PDIP Izinkan Ahok Kampanye untuk Jokowi: Begini Klaim Kemenangan Kubu Prabowo
Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau Ahok tidak dilarang berkampanye untuk pasangan calon nomor urut 01, Joko Widodo-Ma’ruf Amin.
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA – Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau Ahok tidak dilarang berkampanye untuk pasangan calon nomor urut 01, Joko Widodo-Ma’ruf Amin. PDIP hanya memberi kesempatan kepada Ahok untuk menjalankan agenda pribadi seusai menjalani pidana penjara atas perkara penistaan agama.
Demikian dikatakan Sekretaris PDIP Hasto Kristiyanto. "Jadi bukan dilarang, Pak BTP akan ke luar negeri selama dua setengah bulan," kata Hasto Kristiyanto lewat keterangan tertulis, Rabu, 13 Februari 2019. Ahok menjalankan agenda pribadi.
Hasto menyampaikan hal itu sehubungan dengan pernyataan Ketua Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi- Ma'ruf, Jusuf Kalla. Menurut JK, Ahok tidak perlu masuk struktur TKN. "Kalau saya sebagai dewan pengarah, jangan (Ahok bergabung dengan TKN)," kata Kalla di Kantor Wakil Presiden, di Jalan Medan Merdeka Utara, sehari sebelumnya.
Kalla mengakui masuknya Ahok ke TKN bisa menambah nilai positif bagi pasangan Jokowi-Ma'ruf. “Nilai positif ini bisa jadi muncul dari Ahoker (yang akan memilih Jokowi).”
Di sisi lain, JK juga menilai ada masyarakat yang konsisten menolak sosok Ahok karena mantan Gubernur DKI Jakarta itu masuk bui setelah didakwa bersalah dalam kasus penistaan agama.

"Orang mengingat, oh, ini Pak Jokowi didukung oleh penista agama. Bisa mengurangi suara," kata dia.
JK menyarankan Ahok lebih baik tetap tenang. Apalagi pemilihan presiden tinggal 2 bulan, sehingga jika Ahok masuk ke TKN juga tidak akan banyak berpengaruh. "Jadi ya lebih baik, tenang-tenang Pak Ahok. Jalan-jalan dulu.”
Kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mengklaim bisa menang hingga 63 persen pada Pilpres 17 April 2019. Anggota Dewan Pengarah Badan Pemenangan Nasional (BPN) Fadli Zon memprediksi pasangan calon Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menang di kisaran 63 persen.
Hal itu diungkapkan Fadli berdasarkan survei internal mereka, yang menunjukkan Prabowo-Sandiaga sudah melewati pasangan calon nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin. "Kalau menurut saya sih prediksi kami, insya Allah kami menang 63 persen," kata Fadli saat ditemui di kantor Sekretariat Nasional (Seknas) Prabowo-Sandiaga, Jakarta Pusat, Selasa (12/2/2019).
Fadli pun menyindir pencitraan yang dilakukan Jokowi demi mendongkrak elektabilitasnya yang sudah mangkrak. Ia menilai, banyak janji Jokowi yang tak terealisasi sehingga tidak membantu elektabilitasnya, dan malah menimbulkan pencitraan. "Artinya, tidak ada capaian yang membuat rakyat ini menambah atau mengokohkan pilihannya karena janjinya enggak ditepati," ungkap Fadli.
"Seorang petahana itu biasanya bicara bahwa ini lho yang sudah saya lakukan, ini keberhasilan saya, tetapi klaim itu terlalu mudah dipatahkan, akhirnya menjadi gimmick-gimmick, pencitraan," lanjutnya.
Salah satu pencitraan yang disindir Fadli adalah ketika Presiden Jokowi dan keluarganya jalan-jalan di Kebun Raya Bogor, pada Desember 2018 silam. Fadli pun menyinggung bahwa pencitraan tersebut tertuang dalam teori bernama photo operation. Menurutnya, teori tersebut muncul saat Pilpres di Amerika Serikat.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra tersebut menjelaskan, jika pencitraan dilakukan sesuai teori, maka akan ada dampak atau citra yang terbentuk. Kendati demikian, Fadli menilai, pencitraan keluarga harmonis Jokowi justru terkesan brutal karena perancangnya tidak memahami teori tersebut.
"Di pilpres Amerika itu memang ada teorinya, namanya photo ops, memang dia sengaja berikan pencitraan untuk dapatkan impact tertentu bahwa kita ini memang keluarga harmonis. Itu dibikin rapih, ini (Jokowi) dibikin pencitraan brutal karena tidak mengerti teorinya," terangnya.
Debat II
Waktu: 17 Februari 2019
Media: RCTI, JTV, MNC TV, dan INews TV
Lokasi: Hotel Sultan
Tema: Energi, pangan, infrastruktur, sumber daya alam, lingkungan hidup
Peserta: Calon presiden
=========