bolangitan.

Kerajaan Ali Banzer pun waktu itu diangkat menjadi Wedono (jabatan pemerintahan sekelas Kapolres atau Kejati) untuk wilayah Kaidipan Besar.

Hingga kini, sejarah tinggal sejarah, beberapa peninggalan kerajaan saperti istana hangus terbakar, dan beberapa peninggalan kerajaan lainnya sudah di tangan anak cucunya.

Di antaranya Mahkota Raja Ali Banzer yang terbuat dari emas berada pada anak sulungnya di Kota Makassar.

Sedangkan tongkatnya, berada pada cucu istri terakhir Raja Hasan. (Tribun Manado/Felix Tendeken)

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved