Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Menjabarkan Terilogi Pembangunan Jemaat

MTPJ - “Keluarga: Ikutlah Jalan Tuhan”

Dunia dimana kita tinggal terus berkembang dan berubah. Kita sekarang berada pada era globalisasi yang digerakkan oleh teknologi

Editor: Aswin_Lumintang
Netralnews.com
Alkitab 

MTPJ 28 Juli s/d 3 Agustus 2019

 
TEMA BULANAN : “Keluarga Sebagai Pangkalan Misi”
TEMA MINGGUAN : “Keluarga: Ikutlah Jalan Tuhan”
 BACAAN ALKITAB : Mazmur 37:34-40

ALASAN PEMILIHAN TEMA
Dunia dimana kita tinggal terus berkembang dan berubah.  Kita sekarang berada pada era globalisasi yang digerakkan oleh teknologi sehingga membuat masyarakat mengalami perubahan. 

Kantor Sinode GMIM
Kantor Sinode GMIM ()

Perubahan tidak hanya dalam bentuk fisik tetapi juga menyentuh sampai pada nilai-nilai moral dan etika manusia yang berdampak pada keluarga yang terdiri dari bapak, ibu dan anak-anak.

Keluarga adalah lembaga yang sangat vital, sangat penting artinya bagi kehidupan suatu masyarakat. Keluarga Kristen diimani sebagai keluarga Allah. Keluarga merupakan gagasan karya nyata Allah bagi manusia maka keluarga menjadi segala-galanya bagi Allah untuk dipelihara.

Menjadi keluarga Allah adalah sangat penting untuk mengenal jalan-jalan Tuhan. Jalan Tuhan menunjuk pada jalan keselamatan atau kehendak Allah. Kita tidak dapat pungkiri bahwa sekarang ini banyak keluarga Kristen yang tidak lagi berada pada jalan yang dikehendaki Tuhan.

Renungan
Renungan (WWW.THOUGHTCO.COM)

Mereka membangun jalan sendiri hingga menyimpang dari jalan Tuhan, tidak dapat lagi membedakan mana yang jahat dan mana yang baik.  Keluarga tidak mampu lagi menjadi tempat yang aman untuk mentransfer nilai-nilai kebaikan, tapi justru telah terkontaminasi dengan berbagai prilaku yang tidak berkenan kepada Tuhan. Akibatnya keluarga kehilangan arah, kebahagiaan, dan ketiadaan damai sejahtera serta kegagalan melandanya. Karena itu tema minggu ini adalah “Keluarga: Ikutilah Jalan Tuhan “.

PEMBAHASAN TEMATIS

Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Mazmur 37 berisi petunjuk tentang hikmat rohani berciri khas didaktis sehingga dikategorikan pada Mazmur hikmat dan pendidikan yang menggambarkan bagaimana Tuhan Allah mendidik umat-Nya tentang kebenaran yaitu sikap orang percaya terhadap orang fasik yang hidupnya berhasil dan kesukaran hidup orang benar“. 

Ilustrasi Holy Bible
Ilustrasi Holy Bible (NET)

Mazmur 37, mengangkat dua prilaku manusia yang saling bertentangan yaitu prilaku orang jahat dengan segala kejahatannya dan prilaku orang benar yang berkenan kepada Tuhan dengan segala konsekwensi masing-masing.  Pemazmur hendak meyakinkan bahwa betapa rentan dan terbatasnya hidup orang yang berbuat jahat, mereka mudah jatuh dan hancur.

Berbeda dengan hidup orang benar, dimana pemazmur menghimbau agar orang “jangan marah” dan meninggalkan “panas hati” (Mazmur. 37:1. 7, 8). Ini menunjukkan bahwa umat Tuhan berada dalam suasana hati yang tidak nyaman, timbul rasa cemburu terhadap realitas hidup dimana ada orang yang hidup jujur, tulus dan benar dihadapan Allah tetapi mengalami kehidupan yang susah dan menderita. 

Sementara orang yang jahat hidup dalam kenyamanan, keamanan dan kemakmuran serta lebih beruntung dari kehidupan orang benar. Hal ini dirasakan sebagai sebuah ketidakadilan sebab dalam perspektif religius bangsa Israel mereka menganut pandangan bahwa hidup taat mendatangkan  berkat, dan hidup tidak taat  mendatangkan kutuk.

Mazmur 37 : 34 – 40, secara khusus berisi perbedaan antara hidup orang fasik dan hidup orang benar. Ditegaskan bahwa orang fasik yang hidup tidak mengikuti jalan Tuhan, sombong, maka mereka akan lenyap dan tidak memiliki masa depan (ayat 34 – 36, 38).

Orang fasik yang digambarkan seperti pohon aras Libanon yang terkenal dengan kayunya yang kuat kokoh dan tak tergoyahkan ternyata tidak bertahan lama dan mudah lenyap. Hal ini memperlihatkan bahwa situasi orang fasik yang serba positif (mengalami kemakmuran), itu semu adanya dan bersifat sementara. Mereka segera lisut dan layu  (ayat 2) mereka akan dilenyapkan dan binasa.

Sedangkan orang benar yang mengikuti jalan Tuhan (ayat 34) yang memiliki 3 (tiga) ciri kehidupan yakni tulus, jujur dan suka damai (ayat 37), kepada mereka ada masa depan dan diselamatkan oleh Tuhan (ayat 39) dan mereka akan mewarisi negeri.

Karena itu ayat 34 ada perintah dan janji bersyarat yang berbunyi: Nantikanlah Tuhan dan tetaplah ikuti jalan-Nya maka Ia akan mengangkat engkau untuk mewarisi negeri. Nantikan Tuhan artinya tidak bertindak sendiri, memberi kesempatan kepada Tuhan dan menunggu dengan tidak mendahului Tuhan.  Menantikan Tuhan adalah suatu bukti bahwa kita menempatkan Tuhan atas hidup kita.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved