Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Pemilu 2019

Kisah Mencoblos di Luar Negeri:Melawan Cuaca Dingin, Sampai Naik Kereta 13 Jam

WNI di Den Haag Belanda meski suhu udara begitu dingin, tak menyurutkan niat untuk menyuarakan pilihannya

Editor:
Istimewa
Pemilu- 

TRIBUNMANADO.CO.ID- Antusias WNI di Den Haag, Belanda mengikuti pemungutan pemilihan umum 2019 di Sekolah Indonesia Den Haag, Wassenar, Belanda, Sabtu (13/4/2019) cukup besar.

Meski suhu udara begitu dingin, tak menyurutkan niat untuk menyuarakan pilihannya.

Kedutaan Besar Republik Indonesia di Den Haag melaporkan ada 4.530 warga Indonesia berada di wilayah Belanda dan sekitarnya.

Angka tersebut belum termasuk ribuan surat suara yang dikirimkan melalui pos yang masih terus masuk sampai dengan tanggal 17 April 2019.

Tingkat partisipasi pemilu 2019 merupakan yang terbesar dalam sejarah pelaksanaan pemilu nasional di Belanda.

Dalam keterangan tertulisnya, KBRI Den Haag menuturkan para pemilih datang ke TPS dalam suasana cuaca yang begitu dingin, hampir nol derajat. Kegiatan pencoblosan dilaksanakan mulai pukul 09.00 dan berakhir pukul 21.30 waktu setempat.

"Suhu hampir nol derajat dan antrean yang cukup panjang tidak menyurutkan semangat WNI berpartisipasi dalam kegiatan tersebut yang datang dari berbagai wilayah di Belanda," demikian isi keterangan tersebut.

Suasana pesta demokrasi juga dimeriahkan iringan musik khas Indonesia secara langsung oleh Asti Dewi, cucu dari Gesang, seniman penggubah legendaris lagu Begawan Solo.

Selain itu dilengkapi pula dengan hidangan makanan Nusantara dengan harga terjangkau. Secara umum pelaksaan pemilu 2019 di Belanda berjalan aman dan damai.

PPLN, KPPSLN dan Panwaslu bekerja keras dan bekerja sama secara erat untuk melaksanakan pemilu.

Pemilu 2019 juga bertujuan untuk memperkuat persatuan dan kesatuan, persaudaraan, silaturahmi dan menambah keakraban sesama WNI di Belanda.

Pemilu 2019 WNI yang berada di Bagdad
Pemilu 2019 WNI yang berada di Bagdad (Handout/Tribunnews)

Naik Kereta 13 Jam

Mohammad Farhan Ramadhan, mahasiswa Indonesia penerima beasiswa dari pemerintah Rusia di Kazan Federal University, rela menempuh perjalanan 13 jam naik kereta api dari kota Kazan menuju Moskow yang berjarak sekitar 816 kilometer.

Farhan rela melakukan ini karena antusias menyambut pemilu pertamanya.

"Ini pemilu pertama saya dan saya ingin mempunyai andil juga dalam menyalurkan hak suara saya sebagai warga negara demi bangsa Indonesia," tutur Farhan seperti dikutip Tribun Network dari keterangan KBRI Moskow, Senin (15/4/2019).

Sumber: Tribunnews
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved