Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Viral

Akhirnya Terungkap, PM Jepang Ternyata Hanya Tidur Dua Jam Sehari, Pernah Panggil Ajudan Jam 3 Subuh

Pengakuan itu muncul tak lama setelah ia memanggil para ajudannya untuk rapat pada pukul 3 dini hari.

GAMMA/YOSHIKAZU TSUNO
GAYA HIDUP - Perdana menteri Jepang yang juga mantan menteri dalam negeri, Sanae Takaichi, berpidato saat kampanye di Tokyo, Jumat (17/9/2021). 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Perdana Menteri Jepang, Sanae Takaichi, kembali menjadi sorotan.

Ia mengungkap bahwa dirinya hanya tidur 2–4 jam setiap hari.

Pengakuan itu muncul tak lama setelah ia memanggil para ajudannya untuk rapat pada pukul 3 dini hari, hanya beberapa jam sebelum sidang anggaran dimulai.

Baca juga: Daftar Atlet Hapkido Kontingen Bitung Peraih Medali Emas, Perak dan Perunggu di Porprov Sulut 2025

Tindakan ekstrem tersebut langsung memicu perdebatan publik, terutama di negara yang sudah lama dihantui masalah kelelahan kronis dan budaya kerja berlebihan yang memicu kasus karoshi kematian akibat bekerja terlalu keras.

Pernyataan Takaichi soal pola tidurnya yang sangat minim membuat publik kembali menyoroti tekanan tinggi dalam dunia politik dan pemerintahan Jepang.

Ia mengaku kebiasaan tidur hanya 2–4 jam per hari sudah berlangsung cukup lama, terutama saat mempersiapkan agenda-agenda penting negara.

Namun, keputusan memanggil para ajudan untuk rapat pukul 03.00 dini hari dianggap mencerminkan budaya kerja yang tak sehat budaya yang selama ini menjadi masalah serius di Jepang.

Banyak warganet dan pengamat menilai tindakan tersebut justru memperburuk stigma bahwa pejabat publik harus bekerja tanpa mengenal waktu.

Di tengah upaya pemerintah Jepang mendorong reformasi jam kerja dan kesehatan mental, pengakuan sang perdana menteri ini memunculkan kembali pertanyaan besar: apakah pemimpin negara seharusnya menjadi contoh dalam menjaga keseimbangan hidup, atau justru menormalkan kerja ekstrem?

Pengakuan Takaichi dan kontroversi rapat pukul 3 pagi

Pernyataannya itu disampaikannya dalam sidang komite legislatif ketika ditanya soal penanganan jam kerja panjang di Jepang.

"Saya tidur sekitar dua jam sekarang, paling lama empat jam. Ini mungkin buruk untuk kulit saya," kata Takaichi pada anggota parlemen, dikutip dari The Independent, Jumat (14/11/2025).

Ia sebelumnya dikritik karena memanggil para adudan ke kantor pada pukul 3 pagi untuk mempersiapkan sidang anggaran enam jam kemudian.

Media Jepang menjuluki pertemuan tersebut sebagai “sesi studi pukul 3 pagi”.

Kontroversi semakin meningkat karena Jepang sedang berjuang mengubah budaya perusahaan yang menuntut kerja panjang dan bersosialisasi dengan rekan kerja hingga larut malam.

Kasus karoshi telah menjadi perhatian besar dan dikaitkan dengan sejumlah kematian pekerja dalam beberapa tahun terakhir.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved