Jelang Lebaran, Tukang Jahit di Manado Malah Sepi Pengunjung
Kebanyakan dari mereka lebih suka membeli baju yang sudah jadi. Selain praktis, harga lebih murah dari jahit.
Penulis: | Editor:
Laporan wartawan Tribun Manado Fionalois Watania
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Banyaknya pusat perbelanjaan yang menawarkan beragam busana yang menarik untuk dipakai saat lebaran, membuat pengunjung tukang jahit berkurang.
Hal ini diakui oleh None Marjan, owner Dwistiful Tailor bertempat di lantai dua Shopping Center Kawasan Pasar 45. Menurutnya, saat ini warga lebih suka memilih berbelanja baju yang sudah jadi ketimbang membeli kain untuk dijahit.
"Kebanyakan dari mereka lebih suka membeli baju yang sudah jadi. Selain praktis, harga lebih murah dari jahit. Sedangkan baju yang dijahit sendiri memakan waktu yang lebih lama karena harus membeli kain, dan harus menunggu sampai baju selesai dijahit. Apalagi banyak pusat perbelanjaan yang di Manado dengan promo-promo diskon yang menggoda," ungkapnya kepada Tribun Manado, Rabu (15/07).
Dia mengaku selama sebulan ini tidak ada pesanan baju khusus untuk dipakai pada saat lebaran. "Tidak ada pemesanan untuk baju lebaran. Yang ada hanya permak saja. Entah itu memotong, atau dikecilkan. Bulan ini kira-kira sekitar sepuluh baju yang dipermak. Baju yang dipermak berupa longdress dan sek dress," katanya. Harga sekali permak untuk pemotongan dan baju yang dikecilkan dibanderol seharga Rp20.000.
Meski order untuk baju lebaran sepi, namun nona bersyukur karena rejeki didapatnya dari pembuatan seragam PNS. Dia menambahkan terjadi peningkatan jumlah order untuk seragam PNS pada bulan ini dibandingkan bulan lalu. "Bulan ini kami menjahit sekitar 20 baju. Lebih banyak dibandingkan bulan lalu," jelasnya. Harga sekali jahit untuk sepasang seragam PNS baju dan rok dibanderol seharga Rp225.000. Dengan kata lain omset yang dia dapatkan sekitar Rp4.500.000 untuk seragam PNS.
Lama penjahitan tergantung kebutuhan. Paling cepat pembuatan baju memakan waktu selama satu hari. Namun mereka menjahit baju yang sudah terlebih dahulu dibawa. "Sesuai antrian. Namun kami menyesuaikan dengan tanggal pengambilan baju oleh pelanggan," terangnya
Hal yang sama diakui oleh salah seorang penjahit yang ada di Kawasan Tikala. Dia mengatakan selama ini tidak ada order untuk pembuatan baju lebaran. "Selama ini saya hanya menerima order pembuatan seragam termasuk permak." ujarnya saat ditemui disela-sela aktifitas pekerjaannya.
Dia menambahkan order untuk pemasangan lambang pada seragam juga meningkat. Biaya pemasangan lambang cukup murah hanya Rp15.000 untuk satu baju. Diwawancara terpisah, Ica Tahitu, warga Taas, Kawasan Impres 76-77 mengatakan lebih suka mencari tempat jahit di kawasan 45. "Kalo disini banyak tukang jahit. Tinggal pilih, saya kesini untuk pasang lambang seragam SMA anak saya," katanya