Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

NEWS

Sejarah Cap Tikus, Miras Asli Minahasa yang Dikaitkan dengan Kebakaran Kompleks Pasar Ikan Manado

Cap Tikus dibuat dari sadapan air nira atau disebut dalam bahasa lokal dengan nama saguer yang kemudian disuling hingga menghasilkan...

Penulis: Ryo_Noor | Editor: Indry Panigoro
Istimewa/pemkab minsel
ILUSTRASI: Cap Tikus 1978 kemasan 320 Ml dipasarkan Rp 80 ribu per botol. 

Wartawan De Tijd melaporkan bagaimana warga di Minahasa mendemonstrasikan kadar alkohol kepada mereka.

Cairan cap tikus ditumpahkan sedikit lalu dibakar.

Cairan tersebut mengeluarkan api.

Jika habis terbakar, maka itu tanda kualitasnya bagus. 

De Indische Courant dalam laporannya edisi 7 Juli 1937 menyebutkan, cap tikus dikenal luas sebagai minuman keras Minahasa. 

Cap tikus ini diperoleh dari hasil menyuling air nira,  adopsi teknologi penyulingan alkohol di Jawa.

Disebutkan sampai tahun 1937, tempat penyulingan cap tikus milik rakyat terdapat di hampir semua kampung di Minahasa.

Januari 1938, Captikus dikaitkan dengan kebakaran yang melanda kompleks Pasar Ikan Manado

Peristiwa itu diberitakan Het Vaderland, koran berbahasa Belanda pada edisi 5 Februari 1938.

Api menyebar dan membakar banyak bangunan di kompleks itu.

Dari kobaran api terdengar suara bunyi ledakan.

Botol-botol berisi cap tikus meledak dari sebuah toko. 

Tahun 1940 di Daerah Koya, Tondano ada catatan pengiriman captikus ke Jakarta. 

Pemerintah kolonial juga tercatat melakukan pembatasan peredaran minuman keras ini

Cap tikus dijual seharga 5 hingga 10 sen per liter, itu harga petani dijual ke para pengumpul. 

Halaman
1234
Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved