Bupati Bolmong Kayuh Sepeda dari Lolan Menuju Lolak
Bupati Bolmong Salihi Mokodongan bersama jajaran Polres dan Kodim 1303/BM melakukan kegiatan bersepeda dari Lolan hingga ke Lolak.
Penulis: Handhika Dawangi | Editor:
Laporan wartawan Tribun Manado Handhika Dawangi
TRIBUNMANADO.CO.ID, LOLAK - Pagi itu, Sabtu (24/1) Di Desa Lolan Kecamatan Bolaang Timur matahari bersinar cerah dihiasi awan putih, di Pinggir Ruas Jalan Trans Bolmong-Minsel tersebut, puluhan sepeda ada yang terparkir, ada juga beberapa diantaranya sementara diturunkan dari mobil truck kecil. Beberapa kendaraan Polres Bolmong dan TNI Bolmong juga terlihat di sana.
"Bersepeda ini bagus karena selain untuk olahraga, untuk mempererat tali silaturahmi antara saya selaku pemerintah Bolmong dengan Kapolres dan Dandim. Rencananya di setiap hari-hari besar seperti 17 Agustus, ulang tahun pemda, saya akan mewajibkan semua SKPD untuk ikut bersepeda," ujar Bupati Bolmong Salihi Mokodongan, kepada Tribun Manado, usai bersepeda.
Tampak di Teras Satu Rumah duduk tiga orang, rupanya itu adalah Bupati Bolaang Mongondow Salihi Mokodongan, Kapolres Bolmong AKBP William Simanjuntak, dan Komandan Kodim 1303/BM Letkol ARH Muhammad Jamaludin Malik. Tampak dari kejauhan, mereka saling berbincang-bincang, dan saling tersenyum satu sama lain.
Berselang beberapa menit kemudian, ketiganya tak lagi berbincang tapi sedang mengenakan sepatu persiapan untuk mulai bersepeda. Dengan seragam lengkap topi, kacamata dan sarung tangan Salihi dan Jamaludin bergegas mendekati sepedanya masing-masing, begitu juga dengan William yang mengenakan helem.
Tampak sebelum start ketiganya berfoto bersama di barisan paling depan dari puluhan peserta lainnya yang merupakan anggota Polri Bolmong dan TNI Bolmong, beberapa anak sekolah juga ikut dalam kesempatan ini.
Sirene dua sepeda motor dan satu mobil patwal Polri Bolmong berbunyi, tanda start bagi semua peserta. Secara bersamaan Salihi, William dan Jamaludin mengayuh sepedanya, puluhan peserta lainnya pun mengikutinya. Bagian Paling belakang puluhan mobil berderetan mengikuti rombongan.
Semakin lama rombongan mulai meninggalkan Desa Lolan melewati tanjakan yang disampingnya ada sawah, dan perumahan warga. Lambaian tangan Salihi, William dan Jamaludin di balas oleh masyarakat setempat senyum sapa terpancar dari mereka semua.
Memasuki pasar Inobonto jalanan sedikit macet, namun rombongan terlihat tak terhenti disana gerakan kaki mengayuh terus membuat sepeda-sepeda itu bergerak meninggalkan pasar. Sedikit melewati tanjakan dan akhirnya tiba di pemberhentian pertama di Rumah Makan Samping Jembatan Kaiya.
Disana, ubi, jagung, kacang serta ikan bakar sudah tersedia di atas Meja yang diletakkan di pinggir jalan. Jalan yang mengarah ke Gorontalo itu sempat macet sebelum akhirnya satuan lantas yang dipimpin langsung oleh Kasat Lantas AKP Yuriko Fernanda mengaturnya, jalan mulai terlihat lenggang.
Canda gurau lagi-lagi terlihat di satu tempat duduk di bawah pohon antara Salihi, William dan Jamaludin, sambil mencicipi makanan sederhana tadi. Sekitar setengah jam kemudian tampak semua peserta sudah meletakkan kembali piring di atas meja, kulit jagung dan kacang terlihat disana.
Arahan untuk kembali melanjutkan perjalanan bersepeda terdengar. "Ayo-ayo persiapan," terdengar dari satu perwira polres Bolmong.
Semuanya pun dengan segera kembali ke atas sepedanya masing-masing. Mobil dari arah Gorontalo sejenak dihentikan di samping jembatan oleh petugas lantas agar rombongan bersepeda
bisa lewat.
Gerakan kaki menggayuh sepeda tampak lagi. Kali ini jarak untuk mencapai pemberhentian lebih jauh dari sebelumnya. Sekitar satu setengah jam kemudian rombongan tiba di garis finish yaitu di Kediaman Bupati Salihi Mokodongan di Pantai yang terlihat Pulau Molosing, Desa Motabang Kecamatan Lolak.
Arahan Pol PP yang berjaga di Depan Rumah nomor satu di Bolmong, mengarahkan rombongan memasuki tenda. Suara nyanyian seorang warga terdengar meramaikan suasan waktu itu. Tampak di sebelah tenda yang tingginya sekitar empat meter tersedia puluhan kelapa muda. Satu orang anggota pol pp lainnya dengan menggunakan parang membuat lubang pada kelapa agar bisa diminum, satu persatu rombongan mengambil dan minum air kelapa.
Suara dari penyanyi sejenak berhenti, lalu kemudian suara itu terdengar mempersilahkan Dandim Jamaludin menyanyikan lagu. "Kepada pak Dandim agar membawakan satu nomor lagu," ujar seorang ibu.