Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Begini Sikap SBY dan AHY Terkait Pernyataan Prabowo pada Debat Capres Kelima

Politisi Partai Demokrat, Andi Arief membeberkan sikap SBY. Melalui akun Twitternya, Andi Arief mengungkapkan jika SBY tak marah.

Editor: Rhendi Umar
Tribunnews/JEPRIMA
SBY. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Pasca debat ke-5, Komandan Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono membuat pernyataan sikap. Lantas bagaimana sikap Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono.

Pada debat semalam, Calon Presiden Prabowo Subianto menyinggung orientasi ekonomi Indonesia yang menurut dia salah. Namun, Prabowo mengaku tak ingin menyalahkan Presiden Jokowi atas kondisi itu.

"Saya tidak menyalahkan Bapak. Ini kesalahan besar, kesalahan besar presiden-presiden sebelum Bapak. Kita semua harus bertanggung jawab. Bener, itu pendapat saya," kata Prabowo dalam segmen kedua debat kelima di Hotel Sultan.

"Saya terus terang saja saya tidak menyalahkan Pak Jokowi. Ini masalah kesalahan kita sebagai bangsa. Dan sudah berjalan belasan bahkan puluhan tahun," kata Ketua Umum Partai Gerindra ini.

Tak lama seusai pernyataan Prabowo itu, Ketua DPP Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean meninggalkan lokasi debat. Ferdinand mengaku mengantuk dan ingin pulang.

Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Rachland Nashidik juga mencuit melalui akun Twitternya. Dia mempertanyakan mengapa Prabowo menyasar SBY dalam debat tadi.

Sehari setelah debat, Agus Harimurti Yudhoyono yang dikenal dengan AHY mengeluarkan pernyataan sikap.

Melalui laman resmi Partai Demokrat, demokrat.or.id, AHYmenyampaikan 5 poin berjudul 'Pernyataan Sikap Komandan Kogasma tentang Debat Capres ke-5;

1. Indonesia, negara besar yang sangat kita cintai ini, memerlukan pemimpin yang memiliki nilai-nilai yang luhur, bijaksana dan menjadi teladan untuk seluruh rakyat.

2. Salah satu sikap teladan yang diperlukan adalah memberikan penghargaan kepada setiap usaha, pengorbanan, dan pengabdian para pemimpin sebelumnya dalam memajukan dan membangun bangsa ini.

3. Kita percaya bahwa siapa pun yang terpilih dan telah terpilih menjadi pemimpin negara ini pastilah putra/putri terbaik bangsa, yang telah berkorban sebesar-besarnya untuk bangsa ini. Waktu, tenaga, pikiran, keluarga, segalanya.

4. Sikap menghargai/mengapresiasi siapa pun, apalagi yang telah berjasa untuk negeri ini, seharusnya menjadi syarat mutlak untuk dimiliki oleh pemimpin bangsa, siapa pun ia.

5. Tidak ada ruginya mengucapkan terima kasih dan mengapresiasi segala capaian para pendahulu kita. Tugas kita adalah melanjutkan apa yang sudah baik, dan memperbaiki apa yang belum baik, serta menuntaskan apa yang belum tuntas.

Lantas bagaimana sikap SBY sendiri?

Politisi Partai Demokrat, Andi Arief membeberkan sikap SBY.

Halaman
12
Sumber: Bangka Pos
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved