Kisah Angker Pos 2 Gunung Klabat Sulut, Headlamp Mendadak Mati Hingga Sosok Tanpa Wajah
Di balik kemegahannya, gunung ini ternyata menyimpan banyak cerita misteri yang sulit dipahami para pendaki.
Penulis: Fransiska_Noel | Editor: Fransiska_Noel
Ada semacam sisa bakaran di depan topi berlumut, berupa arang, dan sedikit berbau kemenyan. Ada juga semacam dedaunan berisi ceceran bekas sisa makanan.
"Batu ini adalah tempat orang berdoa, sambil bawa sesajen," ungkap temanku.
Kaget, dalam hati ku bertanya berdoa untuk siapa di tempat sesunyi ini?
"Ini kan jauh, kok bisa orang mau mendaki sampai kesini hanya untuk berdoa?" tanyaku penasaran.
Kata temanku aktivitas 'mistis' seperti ini sudah biasa dan sudah bertahun-tahun dilakoni banyak orang di tempat ini.
"Biasanya mereka bawa rokok, makanan. Kalau pas mendaki dan kami temukan, kami ambil, bodo amat. Mumpung tambah bekal untuk pendakian hahaha" ujar temanku.
Kami pun melanjutkan perjalanan, tapi hatiku masih penuh dengan tanda tanya.
"Jadi ini semacam tempat penyembahan berhala begitu?" ku coba berdiskusi dengan diri sendiri.
Gara-gara menemukan tempat ini, saya jadi teringat sejumlah cerita mistis yang pernah diungkapkan beberapa teman tentang angkernya pos dua Gunung Klabat.
Sebagai orang yang tak peduli dengan hal-hal mistis seperti ini, saya harus mencoba untuk tidak menghiraukan, tapi cerita-cerita itu terus berputar dalam otak selagi kaki terus melangkah menjajal trek pendakian menuju empat pos terakhir sebelum tiba di puncak Gunung Klabat.
Sebelum pendakian pertamaku Maret 2016 silam, seorang teman sempat bercerita tentang pengalamannya terpaksa mendaki sendirian saat malam hari.
Saya sempat jengkel karena itu pengalaman pertamaku mendaki dan sudah dicekoki cerita yang tak mengenakan.
Waktu itu ada kegiatan bersama Mapala di puncak Klabat. Ia pun harus mendaki sendirian karena teman-temannya sudah tiba duluan.
Saat beristirahat di pos dua lah ia mengalami apa yang sulit dimengerti logika.
Duduk sambil makan ia lakukan tepat di dekat batu besar tersebut.