Renungan Minggu
Milikilah Hubungan Intim dengan Allah
Mengapa iman para tokoh di Alkitab begitu kuat? Karena mereka punya hubungan intim dengan Allah dalam perjalanan hidup mereka.
Artinya, buah dari ketaatan para tokoh Alkitab ini adalah sesuatu yang telah disiapkan Allah.
Allah menyingkapkan rencana yang lebih baik, atau setidak-tidaknya rencana yang lebih lengkap, pada generasi-generasi sesudah para leluhur dan khususnya berkenaan dengan generasi-generasi sejak Kalvari.
Penyempurnaan harus menanti angkatan-angkatan ini.
Tanpa kita, mereka tidak dapat sampai kepada kesempurnaan (teleiothosin, "dijadikan sempurna atau lengkap").
Pernyataan ini senada dengan bunyi Ibrani 11:16 Tetapi, sekarang mereka merindukan Tanah Air yang lebih baik yaitu satu tanah air sorgawi.
Sebab itu, Allah tidak malu disebut Allah mereka, karena Ia telah mempersiapkan sebuah kota bagi mereka.
Semua hal ini adalah upah dari ketaatan.
Bahkan, bagi penulis Ibrani, penekakanan mengenai ketaatan termasuk juga dalam mengambil bagian pada penderitaan karena Kristus sebagai kekayaan yang lebih besar.........
Masing-masing tokoh yang disebutkan di dalam pasal ini mengilustrasikan satu tahap atau aspek dari hidup beriman - entah itu ketaatan, bertindak sesuai dengan janji mengenai hal-hal yang akan datang, pemisahan diri dari sistem duniawi (Musa), atau hal lainnya.
Tetapi, penulis belum menyelesaikan uraiannya mengenai keunggulan hidup beriman terhadap legalisme taurat Musa.
Kini, tinggal satu contoh lagi, Tuhan Yesus Kristus.
Tahap akhir dari uraian dengan teladan ini berpuncak pada pernyataan "ingatlah selalu akan Dia" (12:3).
Sesudah memperhatikan semua saksi yang lain ini, para pembaca sekarang harus "ingat selalu akan Dia yang tekun menanggung ... supaya jangan kamu menjadi lemah dan putus asa."
Pada intinya, teladan iman dari tokoh- tokoh Alkitab adalah ketaatan kepada kehendak Allah.
Sebagaimana dalam Ibrani 11 : 1 “iman adalah dasar dari segala sesuatu yang diharapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat”.