Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Pakai Mobil Mewah: Begini Cara Densus 88 Tangkap Teroris Jaringan Internasional

Densus 88 Antiteror Polri melakukan serangkaian penangkapan terhadap lima terduga teroris di wilayah Jawa Barat dan Jawa Timur.

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
TribunnewsBogor.com/Yudistira Wanne
Densus 88 Anti Teror Polri hari ini menggelar olah TKP di kediaman terduga teroris beriniaial E alias AR di wilayah Kandang Roda, Naggewer, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Sabtu (18/5/2019) pukul 08.30 WIB. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Densus 88 Antiteror Polri melakukan serangkaian penangkapan terhadap lima terduga teroris di wilayah Jawa Barat dan Jawa Timur. Para terduga teroris tersebut diduga tergabung dalam kelompok ektremis Jamaah Islamiyah (JI) yang berafiliasi dengan kelompok teroris global, Al Qaeda.

Tersangka PW alias Abang ditangkap bersama MY, istrinya saat berada di dalam hotel di Bekasi, Jawa Barat. Ia diketahui sering berganti mobil ralatif mewah, yakni Toyota Kijang Innova, Toyota Fortuner dan Mitsubishi Pajero.

Baca: Sulut United Siap Tempur demi 3 Poin Jamu Mitra Kukar, Berikut Prediksi Line Up Pemain

"PW sering gonta-ganti kendaraan. Keluar menggunakan mobil. Mobil yang digunakan ganti-ganti, pertama Fortuner, lalu Pajero kemudian Innova," Suaeb, seorang petugas kemanan di di Perumahan Pesona Telaga, Kelurahan Cikaret, Cibinong, Kabupaten Bogor, kompleks tempat tinggal PW, saat dijumpai TribunnewsBogor.com.

Berdasarkan penelusuran pada laman distributor mobil di Jakarta, mobil baru Innova dijual mulai harga Rp 309,8 juta hingga Rp 410 juta, kemudian mobil Toyota Fortuner mulai harga Rp 474 juta hingga Rp 666 juta, dan Mitsubishi berkisar Rp 464 juta hingga Rp 522 juta.

PW tinggal bersama seorang istri dan 2 orang anaknya yang selama hampir tiga tahun tinggal di Perumahan Pesona Telaga, Kabupaten Bogor. "Dia tinggal bersama seorang istri dan 4 orang anak. Anaknya dua ada di sini dan yang dua lagi saya kurang mengetahuinya tinggal di mana," papar Suaeb.

Suaeb, membeberkan sosok yang ditangkap aparat kepolisian tersebut. PW dikenal sebagai pribadi yang tertutup. PW diketahui telah tinggal di perumahan tersebut selama tiga tahun belakangan.

Baca: 140 Personel Polda Provinsi Ini Naik Pangkat

"Orangnya agak tertutup. Di sini ngontrak sudah sekitar 3 tahunan. Jadi memang warga juga tidak pada tahu. Orangnya memang tertutup. Keluar ya keluar, setelah itu langsung masuk ke rumah," ujar Suaeb.

Sepengetahuan Suaeb, PW tidak pernah menerima tamu ataupun temannya yang datang ke rumah kontrakannya. "Dia tidak pernah menerima tamu dari luar," ucapnya.

Menurut polisi, penangkapan jaringan terduga teroris pertama dilakukan terhadap pasangan suami-istri; pria berinisial PW alias Abang dan MY, istrinya. Mereka ditangkap di satu hotel di Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (29/6). Di tempat yang sama, polisi pun menangkap seorang terduga lainnya, BS.

"Yang ditangkap ini (PW) adalah pimpinan JI (Jamaah Islamiyah), setelah dia melakukan metamorfosa dari tahun 2007 sampai dengan sekarang. Atau boleh dikatakan sebagai Amir dari JI," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (1/7).

Menurut polisi, MY disebut aktif dalam organisasi tersebut. Sementara BS merupakan penghubung antara PW dan para rekrutan kelompok JI.

Setelah tiga orang tersebut diringkus, Densus 88 kemudian menangkap tersangka A, juga di kawasan Bekasi, Minggu (30/6). Ia merupakan salah satu orang kepercayaan PW, yang menggerakkan organisasi JI di Indonesia.

Rangkaian selanjutnya, Densus 88 meringkus BTK alias BT yang merupakan orang kepercayaan PW, sekaligus menggerakkan jaringan JI di Jawa Timur. "Tersangka yang kelima adalah tersangka atas nama BT alias Haedar alias Deni dan alias Gani. Yang bersangkutan ditangkap pada hari Minggu, 30 Juni pada pukul 14.15 WIB di Ponorogo," tutur Dedi.

Dedi mengatakan, kelompok ini belum memiliki rencana untuk melancarkan aksi. Namun, menurut Dedi, kelompok tersebut sedang mengembangkan kekuatan. Tujuannya, membangun khilafah. Densus 88, masih mendalami lebih jauh kasus ini.

Jaringan Bisnis

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved