Debat Capres 2019
Ratusan Ribu Hektare Lahan Dikuasai Prabowo, Konsep Reforma Agrarianya Tak Jelas
Pengakuan calon presiden 02 Prabowo Subianto yang menguasai lahan ratusan ribu hektare cermin ketimpangan penguasaan lahan di Indonesia
TRIBUNMANADO.CO.ID - Pengakuan calon presiden 02 Prabowo Subianto yang menguasai lahan ratusan ribu hektare cermin ketimpangan penguasaan lahan di Indonesia.
Selama ini Prabowo kerap menyebut 1 persen populasi konglomerat di Indonesia menguasai 80 persen tahan.
Di debat capres pada Minggu (17/2/2019) malam, Prabowo mempersilakan negara mengambil tanahnya karena memang berstatus HGU tapi dengan syarat.
Ia mengaku akan mengolah tanah itu ketimbang diberikan ke tangan asing.
Ketua tim juru kampanye hutan Greenpeace, Arie Rompas, menilai ucapan Prabowo membuktikan dirinya masuk segelintir orang yang menguasai tanah di Indonesia.
"Itu cerminan ketimpangan penguasaan lahan jika dibandingkan dengan jutaan rakyat yang bekerja di sektor pertanian yang tidak memiliki tanah atau buruh tani di negeri ini," kata Arie Rompas di Jakarta, Senin (18/2/2019).
Baca: Lakalantas di Jalan Trans Sulawesi Desa Popontolen, Pasutri Meninggal Dunia
Baca: Jeffry Wurangian Kumpul Ratusan Pengusaha Kecil di Minut-Bitung
Selama ini terbukti kepemilikan lahan lebih banyak dikuasai korporasi ketimbang rakyat kecil.
Padahal, sambung Arie, ketika rakyat kecil mendapat hak tanah otomatis akan menyokong ekonomi dan penghidupan mereka.
"Prabowo adalah salah satu pemain bisnis penggunaan lahan,” Arie menegaskan.
Terpisah, Ketua Umum Serikat Petani Indonesia (SPI) Henry Saragih menilai Prabowo sangat muskil menerapkan kebijakan reforma agraria.
Gagasan reforma agraria yang Prabowo canangkan kontradiktif dengan fakta penguasaan lahan ratusan ribu hektare.
Kenyataan ini tak sejalan dengan keadilan agraria, di mana tidak ada konsentrasi berlebihan dalam penguasaan dan pemanfaatan atas tanah ke segelintir orang.
“Bagaimana Prabowo akan melakukan reforma agraria jika ia sendiri adalah salah satu orang yang menguasai ratusan ribu hektare tanah di berbagai wilayah di Indonesia, yang justru menyebabkan ketimpangan kepenguasaan agraria,” ucap Henry.
Menurut Henry, langkah capres 01 Jokowi sebenarnya lebih konkret melakukan reforma agraria.
Di antaranya, Jokowi mencoba meningkatkan kesejahteraan dan mewujudkan kedaulatan pangan.