Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Warga Desa Blongko Mengungsi Usai Diterjang Longsor, Tanah Terus Bergerak

Tiba-tiba mendengar suara gemuruh, Sabtu (10/2) sekitar pukul 10.09 Wita. Suara yang tak biasa ia dengar.

Penulis: Finneke | Editor:
tribunmanado/finneke wolojan
Longsor di Jalan Trans Sulawesi 

TRIBUNMANADO.CO.ID, AMURANG - Yance Korneles warga Desa Blongko, Kecamatan Sinonsayang, Minahasa Selatan. Tiba-tiba mendengar suara gemuruh, Sabtu (10/2) sekitar pukul 10.09 Wita. Suara yang tak biasa ia dengar.

Yance yang berada di rumah saat itu langsung curiga dan melihat ke atas perkebunan Kayuwale. Hanya hitungan detik kemudian longsor langsung menerjang rumah dan menutup Jalan Trans Sulawesi.

Jalan Trans Sulawesi, tepatnya di ujung Desa Blangko Kecamatan Sinonsayang tertibun material longsor sepanjang 400 meter. Jalur menuju Manado dari arah Poigar terputus.

Material longsoran berupa lumpur, batuan bercampur dengan pohon-pohon yang tumbang, di antaranya pohon kelapa. Kemacetan pun tak terelakan. Sejumlah kendaraan roda empat harus berbalik arah, sementara beberapa sepeda motor nekat menerobos lumpur di bantu warga.

Sementara itu Yance bersyukur, ia tak kehilangan nyawanya saat itu. Meski rumah yang baru dua tahun ia tempati nyaris roboh tertutup lumpur dan pepohonan. Yance tak sempat memakai sendal. Kakinya penuh lumpur, bahkan hingga ke topi koboinya.

Pagi itu tak hanya Yance yang berada di rumah. Ada perangkat Desa Blongko dan pemerintah kabupaten yang membersihkan longsor yang memang telah terjadi sehari sebelumnya. Belum bersih benar, longsor yang diperkirakan puluhan meter malah makin parah.

Selama bertahun-tahun, baru kali ini Desa Blongko longsor separah itu. Demikian kata Andris Kumajas, warga sekitar. Dari Pantauan Tribun Manado, pegunungan di desa itu nyaris rata. Tampak ada patahan tanah yang tinggi, yang akan kembali longsor jika hujan mengguyur.

Pohon-pohon kelapa tumbang. Warga berupaya menyelamatkan sapi mereka yang diikat. Warga yang menarik sapi yang tampak berlumpur beberapa kali terlihat. Pekuburan warga Kristen maupun Muslim pun tertutup.

Ketika longsor, warga sekitar tumpah ke jalan. Menyaksikan timbunan tanah berlumpur yang tinggi itu. Awalnya warga masih mendekat beberapa meter dari longsor.

Namun tiba-tiba tanah bergerak. Warga yang ada di bukit panik dan langsung berlarian ke jalan menjauh perbukitan. Mereka memprediksi akan ada longsor susulan setelah itu. Apalagi hujan masih terus mengguyur dan sungai telah tertutup longsor.

Beberapa puluh meter, akhirnya steril, setelah petugas mengarahkan warga. Warga sekitar longsor pun langsung mengungsi. Mereka tampak mengangkut barang-barang mereka ke mobil. Rumah-rumah sederhana itu telah kosong. Tak ada lagi warga yang tinggal di sekitaran longsor.

"Mengungsi saja dulu. Karena rawan sekali longsor susulan. Di atas kan ada sungai dan telah tertutup longsor. Kemungkinan air sudah tertampung dan bisa saja tumpah seketika," ucap salah seorang warga.

Sementara itu jalan trans sulawesi lumpuh total. Tak ada jalur lain yang memungkinkan bagi mobil untuk meneruskan perjalanan. Baik menuju Manado atau ke Bolaang Mongondow. Pengendara menunggu dan berharap longsor segera terbuka. Namun nihil, banyak yang akhirnya memilih kembali.

"Saya kembali saja ke Lolak. Nanti kalau sudah terbuka, baru ke Manado. Penumpang saya sudah turun dijemput keluarga kembali ke Bolmong," ujar Nonong, sopir taksi gelap asal Lolak.

Sementara itu Kadis Pekerjaan Umum Minsel Rudi Tumiwa saat dihubungi mengatakan sudah menyampaikan Balai Jalan Nasional sebagai penanggung jawab jalan Trans Sulawesi untukmengatasi longsor di Desa Blangko Kecamatan Sinonsayang, Sabtu (10/2).

Sumber: Tribun Manado
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved