Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Eksklusif

(CONTENT) Sang Ibu Pilih Lapor ke Polisi

Jeratan modus jahat lewat media sosial telah memakan banyak korban remaja putri.

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Alexander Pattyranie

Jika dilihat sekilas, wajah R masih terlihat pria muda yang belum menikah. Dengan gaya rambut bak artis Korea, ia terlihat seperti remaja belasan tahun.

Apalagi dengan tubuh yang tinggi, semakin meyakinkan dia masih lajang. Dan modal ini pulalah yang dia gunakan untuk berkenalan dengan para gadis di media sosial.

"Pertama menegur dulu, seperti selamat malam dan sebagainya. Kalau responsnya bagus langsung minta pin BBM supaya lebih privat," jelas dia.

Ketika sudah mendapatkan pin BBM, ia pun melanjutkan aksinya melalui aplikasi tersebut. Awalnya kenalan dulu, lalu tanya aktivitasnya apa, setelah mulai dekat ia pun mulai mengajak jalan.

Namun proses pendekatan ini ia lakukan ketika berada di tempat kerjanya saja.

"Kalau di rumah kan ada istri, jadi sebelum pulang kerja semua pesan saya hapus dulu," ucap warga Wanea Manado ini.

Ketika sudah mulai terbiasa dan saling mengenal, R akhirnya memutuskan untuk mengajak jalan-jalan si wanita kenalan barunya itu.

"Saat pertama ketemuan itu saya ajak ke Pantai Malalayang untuk makan, nongkrong di sana, setelah itu ke arah Kawasan Megamas dan sesekali ke Kawasan Boulevard dua," kata R.

Kurang lebih sebulan, dia kemudian memberanikan diri mengajak korban ke kost-kostan milik temannya. "Tapi saya bilang ke dia, itu kostan milik saya, dan dia percaya saja," akunya.

Latar belakang sebagai mekanik membuat dia mudah meminjam motor ke teman-temannya.

"Satu waktu saya dapat SMS, dia minta jemput. Saya kemudian pinjam motor teman dan menjemputnya di sekolah dan langsung menuju kostan. Di sanalah semua terjadi hingga saya masuk penjara saat ini," akunya.

Kini, dia pun sangat menyesal dengan apa yang telah diperbuatnya. "Awalnya memang senang, tapi lihatlah saya sekarang. Mungkin setelah keluar dari sini, istri saya sudah tak ingin lagi melanjutkan rumah tangga kami," jelas dia.

Setelah dijemput Tim Paniki Polresta Manado pada Februari lalu, R mengaku sudah banyak belajar di dalam tahanan.

"Kalau nanti keluar dari sini, saya ingin fokus bekerja dan mencari uang saja, soalnya hidup dalam tahanan itu susah," bebernya.

Korban Gadis Usia 15-22 Tahun

Data di Polresta Manado, sejak 2012 hingga 2016 terdapat 39 kasus laki-laki membawa lari anak gadis di bawah umur yang berawal dari media sosial.

Sumber: Tribun Manado
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved