Pilpres 2019
Garis Keras Mahfud MD, Andi Arief: NKRI Milik Kita Sabang Sampai Merauke, Wasiat Soekarno 1955
Andi Arief buka suara soal isu garis keras Mahfud MD yang sudah ramai dibicarakan publik.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Mantan Politikus Partai Demokrat Andi Arief memberikan tanggapan atas pernyataan Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD soal provinsi garis keras.
Diberitakan TribunWow.com, hal tersebut seperti disampaikan Andi Arief dalam kicauan di akun Twitter @AndiArief__, Minggu (28/4/2019).
Melalui kicauannya itu, Andi Arief sempat menyinggung soal wasiat Presiden pertama RI, Soekarno.
Ia menyebut, Mahfud MD tak mengindahkan wasiat dari Soekarno.
Baca: Kritik Dahnil Anzar ke Mahfud MD soal Provinsi Garis Keras: Bukan Pancasilais & Menyulut Keruh
Andi Arief menjelaskan bahwa Soekarno tidak pernah melarang siapapun dari agama apapun untuk memberikan dukungan pada siapapun dalam pemilu.
Andi Arief menegaskan bahwa Soekarno memberikan wasiat itu untuk mempertahankan pancasila.
Ia lantas menyinggung soal pemilu tahun 2009 di mana Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Boediono hanya kalah di 3 provinsi.
Andi Arief juga menyebutkan bahwa SBY-Boediono saat itu menang di hampir semua provinsi yang dituduhkan Mahfud MD, bahkan juga di Jateng dan Jatim.
"Wasiat Soekarno jelang pemilu yang tidak diindahkan oleh Prof @mohmahfudmd : 'Negara Republik Indonesia ini milik kita semua dari Sabang sampai Merauke!' (Soekarno dalam Kongres Rakyat Jawa Timur di Surabaya, 24 September 1955)
Soekarno tidak pernah melarang Islam garis keras, moderat, dan yang tidak beragama serta agama apapun untuk mendukung kemenangan siapapun dalam pemilu. Wasiatnya hanya mempertahankan Pancasila Prof @mohmahfudmd
Sementara itu diberitakan sebelumnya dari Metro Pagi Primetime, Selasa (23/4/2019), pernyataan Mahfud MD soal provinsi garis keras ini awalnya adalah untuk menyoroti soal sebaran kemenangan.
Saat itu, Mahfud MD menyatakan bahwa sebaran kemenangan pada Pilpres 2019, mengingatkan untuk segera melakukan rekonsiliasi.
"Kalau melihat sebaran kemenangan, mengingatkan kita untuk lebih sadar, segera rekonsiliasi," ujar Mahfud MD.
"Karena saat ini kemenangan Pak Jokowi ya menang, dan mungkin sulit dibalik kemenangan itu dengan cara apapun."
"Tetapi kalau lihat sebarannya, di provinsi-provinsi yang agak panas, Pak Jokowi kalah," sambungnya.