Tanggapi Tulisan Tentang Rocky Gerung, Stefi Rengkuan : Bukan Tanpa Kritik
Stefi Rengkuan, anggota pengurus Perhimpunan Intelektual Kawanua Global (PIKG) turut memberikan pendapat soal Rocky Gerung.
Penulis: | Editor: Chintya Rantung
Tanggapi Tulisan Tentang Rocky Gerung, Stefi Rengkuan : Bukan Tanpa Kritik
Laporan Wartawan Tribun Manado David Manewus
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO- Stefi Rengkuan, anggota pengurus Perhimpunan Intelektual Kawanua Global (PIKG) turut memberikan pendapat soal Rocky Gerung. Apalagi soal pernyataan kontroversialnya tentang Kitab Suci adalah fiksi.
Ia lalu menanggapi broadcast atas nama Fitrah Ilhami, tertanggal 11 April 2018. Di situ dijelaskan beda fiksi dan fiktif
"Lepas dari kontroversi gelar akademis Bung Rocky, jelas posisi dari si penulis yakni setuju dan membela bahkan menyanjung. Penulis yang memakai rujukan-rujukan dari Alquran dan berpikir benar saja pernyataan bahwa Kitab Suci adalah fiksi. Benarkah demikian?," katanya melalui aplikasi Whatsapp, Jumat (8/2/2019).
Baca: Millenial Safety Road Festival Bantu Warga Tertib Berlalu Lintas
Ia mengatakan temannya yang Muslim lebih banyak yang tak setuju, sebagaimana Akbar Faisal. Sayang menurut Stefi, Akbar tak meneruskan argumennya, mungkin terlanjur terlena dengan retorika menawan dari Rocky.
"Padahal jelas orang Muslim mengalami here and now, hic et nunc, perlindungan Allah dalam ziarah menuju akhir zaman. Justru tugas manusia beriman adalah di dunia ini! Membaharui dunia ini dari segala kemungkaran dan berbuat segala kebajikan dan perintah-perintah Tuhan Bukan nanti di akhir zaman seperti yang diajarkan dan dibayangkan," ujarnya.
Baca: Yasti Beberkan Alasan Pemindahan RKUD Bolmong
Surga atau masa depan baginya adalah konsekuensi dari apa yang sudah diperbuat sebagai orang beriman selama berziarah di dunia, Orang Muslim awam saja katanya pasti bisa lebih pas menerangkan fakta keberimanan ini tentunya.
"Maaf mungkin saya keliru menangkap ajaran peziarahan umat Muslim," ujarnya.
Baca: Kapolresta Manado Anak Sekolah Turun dari Mobil
Ia mengatakan sebagai pembaca Alkitab dan terus berusaha merenungkan dan melaksanakan setiap Firman yang tertulis itu, ia jadi berpikir benarkah Alkitab itu fiksi,
"Apa maksudnya dan sejauh mana daya imajinasi manusia itu diarahkan ke masa depan?," ujarnya.
Ia mengatakan dengan penjelasan penulis tentang makna fiksi itu saja, sudah jelas menurutnya bagi orang beriman yang imannya bersumber dari Kitab Suci Alkitab: pernyataan Rocky tersebut memang tidak sepenuhnya salah, tapi bukan tanpa kritik.
Baca: Begini Modus Tersangka Curanik di Bitung yang Ditembak Polisi
"Kata fiksi sendiri jelas mengandung arti imajinasi, sesuatu yang belum jelas entah di masa lalu dan masa depan. Kitab Suci adalah fiksi, sama hanya dengan Kisah Mahabrata, sebenarnya dari sisi jenis dan bentuk sastra literer, pernyataan itu hanya menyangkut kebenaran sebagian saja alias tidak lengkap. Karena Alkitab itu terdiri dari tulisan-tulisan atau buku yang beragam jenisnya. Ada kisah-kisah, ada sastra kebijaksanaan, hukum, ibadat, syair, perumpamaan , dan seterusnya sampai jenis sastra injil dengan pelbagai bentuk dan kaidahnya, Ada surat-surat. Dan ada nubuatan dan apokaliptik," ujarnya.
Ia mengatakan mungkin terkait eskatologi atau pengetahuan akhir zaman, kitab-kitab yang tergolong nubuat dan apakoliptik terutama bisa membantu umat beriman merumuskan dan menghayati masa depan. Itupun tidak lepas dari inti ajaran dalam Kitab Suci secara keseluruhan.
Baca: Orang Terdekat Syahrini Bocorkan Tanggal Pernikahan Incess dan Reino Barack: Tinggal Hitung Hari!
"Dibedakan juga ramalan masa depan bukanlah nubuat. Nubuatan lebih pada pernyataan bahwa rencana janji dan karya Allah pasti terlaksana. Maka daya pikiran atau energi spekulatif dan niat baik keilahian tentang masa depan belum tentu adalah nubuatan. Kalau ramalan baginya masih boleh.