Citizen Journalism
Berburu Seafood hingga Singapura dan Hong Kong
Bukan untuk pamer, tapi ini menjadi referensi bagi orang yang memiliki hobi berburu kuliner seperti saya.
Oleh:
Nola Widya Lapasiang
Pengusaha Asal Minahasa Tenggara
KELUAR negeri mungkin bagi sebagian orang hanya untuk menikmati keindahan yang tak ditemui di Indonesia.
Banyak pula yang mencari hal baru atau sekadar menghilangkan kepenatan atau ingin menikmati liburan bersama keluarga.
Tapi, bagi saya, ada hal yang lebih dari itu sehingga mengajak kaki saya melangkah ke negeri orang.
Kuliner menjadi salah satu daya tarik sehingga saya melancong ke negara lain.

Bukan berarti kuliner di Indonesia kalah, namun ada batas setiap orang ingin menjelajahi suatu tempat dengan tujuan tertentu dan saya memilih berburu kuliner.
Doyan makan seafood membuat saya ingin mengenal dan berkunjung ke beberapa restoran. Melihat dari Google saja hanya menambah rasa penasaran.
Beberapa bulan lalu saya memilih menyambangi Quayside Seafood Singapura.
Bukan untuk pamer, tapi ini menjadi referensi bagi orang yang memiliki hobi berburu kuliner seperti saya.
Resto yang cukup mewah ini memang menjamin kepuasan para pemburu kuliner seafood.
Kepiting Srilanka menjadi menu pilihan saya. Ukuran besar juga menjadi perhitungan, sehingga bisa dinikmati tak hanya satu orang. Rasanya sudah pasti tidak akan mengecewakan.
Untuk harga, jika dirupiahkan bisa sampai Rp 2 juta tapi bukan hanya untuk makan satu orang, bisa lebih tergantung porsi makan.
Ada juga Restaurant Steamboat Hive Hotpot di Hongkong. Nah, resto ini cocok bagi penggemar seafood dan vegetarian.

Berbagai macam sayur dan udang diolah dalam satu masakan. Ada jamur enoki, jamur sitakek, sawi , dan udang besar.
Tapi tak menutup bagi penggemar daging, isi olahanya bisa diganti sesuai selera, seperti mengganti udang dengan daging.