Warga Sulut Korban TPPO
Polsek Bandara Sam Ratulangi Manado Ungkap Modus yang Digunakan Warga Sulut Supaya Lolos ke Kamboja
Polsek Bandara Sam Ratulangi Manado Ungkap Modus yang Digunakan Warga Sulut yang ke Kamboja
Penulis: Indry Panigoro | Editor: Indry Panigoro
Polisi juga akan meningkatkan pengawasan di area bandara, termasuk terminal, pintu keluar, dan area lainnya yang rentan dijadikan tempat untuk melakukan perdagangan orang.
Polsek Bandara Sam Ratulangi juga bekerja sama dengan lembaga lain seperti BP3MI untuk memastikan bahwa tidak ada praktik perdagangan orang yang terjadi di bandara.
"Kita juga menggunakan teknologi seperti CCTV dan sistem identifikasi biometrik untuk memantau dan mendeteksi potensi ancaman perdagangan orang," tutup Kapolsek.
Baca juga: Sulut Zona Merah TPPO ke Kamboja, Polsek Bandara Sam Ratulangi Perketat Awasi Penumpang Mencurigakan

Polsek Bandara Perketat Pengawasan
Upaya pencegahan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di Bandara Sam Ratulangi Manado Sulawesi Utara (Sulut) kini semakin diperketat.
Kanit Reskrim Polsek Bandara Sam Ratulangi, Aipda Sandy Pratama, mengungkapkan saat ini sudah ada instruksi langsung dari Gubernur Sulawesi Utara, Yulius Selvanus Komaling, untuk membentuk tim khusus.
Tim gabungan ini bertugas mengawasi, memeriksa, dan mengedukasi calon penumpang yang dicurigai akan berangkat secara ilegal ke luar negeri, khususnya ke Kamboja, Thailand, dan Myanmar.
Aipda Sandy menegaskan tim ini sangat penting mengingat banyaknya warga yang tergoda tanpa menyadari risiko besar, seperti kekerasan dan penipuan.
“Jadi nantinya akan ada tempat khusus di bandara yang dijaga oleh tim gabungan. Tugasnya melakukan pengawasan, pemeriksaan, hingga edukasi kepada calon penumpang yang dicurigai akan berangkat bekerja secara ilegal ke luar negeri,” jelas Sandy, Senin (8/9/2025) di ruang Reskrim Polsek Bandara Sam Ratulangi Manado.
Tim khusus ini akan melibatkan unsur keamanan bandara, BP3MI, petugas imigrasi, polisi, serta lembaga terkait lainnya.
Menurut Kanit, pembentukan tim ini sangat penting mengingat masih banyaknya warga Sulut yang tergoda iming-iming bekerja di luar negeri, terutama di Kamboja, Thailand dan Myanmar, tanpa mengetahui risiko besar yang menanti.
“Korban bisa saja mengalami kekerasan, penipuan, bahkan masuk dalam jeratan sindikat perdagangan orang. Karena itu, kami terus melakukan pencegahan sedini mungkin,” tegasnya.
Dengan adanya tim khusus ini, diharapkan bandara dapat menjadi garda terdepan dalam melindungi warga Sulut dari ancaman perdagangan orang.
Sebelumnya 14 warga Sulut kembali dicegat Polsek Bandara Sam Ratulangi Manado Senin 8 September 2025 saat hendak berangkat ke Thailand dan Kamboja.
Dalam proses interogasi, ada yang mengaku berangkat diam-diam tanpa izin suami, ada yang meninggalkan anak pada orang tua, bahkan ada yang berangkat bersama pasangan dengan keyakinan akan sukses di negeri orang.
Banyak dari calon korban ini memiliki alasan yang menyentuh. Salah satunya adalah Bubid (36), warga Manado dan merupakan seorang bidan lulusan D3 yang tergiur gaji Rp 16,5 juta setelah bertahun-tahun kesulitan mencari pekerjaan layak. Dalam pengakuan Bubid, ia mengaku di Manado hanya digaji Rp 700 ribu per bulan.
Upaya Pencegahan TPPO, 3 Warga Sulut Calon PMI Diamankan Polisi di Bandara Sam Ratulangi |
![]() |
---|
Bukan Cuma KTP, Ternyata Ini Berkas Harus Dilengkapi Warga Sulut Jika Mau Kerja Resmi di Luar Negeri |
![]() |
---|
Benarkah Ada Jalur VIP Line untuk Loloskan Warga Sulut ke Kamboja? Begini Kata Imigrasi Manado |
![]() |
---|
Ramai Warga Sulut Pergi ke Kamboja, Disnakertrans Sebut Bukan Tak Ada Lowongan Kerja Tapi karena Ini |
![]() |
---|
Anggota DPRD Sulut Sebut Syarat Kerja di Sulawesi Utara Diskriminatif: Kuasai 5 Elemen Harus Dihapus |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.