Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Warga Sulut Korban TPPO

Eks Pekerja Love Scam di Kamboja Sebut Ada Warga Sulut yang Tipu Bos Batu Bara Rp 120 M: Jago Merayu

Ko sampai berhasil menipu Rp 120 miliar dari bos batu bara di Provinsi Kalimantan. Dan mendapatkan komisi Rp 12 miliar.

Penulis: Indry Panigoro | Editor: Indry Panigoro
Kolase foto Chat GPT AI/Siswa PKL SMK Negeri 5 Manado/Briliant Lompoliu
SCAM LOVE: Ilustrasi warga Sulut jadi pekerja love scam di Kamboja dan infografis pola penipuan yang dilakukan. Seorang warga Sulut disebut mampu menipu seorang bos batu bara di Kalimantan hingga Rp120 miliar 

Kehebatan Ko membuatnya dihormati, bahkan dijadikan tameng oleh rekan-rekannya agar terhindar dari penyiksaan di Kamboja.

Kata IT, Ko bukan hanya dikenal sebagai aktor love scam, tapi juga menjadi tameng bagi teman-temannya. Setiap bulan, capaian finansialnya selalu melebihi target dari yang seharusnya per orang Rp 4 miliar perbulan, tapi capaian Ko pribadi justru berkali-kali lipat.

Sehingga beban yang seharusnya ditanggung banyak orang sering kali Ko pikul sendiri. 

Karena pencapaian Ko itu, rekan-rekannya asal Sulut juga beberapa kali terbebas dari kemarahan bos, penyiksaan berupa setrum hingga ancaman dijual ke perusahaan lain dengan target finansial yang lebih tinggi.

Ironisnya, meski selamat dari kekerasan, gaji IT dan warga Sulut lainnya tetap tak pernah dibayarkan karena tak pernah mencapai target finansial.

“Kalau tidak ada Ko, mungkin sudah lama kami disiksa leader,” ucap IT.

Di luar lingkungan perusahaan love scam, Ko juga dikenal sosok yang baik dan suka menolong.

Dalam sebuah wawancara ekslusif dengan Tribun Manado beberapa waktu lalu, LT kakak Ko mengungkap tabiat adiknya.

Selama 1 tahun bekerja di Kamboja, Ko kata LT kerap mengirim uang untuk keluarga dan teman teman-temannya di Sulut.

Ia bahkan sering menyumbang ke panti dan ke rumah ibadah.

Kata LT lagi Ko juga merupakan sosok yang peduli dan sayang pada orangtua, bahkan ia juga sering kirim uang ke panti asuhan dan gereja.

Sebelum ditemukan meninggal, Ko ternyata sudah berencana pulang ke Indonesia. Dan seharusnya sesuai rencana, 1 Januari 2025, ia sudah berada di Minahasa Utara.

"Waktu itu tanggal 31 Desember 2024 malam Ko telepon mama dan bilang Ma ta somo pulang," kata LT.

Namun naas, Ko ditemukan meninggal dunia di tepi jalan salah satu wilayah di Kamboja, Kamis 2 Januari 2025.

Sementara itu, rekan IT yang enggan menyebut namanya menuturkan, saat ditemukan Ko sudah duduk di lantai. Ia dan teman-temannya langsung menghubungi kepolisian pada pukul dua dini hari waktu setempat. Namun, polisi baru datang tiga jam kemudian, sekitar pukul lima pagi. Hingga kini, pemerintah Kamboja disebut enggan membuka rekaman CCTV di lokasi kejadian.

Sumber: Tribun Manado
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved