Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Apa itu Cap Go Meh ?

Hari raya Cap Go Meh juga mempunyai istilah lain walaupun agak kurang populer, yaitu hari raya "tingcia" (perayaan lampu) .

Editor:
Finneke Walojan
Hiasan lampion pada Klenteng 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Hari terakhir dari serangkaian hari raya tahun baru Imlek (lunar) di kota emoy dan sekitarnya, serta ibukota kabupaten Congciuhu Provinsi Hokkian terkenal dengan istilah Cap Go Meh.

Istilah ini kemudian menjadi populer di kawasan asia tenggara, karena orang daerah propinsi hokkian tersebut banyak yang mengembara kemari sejak lebih dari 200 tahun yang lampau.

Maka istilah ini pun kemudian terbawa dan meluas sebagai nama pesta tahun baru yang bersifat kalendaris di Indonesia.

Hari raya Cap Go Meh juga mempunyai istilah lain walaupun agak kurang populer, yaitu hari raya "tingcia" (perayaan lampu) .

Namun pesta Cap Go Meh ini lebih terkenal sebagai pesta lampu. Di pulau jawa terkenal dengan nama "pesta lampu teng".

Sedangkan orang belanda memberi nama Lantaren Feest dan sering juga diberi nama indah "lampionen feest".

Disamping itu Cap Go Meh pun masih mempunyai nama lain yaitu "goan siau" dan juga dinamakan "siong goan" dan "kiat kae".

Ketiga istilah ini merupakan istilah agama paleo oriental yang bersifat kosmogonis.

Istilah Cap Go Meh lebih menekankan pada tanggal 15, sedangkan goan siau lebih menekankan pada " bulan perdana" atau "malam bulan perdana" dan kiat kae lebih menekankan pada waktu pembabaran.

Menurut esiklopedia K'angshi, huruf goan berarti kekuatan besar langit dan bumi (Tuhan) yang menciptakan semua makhluk hidup.

Atau dengan perkataan lain asal mula semua wujud. Maka hari raya tahun baru imlek itu secara keseluruhan merupakan hari raya goan, yaitu goan matahari, goan permulaan dan goan rembulan dan juga merupakan hari besar siong goan "sam kae" ( penguasa alam langit, tanah dan air).

Terutama hari itu adalah hari raya Tuhan Allah yang telah selesai membuka pintu langit yang mula-mula gelap menjadi cerah, maka selesailah penerangan untuk satu hari, yaitu siang diberikan penerangan mentari, sedangkan malam diberikan penerangan rembulan.

Adapun kiat kae berarti pembabaran alam semesta. Kiat berarti "pembabaran" dan Kae artinya "alam atau jagad raya", adalah menunjukkan kegiatan perwujudan baru kosmogonik yang berarti satu kegiatan awal mula yang sedang kembali dari permulaanny atau dengan perkataan lain perbaikan kembali waktu primodial yang murni, terjadi pada saat kejadian yang merupakan ritual untuk membangun jagad baru yang teratur, tertib, dan damai.

Bahwa kiat kae pada dasarnya adalah pertunjukkan kembali kegiatan kosmogonik yang dapat dilihat dari ritual, pembacaan ayat-ayat suci, prosesi maupun liturgi, dan sifat upacara yang ditampilkan pada saat itu.

Ringkasnya kiat kae adalah " saat pembabaran alam dalam keadaan tengah menitis".

Halaman
12
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved