Cinta Sedarah Berujung Tragis
7 Hal yang Perlu Diketahui dari Peristiwa Gantung Diri Dua Sejoli Sedarah di Desa Koreng
Peristiwa gantung diri yang dilakukan Rino dan Meifa di Desa Koreng menghebohkan warga
Penulis: Aldi Ponge | Editor: Aldi Ponge
Gembala GPDI Koreng, Noldy Kaligis mengatakan Meifa selama berjemaat atau di gereja merupakan gadis yang manis dan aktif melayani, tapi sedikit tertutup dan tak banyak bicara.
"Kejadian tersebut memang sangat mengagetkan,Bahkan-teman di gereja tak ada kecurigaan apa-apa kepada Meifa sebab aktifnya normal," ucapnya.
Katanya, Meifa sering tegar sapa dengannya. Tak ada pikiran akan terjadi peristiwa tersebut.
"Ya, kalau hatinya saya tidak tahu, ini keputusan pribadi dan tak ada yang menyangka terjadi bahkan tak ada ajaran gantung diri," jelasnya.
Suharto Wuisan, Kaur Pemerintahan Desa Koreng, mengatakan orangtua Meifa berada diluar daerah dan hanya tinggal dengan opa di rumah
Malam sebelum kejadian, Meifa sempat diminta kakeknya agar cepat tidur karena besok (Selasa) harus sekolah.
Namun saat dibagunkan pada paginya, sang kakek yang hendak membangunkan tak dibukakan pintu.
"Dia pikir Meifa sudah berangkat pergi sekolah," ungkapnya
3. Ditegur karena Jalin Cinta Terlarang
Peristiwa gantung diri yang dilakukan RK alias Rino dan MK alias Meifa diduga bermotif asmara terlarang.
Kaur Pemerintahan Suharto Wuisan, mengatakan kedua korban pernah diingatkan oleh keluarga Meifa karena terlihat sangat dekat.
Dan saat itu, Rino mengiyakan untuk tidak terlalu dekat lagi dengan Meifa.
Namun, seiring berjalannya waktu kejadian gantung diri terjadi.
Kasat Intelkam Polres Minsel, AKP Karel Tangay, mengatakan aksi nekat kedua korban diduga karena cinta yang dilarang orangtua.
"Untuk motif kasus diketahui bahwa kedua korban menjalin asmara terlarang karena masih ada ikatan darah, hingga pada akhirnya memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri,” jelas AKP Karel.