NEWS
Sejarah Cap Tikus, Miras Asli Minahasa yang Dikaitkan dengan Kebakaran Kompleks Pasar Ikan Manado
Cap Tikus dibuat dari sadapan air nira atau disebut dalam bahasa lokal dengan nama saguer yang kemudian disuling hingga menghasilkan...
Penulis: Ryo_Noor | Editor: Indry Panigoro
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Siapa tak kenal cap tikus?
Cap Tikus adalah minuman keras (miras) yang cukup populer asal Minahasa.
Cap Tikus dibuat dari sadapan air nira atau disebut dalam bahasa lokal dengan nama saguer yang kemudian disuling hingga menghasilkan sebuah cairan mengandung alkohol dinamai cap tikus.
Denny Pinontoan, Sejarawan Minahasa mengatakan, cap tikus ini sudah ada sejak zaman kolonial Belanda.
Setidaknya ada dua versi berbeda asal muasal nama cap tikus.
Salah satu versi, ketika minuman keras ini mulai populer, ada pedagang etnis cina menyertainya dengan label atau merek.
Sesuai ejaan lama disebut Tjap Tikoes, itu diperkirakan sudah ada sejak 1920-1930-an.
Baca: Penjual Buang Cap Tikus di Sungai Pakai Rice Cooker
Baca: Kelabui Petugas, Penjual Sembunyikan Cap Tikus di Lemari Pakaian
Baca: Kisah Gubernur Olly soal Lumba-lumba dan Cap Tikus di Balik Booming Pariwisata Sulut

Versi lainnya menyebutkan, nama cap tikus itu dikaitkan dengan alat penyulingan dari bambu mirip jalan tikus.
Denni mengisahkan, cap tikus juga muncul dalam ulasan berita di De Tijd, koran katolik Belanda.
Dalam laporannya edisi 2 Desember tahun 1932 menyebutkan, konsumsi minuman keras impor di Manado dan Minahasa pada umumnya mengalami penurunan akibat resesi ekonomi global tahun 1930-an
Sementara minat terhadap minuman keras lokal produksi orang-orang Minahasa, cap tikus justru mengalami peningkatan.
Sebelum krisis global, macam-macam minuman seperti bir, jenerver, anggur dan cognac diimpor dalam jumlah besar ke Minahasa.
Orang-orang Minahasa rupanya menggemari minuman-minuman ini.
Namun, karena menurunnya impor minuman keras, maka cap tikus meningkat pesat.
Daripada mengimpor minuman keras orang Minahasa lebih memilih minuman rakyat cap tikus, demikian tulis De Tijd.